5. Menuju korea

54 9 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Jasmine akhirnya tiba. Dengan semangat yang menggebu, dia menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, didampingi oleh ibunya dan sahabatnya, Sekar, yang tidak pernah jauh darinya. Di dalam mobil, mereka tertawa dan berbagi cerita, mencoba mengusir rasa gugup yang mengendap di hati Jasmine. Perasaan campur aduk itu akan segera berakhir ketika dia menginjakkan kakinya di Seoul, kota yang selalu dijadikannya impian.

Setelah perjalanan yang dipenuhi tawa, mereka tiba di bandara. Keramaian dan hiruk-pikuk penumpang lain membuat Jasmine merasa berdiri di tengah dunia baru. Namun, rasa antusiasme itu sedikit tersaingi oleh ketegangan saat mereka harus menunggu sekitar satu jam untuk boarding pass. Jasmine berusaha melemaskan otot-ototnya yang tegang dengan menggenggam tangan Sekar.

“Jasmine, jangan khawatir. Ini adalah langkah besar dalam hidupmu. Kamu akan baik-baik saja,” Sekar berusaha menghibur sambil menghimpitkan bahunya pada Jasmine.

Jasmine hanya tersenyum. Dia tahu Sekar benar. Momen ini bukan hanya perjalanan ke luar negeri; ini adalah momen untuk menemukan dirinya sendiri. Sesaat kemudian, suara pengumuman menggema di dalam terminal.

“Selamat pagi, para penumpang yang terhormat, kami informasikan sesaat lagi penerbangan pesawat 10xx tujuan Bandara Internasional Seoul, akan berangkat dalam waktu 10 menit lagi. Bagi para penumpang harap mengecek sekali lagi barang bawaan Anda. Terima kasih.”

Jasmine merasakan detak jantungnya meningkat. Waktunya telah tiba! Namun, di samping rasa excitement itu, ada rasa sedih yang tak terbantahkan. Ini adalah saat perpisahan bersama ibunya, yang telah menjadi pendukung terbesarnya selama ini.

Tanpa pikir panjang, Jasmine segera memeluk ibunya erat-erat, seolah ingin mengukir setiap detak jantung ibunya dalam ingatannya. “Ibu, terima kasih atas segalanya. Saya akan merindukan Ibu,” ucap Jasmine dengan suara bergetar.

“Ibu juga akan merindukanmu, Nak. Tetapi ingat, jaga dirimu baik-baik dan jangan lupa untuk mengirim kabar ya!” jawab ibunya sambil menahan air matanya.

Sekar menyusul merangkul mereka berdua, menciptakan satu pelukan hangat yang penuh cinta. Momen tersebut seakan menjadi simbol dari semua kenangan indah yang mereka bagi selama ini.

Setelah momen haru itu berlalu, Jasmine melangkah ke gerbang keberangkatan dengan hati yang penuh harapan dan langkah yang mantap. Dia tahu, di Seoul, banyak hal baru menantinya. Dan meski terpisah jarak, dia berjanji untuk selalu membawa cinta dan semangat ibunya di setiap langkahnya.

Perjalanan kali ini membutuhkan waktu sekitar 7 jam 20 menit untuk sampai dikorea, dan selama dipesawat Jasmine melihat nilai uang yang ada pada rekeningnya, setiap 4 jam sekali, uang terus masuk dan keluar, hingga kini uangnya sudah mencapai triliunan dollar. Kini dia tidak perlu khawatir akan kekurangan uang.

.
.
.
.
.


S

esampainya di Korea Selatan, Jasmine merasakan keramaian dan kesibukan yang energik. Setelah menunggu cukup lama, taksi yang dipesan pun tiba.

“Dengan nona Jasmine?” tanya supir taksi.

“Iya,” jawabnya sambil bergegas masuk ke dalam mobil.

“Kita mau kemana, nona?”

“Tolong! Ke apartemen Blue Sky di Dangsan-dong.”

“Baik, nona.” Supir pun segera menjalankan mobil. Selama perjalanan, Jasmine terpesona oleh gedung-gedung menjulang yang berkilau dalam cahaya malam, pemandangan yang mengundang decak kagum.

Tak butuh waktu lama, mobil berhenti di depan gedung Blue Sky, sebuah apartemen kelas menengah yang tampak nyaman. Setelah merapikan barang-barang dan mandi, Jasmine langsung tidur pulas, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Pikirannya melayang, membayangkan semua tantangan yang menanti di hari esok. Dengan hati yang penuh harapan, dia berdoa semoga pekerjaannya untuk hari berikutnya berjalan lancar.

.....

BERSAMBUNG...

Jangan lupa vote dan follow akun mimin ya guys!!!

System Super IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang