•
•
•
•
Pagi mulai tiba matahari bersinar menembus gorden sebuah kamar luas yang berantakan membangunkan seorang pria manis.
"Huh...apa yang terjadi" batin pekah.
Ia hendak bergerak namun..
"A-ahk...a-apa ini..." Lenguh pekah saat merasakan ada sesuatu di dalam perut nya.
Seketika ia pun sadar karena ada seorang pria tampan yang sedang tidur sambil memeluknya dari belakang membuat wajah nya memerah mengingat kejadian gila semalam.
Soviet terbangun dan melihat wajah pekah yang memerah.
"Sudah bangun..hm?" Ucap Soviet
"Ck lepaskan aku! Keluar kan benda itu!" Bentak pekah
Soviet hanya tersenyum smirk lalu memeluk nya lebih erat hingga miliknya masuk lebih dalam.
"A-ahk...s-sov..."desah pekah
"Kenapa..?" Tanya Soviet jahil
"Keluarkan...."pinta pekah
"Tidak...dia masih betah di dalam sana" ucap Soviet yang membuat pekah berkaca kaca.
"E-eh..." Soviet
"Hiks.... keluar kan..." Pinta pekah dengan Iskan
"Kenapa..?" Tanya jahil Soviet
"Sakit bego-!" Tegas pekah membuat Soviet kesal, dia membalikkan tubuh pekah dan menindih nya hingga miliknya tertancap lebih dalam membuat pekah meringis.
"Masih mau bicara seperti itu?" Tanya Soviet berbisik di telinga pekah
"Ti-tidak..." Pekah kali ini patuh karena takut.
"Good boy" ucap Soviet lalu mengeluarkan miliknya perlahan agar tak membuat yang di bawah kesakitan.
Pekah menggeleng nafas lega, dia hendak duduk dan saat bergerak bangun pinggang nya terasa sakit.
"Ssshh....awwh.." ringis pekah
"Ahahaha....ututu...sini aku gendong" ucap Soviet lalu menggendong pekah ala bridal style.
"Mau mandi kan? Mandi bareng ya.." ucap Soviet yang di tolak pekah.
"Tidak...aku sendiri saja" tolak pekah
"No penolakan" ucap Soviet yang akhirnya pekah pasrah karena tubuhnya juga sakit.
*Skip setelah mandi
Soviet membawa pekah yang tampak lemas di, bagaimana tidak? Soviet malah melakukan itu lagi tapi hanya 2 ronde karena pekah merengek minta berhenti.
Dia membantu pekah memakai pakaian nya.
Pakaian pekah over size karena itu milik Soviet yang tubuh nya jauh lebih besar dari pekah.