Part 1

258 31 2
                                    

*JEGUK HIGH SCHOOL, Kelas 3-1*

Nilai 95 tertera jelas dikertas ulangan milik seorang gadis bernama Kim Jiwon. Jika lumrahnya seseorang akan senang kala mendapatkan nilai segitu dikertas ulangan matematika mereka, namun lain halnya dengan Jiwon. Ia malah menatap kosong secarik kertas yang ada ditangannya.

“Kau dapat berapa? Wah, 95!” Pekik Jieun heboh yang membuat seisi kelas mengerubungi Jiwon bagai semut menemukan gula. Berbagai pujian dan decakan kagum diberikan untuk Jiwon.

“Wah, lagi-lagi kau mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Tapi sebenarnya aku tak heran. Kim Jiwon selalu menjadi nomor satu.” Puji salah seorang teman sekelas Jiwon. Jiwon tersenyum kecil. Wajah gadis itu tidak menunjukkan kebahagiaan sebagaimana mestinya. Dengan cemas Jiwon menoleh kebelakang, tepatnya ke meja yang ada dibarisan paling belakang.

DEG!

Jantung Jiwon mencelos saat tatapan matanya bertumbukan dengan sepasang mata nan dingin dan mengintimidasi milik kekasihnya, Oh Sehun. Jiwon menelan salivanya dengan susah payah. Ini gawat! Benar-benar gawat!

***

“Bukankah aku sudah tegaskan bahwa nilaimu tidak boleh lebih dariku? Mencoba membangkang, hah?!”

Jiwon menunduk diam. Seperti yang sudah diperkirakannya, Sehun marah besar. Lelaki itu tidak terima jika nilai Jiwon melebihi nilainya. Lelaki berwajah dingin itu bahkan pernah menegaskan bahwa ia tidak suka dikalahkan oleh siapapun, apalagi Jiwon yang notaben adalah kekasihnya. Ia juga mengancam Jiwon untuk menurunkan nilainya. Awalnya Jiwon tidak terlalu peduli, akan tetapi Sehun kerap bersikap kasar kala keinginannya tidak dipenuhi. Bahkan pria itu tidak segan-segan untuk bermain tangan.

Jiwon bukannya tidak bisa melawan. Tapi ia memang tidak berusaha untuk melawan. Keadaan keluarganya yang membuat dia harus bertahan. Kedua orangtuanya bergantung hidup pada kedua orangtua Sehun. Perusahaan ayah Jiwon mengalami kerugian yang mengakibatkan mereka terlilit hutang yang besar dan terancam gulung tikar. Disaat kelam itu keluarga Sehun datang dan memberikan bantuan layaknya angin surga yang berhembus di Gurun Sahara. Sejak itu keluarga Jiwon terikat dengan keluarga Sehun. Pernah sekali Jiwon memutuskan Sehun, dan ternyata itu amat sangat berdampak bagi kedua orangtuanya yang tiba-tiba saja tidak mendapat pinjaman dari keluarga Oh. Dari situ Jiwon belajar bahwa tidak ada yang dapat dilakukannya selain diam dan mengalah.

“KENAPA DIAM?!” Sehun mengguncangkan tubuh Jiwon. Mata pria itu menyalang marah. “Apa aku kurang jelas memberitahumu, hah? Kau ingin merendahkanku didepan anak-anak kelas?  Dasar tidak tahu terima kasih!”

“Maaf.” Ucap Jiwon lirih, nyaris berupa bisikan. Sehun memandangnya tajam. “Kau pacarku, dan kau harus mengikuti semua keinginanku. Terlebih kau tahukan apa yang bisa kulakukan pada keluargamu?” Pria itu tersenyum sinis, membuat jantung Jiwon semakin berdebar kencang.

“Maaf…” Lagi-lagi hanya itu yang bisa ia katakan.

Sehun menghela napas kasar. “Kali ini kumaafkan. Ulangan Kimia besok, kau tahu apa yang harus kau lakukan, bukan?” Tanya Sehun yang dibalas dengan anggukan pelan dari Jiwon. “Aku mengerti. Kau tidak perlu khawatir.”

***

Rumah mewah itu terlihat lengang dan begitu hampa. Seorang pria berwajah tampan tengah duduk dimeja makan seorang diri. Ia mengunyah makannya dengan malas. Jika bukan karena perutnya yang sudah berdemo ingin minta asupan makanan, pria itu lebih memilih untuk menyendiri di kamarnya, berkutat dengan setumpuk tugas kuliahnya.

Pria yang bernama lengkap Kim Soohyun itu memang sudah terbiasa sendiri, tepatnya semenjak ia masih dibangku sekolah dasar. Suatu kejadian kelam seketika merubah kehidupan pria itu 360 derajat. Karena sesuatu yang bukan murni kesalahannya, Soohyun yang saat itu masih kecil harus rela kehilangan kasih sayang kedua orangtuanya dan dijauhi oleh orang-orang. Semua orang membencinya. Semua orang menyalahkannya atas perbuatan yang tidak pernah ia lakukan. Bahkan sang ibu lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya daripada harus tinggal seatap dengan Soohyun.

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang