MTS : Episode 4

138 18 1
                                    

Menurut perspektif Jade dan Rendy.

Hari pertama MOS dimulai dengan suasana yang penuh semangat di antara para anggota OSIS, termasuk Rendy dan Jade. Mereka berdua telah bersiap menjalani peran masing-masing, tapi ada satu hal yang terus berada di benak mereka sejak awal-Judy.

Judy bukanlah anak yang terlalu mencolok. Wajahnya cantik, tapi sikapnya pemalu, tidak seperti siswa lain yang sering berusaha menarik perhatian. Namun, itulah yang membuat Judy menarik bagi mereka berdua. Rendy dan Jade, tanpa sepatah kata pun, menyadari ketertarikan yang sama terhadap Judy.

"Lo liat dia, Ren?" tanya Jade dengan nada datar, sembari matanya melirik Judy yang tengah berkumpul dengan teman-temannya.

Rendy mengangguk sambil tersenyum kecil. "Iya, dia beda."

Mereka tak pernah mendiskusikan secara langsung tentang perasaan mereka terhadap Judy, tapi keduanya tahu betul-mereka menyukai anak baru itu. Bukan hanya karena penampilannya yang cantik, tapi juga kepribadiannya yang terlihat tenang dan tulus. Di saat anak-anak lain sibuk mencoba menarik perhatian para senior, Judy justru tampak lebih sibuk dengan dirinya sendiri.

Meskipun ada sedikit ketegangan di antara mereka, baik Rendy maupun Jade tahu bahwa ini bukan pertama kalinya mereka berada di posisi seperti ini. Mereka sudah berteman lama, bahkan sebelum menjadi anggota OSIS, dan mereka punya cara untuk menyelesaikan situasi semacam ini.

"Kita bisa atur ini," ujar Jade sambil melipat tangannya di dada. "Kayak biasa."

Rendy menatap Jade dengan senyum penuh makna. "Gue udah tau lo bakal bilang gitu. Kita bagi tugas?"

Jade mengangguk. "Lo yang bikin dia nyaman di awal. Gue bakal masuk belakangan, bikin kesan yang lebih kuat."

Rendy terkekeh. "Jadi, lo mau gue jadi 'pembuka jalan' dulu?"

"Kurang lebih," balas Jade santai. "Lo emang lebih gampang buat bikin orang lain nyaman. Gue bakal pastiin setelah itu, dia gak bisa lupain gue."

Rencana mereka sederhana tapi efektif. Ini bukan pertama kalinya mereka berdua menyukai orang yang sama, tapi alih-alih berkompetisi, mereka belajar untuk bekerja sama. Mereka tahu bahwa jika keduanya mendekati Judy dengan cara yang tepat, tidak akan ada masalah. Mereka bisa berbagi, seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

---

Hari pertama MOS berjalan lancar. Rendy mengambil peran utama dalam memastikan Judy merasa nyaman. Dia menyapa Judy dengan senyum hangat, sering kali mendekatinya tanpa membuat anak itu merasa canggung.

"Lo udah betah di sini, Jud?" tanya Rendy ketika mereka sedang beristirahat di sela-sela kegiatan.

Judy, yang masih terlihat gugup, tersenyum kecil. "Iya, Kak. Gue mulai bisa ngikutin, sih. Cuma masih agak tegang aja."

Rendy tertawa pelan, menepuk pundak Judy dengan lembut. "Santai aja. Gue juga dulu ngerasa kayak gitu pas MOS. Nanti lo bakal kebiasa kok."

Mendengar itu, Judy merasa sedikit lega. Kehadiran Rendy yang tenang membuatnya merasa aman, dan dia mulai terbuka sedikit demi sedikit. Sepanjang hari pertama, Rendy terus memastikan bahwa Judy merasa didukung, tanpa pernah menunjukkan ketertarikan yang terlalu jelas. Dia tahu, ini baru awal. Jade akan mengambil alih pada waktunya.

---

Hari kedua, giliran Jade yang mulai menunjukkan dirinya lebih banyak di sekitar Judy. Tanpa disadari Judy, Jade mengatur agar mereka sering berada dalam satu kegiatan kelompok. Meskipun Jade terkenal dengan sikap dinginnya, dia tahu kapan harus lebih terbuka.

"Judy," panggil Jade saat mereka sedang dalam kegiatan berkelompok, "gimana pengalaman MOS lo sejauh ini?"

Judy tampak kaget mendengar Jade yang tiba-tiba mengajaknya bicara. "Oh, eh... baik, Kak. Gue lumayan menikmati."

My Two Senior's || JaemRenSung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang