Siete (7)

86 57 11
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa vote dan komen yaww!!

"Di balik setiap garis dan lengkungan simbol ini, tersembunyi rahasia yang hanya dapat diungkap oleh mereka yang berani melangkah ke dalam kegelapan."

Ace




Ace

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Aku..." suara Ace terputus, seakan sesuatu menahan kata-katanya. Dia menarik napas dalam-dalam, matanya tidak beralih dari simbol-simbol aneh yang terukir di halaman-halaman buku tua di depannya. Cahaya lampu neon dari dapur memantul di kaca jendela besar, menciptakan bayangan yang bergeser dan seolah hidup di dinding putih apartemen mereka. "Aku belum sepenuhnya mengerti arti simbol-simbol ini, tapi ada sesuatu... sesuatu yang disembunyikan di baliknya. Ini mungkin petunjuk yang kita cari."

Tatapan Ace semakin tajam, penuh dengan kegelisahan yang mendidih. "Marry, apa kamu juga merasa ada sesuatu yang aneh? Seperti... ada sesuatu yang mengintai kita dari balik simbol-simbol ini?"

Marry, berdiri di sampingnya, merapatkan tubuhnya sendiri dengan pelukan cemas. Tangan-tangannya sedikit bergetar. "Aku merasakannya, Ace. Tapi aku tidak tahu apa itu. Mungkin... kita terlalu fokus pada simbol-simbol ini, melewatkan sesuatu yang lebih jelas."

Ace mengangguk pelan, matanya tetap terpaku pada halaman-halaman itu. "Aku juga berpikir begitu, tapi ada sesuatu di sini, Marry. Sesuatu yang besar. Seolah-olah simbol ini adalah kunci... tapi untuk apa?"

Marry menggigit bibirnya, pikirannya berputar. "Mungkin ini ada hubungannya dengan dokumen yang kubawa tadi? Aku merasakan ada sesuatu yang menghubungkan keduanya, tapi aku tidak yakin."

Tanpa menunggu jawaban, Marry bergerak cepat menuju tas kulit hitamnya yang tergeletak di sofa. Tangannya bergetar saat ia merogoh ke dalamnya, napasnya terdengar semakin berat. "Aku harus memeriksa dokumen-dokumen ini lagi. Pasti ada sesuatu yang kita lewatkan."

"Marry, tunggu!" panggil Ace. "Apa kamu yakin dokumen-dokumen itu sama dengan yang ada di buku ini? Aku tidak ingin kita mengabaikan sesuatu hanya karena kita terlalu terburu-buru."

"Entahlah, Ace." Suara Marry penuh kecemasan. "Aku hanya punya firasat... ada sesuatu di antara keduanya. Aku harap aku tidak salah."

Marry akhirnya menemukan dokumen yang dicarinya dan mulai membolak-balik halaman dengan cepat. "Ace, lihat ini!" Seru Marry, menyerahkan tumpukan kertas kepadanya.

Ace menerimanya, matanya melebar saat ia mulai melihat kemiripan yang mengejutkan antara simbol-simbol di buku dan dokumen-dokumen itu. "Ini... sama persis," gumamnya, suaranya berat oleh keterkejutan. "Simbol-simbol ini identik dengan yang ada di buku."

Marry menatap simbol-simbol itu, lalu mendekati Ace. "Jadi ini bukan kebetulan. Tapi kenapa mereka muncul di dua tempat yang berbeda?"

Ace menggelengkan kepala, kebingungan menguasai pikirannya. "Aku tidak tahu, tapi lihat ini," katanya, menunjuk catatan kecil di sudut dokumen. "Ada tulisan kecil di sini."

Marry membungkuk, mencoba membaca catatan itu. "Apa yang tertulis?"

Ace membaca dengan suara pelan, hampir berbisik. "'Kunci terletak pada yang tersembunyi di tempat yang tak terlihat.'"

Marry menelan ludah, merasakan perasaan tidak nyaman merayapi dirinya. "Apa maksudnya? Apakah ini petunjuk lokasi sesuatu yang tersembunyi? Atau sesuatu yang lebih... dalam?"

"Entahlah," jawab Ace, matanya masih tertuju pada kata-kata itu. "Tapi kita harus mencari tahu. Mungkin ini petunjuk terakhir."

Marry mengusap dahinya, merasa semakin tertekan. "Tapi kita sudah memeriksa seluruh apartemen. Apa mungkin kita melewatkan sesuatu?"

"Belum semuanya," jawab Ace dengan tegas. "Mungkin ada bagian yang tersembunyi. Sesuatu yang harus kita temukan dari dokumen ini."

Marry menatapnya, ragu-ragu. "Apakah kita benar-benar bisa menemukan sesuatu? Bagaimana jika semua ini hanya... ilusi?"

Tatapan Ace berubah, dipenuhi tekad. "Aku yakin ada sesuatu di sini, Marry. Kita tidak bisa menyerah sekarang. Jika kita melewatkan petunjuk penting ini, kita mungkin tidak akan pernah memecahkan misteri ini."

Marry mengangguk perlahan, meski kekhawatiran masih tergambar di wajahnya. "Baiklah, kita cari lagi. Tapi kali ini lebih hati-hati."

Mereka berdua mulai memeriksa apartemen dengan lebih teliti. Setiap sudut, setiap celah diperiksa dengan saksama. Ace mencari di balik furnitur, di bawah karpet, sementara Marry terus membolak-balik dokumen, mencoba mencari petunjuk yang mungkin terlewatkan.

Setelah beberapa lama, Marry berhenti dan memandang Ace dengan tatapan penuh keyakinan. "Ace, aku menemukan sesuatu. Di balik rak buku ini, ada sesuatu yang aneh."

Ace mendekat, memeriksa lebih dekat. Ternyata ada panel kecil yang hampir tidak terlihat di dinding di belakang rak buku. "Ini... kita tidak pernah menyadarinya sebelumnya," bisik Ace dengan nada heran.

Dengan tangan gemetar, Marry membuka panel itu. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak kecil yang tampak kuno dan berdebu. "Jadi ini yang tersembunyi," gumam Marry, penuh rasa ingin tahu. "Akhirnya kita menemukan sesuatu."

Ace membuka kotak kecil itu dengan hati-hati, di dalamnya terdapat kunci tua yang terbuat dari logam gelap serta selembar catatan kecil. Ace membaca catatan itu perlahan, "'Dengan kunci ini, kamu akan menemukan jalan menuju kebenaran.'"

Marry memandang Ace dengan penuh harapan. "Ini mungkin kunci untuk memecahkan semuanya."

Ace mengangguk, tekad kembali menguat di dalam dirinya. "Ini baru permulaan. Masih ada banyak misteri yang harus kita pecahkan, tapi sekarang kita berada di jalur yang benar."

Ace dan Marry berdiri diam di depan kotak kecil itu, masih terguncang oleh apa yang baru saja mereka temukan. Kunci kuno di tangan Ace terasa dingin, namun bobotnya seakan jauh lebih berat daripada yang seharusnya. Ia memutar-mutar kunci itu di jemarinya, matanya tidak lepas dari catatan kecil yang terbaring di dalam kotak.

"Kunci ini pasti membuka sesuatu, tapi apa?" Ace bergumam, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Marry.

"Kita harus menemukan apa yang bisa dibuka oleh kunci itu, Ace," Marry menegaskan, tatapannya masih terpaku pada kunci tersebut. "Kalau tidak, kita mungkin akan terjebak di lingkaran misteri ini selamanya."

Ace berdiri, lalu meletakkan kunci itu di atas meja. "Satu hal yang pasti, simbol-simbol ini bukan kebetulan. Mereka menunjukkan ke sesuatu. Tapi... ke mana?"

















Ahahahah makin gajelas yaa? sama aku juga ngerasa ga nyambung wkwkw jangan lupa sambil dengerin musiknya, biar dapat aja sih feel-nya










***********
To be continued
Dilarang plagiat karya murni hasil pemikiran sendiri.

Il Riflesso Oscuro (Ongoing)Where stories live. Discover now