Aku udah simpen di tags ya kalau ini mpreg dan drama. Mari kita anggap sejenak perhaluan ini kalau hubungan sesama jenis dan male pregnan itu seperti kaum mayoritas 🙏🤗
New character unlock!! Won Taemin as Daniel
Enjoy~~
.
.
.
Di sebuah resto, seorang lelaki manis dalam balutan busana kerjanya tidak berhenti memamerkan senyumnya. Bagaimana tidak, kemarin-kemarin Ia direpotkan bekerja paruh waktu siang dan malam karena susah mencari satu pekerjaan yang dirasanya cocok. Entah gaji, tempat bekerja, skill, dan yang paling menyedihkan latar belakang pendidikannya, yang hanya D3.
Kevin.
Jaman sekarang, untuk Sarjana saja begitu sulit mencari pekerjaan karena saking menjamurnya, apalagi hanya Diploma Tiga. Mungkin saja Kevin bisa melanjutkan ke jenjang Sarjana itu jika tidak harus menikah.
Sudahlah. Yang terpenting sekarang Ia sudah mendapat pekerjaan baru yang benar-benar dirasanya nyaman dan tepat.
“Kak Niel, terima kasih banyak sudah membantu.” ujarnya senang pada lawan bicara di seberang meja makan.
“Iya Kevin,” jawab lawan bicaranya sembari menyeruput minuman Americano nya. Berkat sedikit bantuan Daniel yang memiliki kenalan di tempat kerja tersebut, Ia tidak perlu kerja part time dan kesulitan lagi. “Senang bisa membantu. Itu juga berkat kamu sendiri, Kevin. Training satu minggu kemarin berjalan baik ya karena kamu mampu, akhirnya diterima.” Yang dipanggilnya Niel tersenyum lembut.
Pipi Kevin merona, lelaki di hadapannya sekarang pernah menjadi sosok idamannya, tetangga Kevin dulu sewaktu masih tinggal bersama orang tuanya. Mereka memang akrab apalagi saat masa-masa Kevin kehilangan orang tuanya, tapi sempat hilang kontak karena hidup Kevin terpusat pada kehidupan barunya –yang Ia kira akan berujung bahagia-, bersama Arsen dan keluarga kemudian.
Rupanya Kevin masih beruntung bisa kembali bertemu Daniel di kota ini. Dan terasa lebih dekat. Memang Daniel dengan segala kedewasaannya membuat Kevin merasa dilindungi.
“Terus gimana nih pendapat kamu tentang tempat kerja baru nya?”
Kevin kembali dari lamunannya. “Seru banget, Kak.” Sahutnya. Tatapannya menerawang. “Staff guru dan pegawainya ramah. Aku juga suka anak-anaknya. Mereka lucu dan menggemaskan.”
“Nah, syukurlah. Kalau gitu good luck ya untuk pekerjaan barunya.”
.
.
Naluri, kata hati, insting, semua itu ketepatannya terbukti.
Sebab setelah resmi diangkat menjadi salah satu tenaga pendidik di sebuah kindergarten ternama, Kevin lebih bersemangat bekerja hari ini menunjukkan dedikasinya. Bisa dikatakan penampilannya terlalu muda untuk ukuran sebagai tenaga pendidik, umurnya sendiri tiga tahun sebelum penghujung kepala dua. Celana panjang kecoklatan, dipadu dengan kemeja batik motif sederhana namun terlihat modern. Rambutnya di sisir rapi dengan sapuan Make Up simple untuk menutupi under eye nya yang sedikit terlihat. Dengan begitu, Kevin lantas mendapat predikat guru termuda di tempatnya bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Takdir Kita Yang Tulis
FanfictionPerasaan sangsi itu membludak ketika Ia sudah tidak sanggup lagi menahan segala rasa sakit, luka itu ditorehkan secara sadar dan meninggalkan bekas dari suaminya sendiri. Oh apakah masih bisa disebut suami, kalau laki-laki itu sama sekali tidak bisa...