9

255 36 6
                                    

Dua bulan kemudian

Jennie duduk di samping ranjang Rose yang belum membuka mata semenjak dua bulan koma, dia sudah dipindahkan ke ruang VVIP. Lili tidak mau bicara pada eonnie nya terutama Jennie, ia masih kecewa dan menyalahkan eonnie nya itu karena adiknya koma. Lili juga lebih sering melamun dan diam saja, tidak ada kecerian di wajahnya sebentar lagi si kembar akan berulang tahun yang ke empat tahun.

"Rosie, kapan kamu akan bangun, eonnie sangat merindukan mu," ujar Jennie lirih

"Ayo bangun sayang, apa kamu tidak mau uyyu sama Nini?"

Jennie menunduk air matanya mengalir.

Ceklek

Pintu terbuka terlihat eonnie dan adiknya juga sahabat serta kekasih nya datang. Mereka masuk ke dalam mendekati Jennie yang menangis.

"Jennie, kenapa menangis?" tanya Irene

"Eonnie, kapan Rosie bangun hiks? Gue kangen hiks" Irene memeluk Jennie dengan mengelus punggung adiknya.

Lili hanya diam melihat eonnie nya menangis, ada rasa kasihan terhadap eonnie nya itu.

"Sabar Jen, Chae pasti bangun,"

Jennie mengangguk pelan, ia berhenti menangis kemudian melihat kearah Lili yang diam saja.

"Lili, maafin eonnie," Mohon Jennie lirih

Lili menggeleng tanda tidak mau.

"Ade batal aafin talo dede na ade angun agi," ucap Lili datar

Jennie hanya bisa menghela nafas dan mengalah karena memang ini salahnya. Lili berjalan menuju ranjang adiknya, Irene langsung mengangkat tubuh berisi adiknya mendudukkan di atas ranjang.

"Dede tapan angun? Ade lindu dede Chie," kata Lili mengusap pipi tirus adiknya

"Baby sabar ya, pasti dedek bangun," ucap Irene lembut

Lili mengabaikan Irene, ia menncium pipi adiknya kemudian berbaring disamping Rose memeluk tubuh adiknya. Perlahan lahan air mata mengalir di pipi Lili, hatinya berdenyut sakit, ia berharap adiknya segera membuka mata.

"Dede hiks, ade tecepian talo nda ada dede hiks, angan tindalin ade ya, Mommy, Daddy angan awa dede Chie, ade cayang cama dede hiks," tangis Lili

"Baby jangan nangis ya, do'ain dedek nya cepat bangun dan dedek Chae nggak bakal ninggalin adek," kata Irene meneteskan air mata

Lili terus menangis terisak sambil memeluk adiknya, mereka ikut menangis karena sedih.

Huaaa.. Huaaa..

Tangis menggema di dalam ruangan karena Rose sadar dari koma dengan menangis. Lili yang terkejut langsung duduk disamping adiknya.

"Dede akhil na angun hiks, angan nanih dede," Ucap Lili tersenyum senang menghapus air mata adiknya.

"Mom-my huaa" kata Rose terbata-bata

Mereka terkejut sekaligus senang mendengar adiknya bicara, begitu juga dengan Lili.

"Dede tudah bica bicala, Chu nie cepat pelikca dede na, angan angan otak dede Chie belgecel mata na bica bicala," Pekik Lili heboh

Mereka ternganga mendengar perkataan Lili, Jisoo segera memeriksa adiknya, Lili menggenggam tangan Rose dan mencium pipi adiknya yang masih menangis.

Huaaa... Huaaa..

Tangisan Rose semakin menjadi karena dicium cium oleh Lili.

"Adek jangan cium terus dedek nya, makin nangis adiknya," Kata Yerim

Malaikat KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang