MTS : Episode 1

288 21 1
                                    

Langit masih tampak abu-abu ketika Judy Anselmo berdiri di depan gerbang SMA barunya. Kaki Judy terasa berat, seolah ragu untuk melangkah ke dalam dunia yang benar-benar asing baginya. Dibelakangnya, keramaian siswa yang baru saja tiba membuatnya semakin gugup. Ini adalah hari pertama MOS, dan Judy sama sekali tidak tahu apa yang harus dia harapkan.

"Jud!" sebuah suara yang sangat familiar memanggilnya. Judy menoleh cepat, dan senyumnya mengembang saat melihat sosok yang tak asing baginya.

"Cleo!" Judy berseru, dengan cepat melangkah mendekati sahabatnya. Cleo Santana, yang selalu tampil ceria dan percaya diri, terlihat santai dengan seragam barunya yang sudah sedikit dimodifikasi agar lebih stylish.

"Lama banget lo nyampe, gue kira lo udah kabur," canda Cleo sambil menepuk bahu Judy. "Gimana, siap dihajar sama kakak OSIS?"

Judy tersenyum kecut. "Gue sih udah siap mental, tapi tetep aja deg-degan. Serius, ini semua kayak mimpi buruk."

Cleo terkekeh kecil. "Ah, lo terlalu mikirin semuanya, Jud. Biasa aja, gak bakal seberat itu kok. Lagian, MOS gini cuma formalitas doang."

Meski Cleo mencoba menenangkan, Judy tetap tidak bisa menghilangkan rasa cemasnya. Mereka berjalan berdampingan melewati halaman sekolah, menuju aula besar tempat semua siswa baru dikumpulkan. Judy merasa seperti ditelan oleh lautan orang, dan kecemasan itu semakin kuat.

"Gue gak kenal siapa-siapa di sini, Cleo. Gue kayak alien," keluh Judy sambil memeluk buku di dadanya.

"Lah, ada gue, kan? Santai aja. Eh, ngomong-ngomong, kita satu kelas, tau," Cleo menyenggol lengan Judy dengan bahunya.

Judy menoleh kaget. "Serius? Gimana lo tau?"

"Gue udah liat daftar kelas. Nama lo di situ, sama gue juga," jawab Cleo dengan senyum lebar. "Jadi, gak usah khawatir sendirian."

Hati Judy sedikit lega mendengar itu. Setidaknya ada Cleo, satu-satunya orang yang dia kenal di sekolah ini. Namun, perasaan canggung itu belum sepenuhnya hilang.

Mereka berdua akhirnya tiba di aula. Di dalam, semua siswa baru duduk di kursi yang berderet rapi. Cleo langsung menarik Judy untuk duduk di salah satu barisan tengah.

"Nih, duduk sini," Cleo menunjuk kursi kosong di sebelahnya. "Gue gak mau duduk di belakang. Pasti gak kedengeran kalo kita duduk jauh-jauh."

Judy mengikuti tanpa banyak protes, meskipun dia sebenarnya lebih suka duduk di belakang dan bersembunyi dari pandangan orang lain. Namun, tepat saat mereka duduk, seorang pemuda lain tiba-tiba duduk di kursi kosong di sebelah Judy. Wajahnya tampak tenang, rambut hitamnya sedikit berantakan tapi terlihat alami.

"Eh, itu bukan tempat lo, kan?" tanya Cleo dengan nada bercanda sambil menatap pemuda itu.

"Gue gak ngerebut tempat siapa-siapa, kok," jawab pemuda itu santai, tanpa menoleh sedikitpun.

Cleo menatapnya lebih dekat, lalu terkekeh. "Oh, Hizel. Ternyata lo juga satu kelas sama kita."

Judy menoleh perlahan, memperhatikan sosok di sebelahnya yang baru saja dipanggil Hizel. Wajah Hizel memang tenang, tapi sorot matanya tajam dan sedikit dingin. Dia terlihat seperti tipe orang yang tidak suka berbasa-basi.

Hizel akhirnya menoleh ke arah Cleo, dan tanpa ekspresi dia menjawab, "Ya, kita sekelas."

Judy merasa semakin canggung. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan, dan Hizel tampak seperti orang yang tidak tertarik untuk mengobrol. Cleo, sebaliknya, terlihat senang.

"Jadi, Hizel, lo udah kenal siapa aja di kelas?" tanya Cleo, mencoba mencairkan suasana.

Hizel mengangkat bahu. "Gak terlalu peduli. Gue di sini cuma buat sekolah, gak buat sosialisasi."

My Two Senior's || JaemRenSung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang