10

294 34 4
                                    

Malam ini suasana ruang rawat sudah ada Irene bersama adik adiknya. Lili tampak asyik bermain boneka dengan kembaran nya, Rose tertawa mendengar candaan Lili membuat para eonnie line tersenyum.

"Wah adek sama dedek asyik banget main boneka nya, eonnie boleh ikutan nggak?" Yerim duduk di kursi samping ranjang Rose.

"Boleh api eonnie nda oleh cium dede na ade," ucap Lili membuat Yerim ternganga

"Adek, dedek Chaeng juga adik eonnie ya.. Enak aja nggak boleh cium,"

"Yim nie talo mau cium dede haluh telatil eclim, boneta beluang, chiten, " kata Lili menatap Eonnie nya yang terkejut

"Yaaakk, kenapa begitu adek?" tanya Yerim cemberut

"Iya talna cium cium pipi dede na ade mahal, nda boleh cembalangan," jawab Lili.

Mereka tertawa mendengar perkataan adiknya, Rose pun tertawa. Yerim semakin cemberut dan merengek pada Lili agar di izinkan mencium pipi Rose.

"Adek boleh ya eonnie cium pipi Chaeng, boleh ya" rengek Yerim menggoyang kan tangan adiknya.

"Nda oleh, haluh pate cyalat tadi," kekeh Lili.

"Baik lah, eonnie akan berikan syaratnya," Pasrah Yerim

Lili mengangguk pelan kemudian mengizinkan Yerim mencium adiknya.

Cup

Cup

Cup

Yerim mencium wajah Rose terus menerus membuat adiknya lemas hingga dia berontak dan menangis.

Huaaa..

"YELIM NIE BITIN ANA ATU NANIH! DACAL NATAL!

" YAKK KIM YERIM!"

Yerim tertawa ngakak melihat wajah memerah adiknya yang menangis kejer tentu membuat eonnie nya marah.

"Aduh eonnie, ampun eonnie" ringis Yerim saat telinganya di jewer oleh Irene

"Jahil banget, bikin adik lu nangis," suara dingin eonnie nya

Yerim nyengir lalu duduk disamping Wendy yang geleng-geleng kepala. Lili sedang membujuk adiknya diam.

"Cup cup cayang, angan nanih ya, cini Eomma peyu," bujuk Lili memeluk Rose yang terisak pelan

Eonnie nya cuma bisa tercengang mendengar perkataan adiknya. Rose pun membalas pelukan Lili kemudian mendusel di tubuh Lili yang kaget namun terkekeh pelan.

"Ana Eomma au uyyu ya, cebental eomma pandil Mommy dulu bial tacih uyyu.. Eomma nda ada uyyu,"bisik Lili

" Mommy Nini, dede na au uyyu, tacih cepat ana atu uyyu, "

"Astaga Lili, kamu mau jadi Eomma?" tanya Lisa mendekati adiknya

"Nee Lica nie, ade au jadi Eomma buat dede,"canda Lili terkekeh melepas pelukan adiknya karena Jennie sudah berada di samping ranjang.

Lisa menggendong adiknya sambil mencium pipi Lili dengan gemas. Mereka hanya geleng kepala mendengar candaan adiknya, Jennie sudah berada di ranjang Rose memberikan asi.

" Rosie, cepat sembuh ya, eonnie sangat menyayangi mu," gumam Jennie memeluk adiknya

Rose melepas uyyu menatap wajah Jennie dari bawah, dia memegang wajah eonnie nya hingga Jennie menatap adiknya. Rose tampak ingin bicara kepada Jennie.

"Te-li-ma-ta-cih cu-dah mau ja-di Mom-my, Nini eon-nie, ma-af tu-dah lepotin, dede jan-ji ngga ba-tal cu-cahin Nini lagi," kata Rose terbata bata dengan mata berkaca kaca menahan sakit.

Jennie menggeleng pelan, air mata mengalir menolak apa yang dikatakan adiknya itu. Rose menghapus air mata eonnie nya itu dengan lembut.

"Ja-ngan na-nih, dede ngga cu-ta liat Mom na-nih, dede ca-yang Mom-my"

"Stop Rosie, jangan bicara lagi. Eonnie mohon hiks" Jennie menangis terisak karena melihat adiknya yang terus menahan sakit.

Rose mengangguk. Dia memeluk Jennie erat kembali menyusu pada eonnie nya, Jennie mengusap pipi nya kemudian mencium pipi adiknya itu.

"Dengar Rosie, eonnie tidak pernah merasa di repotkan oleh mu, eonnie menjadi Mommy untuk mu sebagai pengganti Mommy yang pergi." tutur Jennie lembut di angguk oleh Rose.

Lili sedang meminum dot susu yang di bawa oleh Irene dari rumah, terlihat Lili tidur di pangkuan eonnie nya itu. Lisa sudah selesai sekolah nya, dia sudah tamat SMA dan sebentar lagi akan kuliah sedangkan Jennie magang di perusahaan Irene. Jisoo masih magang di rumah sakit sudah 4 bulan sebentar lagi dia akan mulai menyusun skripsi untuk wisuda, Yerim sudah kelas 3 SMA.

"Lisa, besok kamu jagain Chaeng dan Lili di rumah sakit tapi malam ini bawa Lili pulang, kasihan kalau dia disini, biar Eonnie dan Jisoo dan Jennie menjaga Chaeng, " kata Irene

"Iya eonnie, Seulgi eonnie harus istirahat sudah beberapa hari selalu dirumah sakit menjaga Chaeng," ujar Lisa menoleh kearah Seulgi

"Nee Lisa-yaa, eonnie akan pulang bersama kalian," sahut Seulgi.

Ceklek

Pintu terbuka terlihat Sean datang ke ruang rawat untuk membesuk Rose dan ada paper bag serta parcel buah.

"Sean, silahkan duduk," suruh Wendy

"Nee, gomawo nuna," Sean duduk disamping Wendy

"Ini gue bawa buah dan cake untuk kalian,"

Dia meletakkan di meja, diterima oleh Jisoo sambil mengeluarkan cake itu. Sean melihat Jennie yang membelakangi mereka, Sean mengerti bahwa kekasih nya itu sedang menyusui adiknya.

Jennie melepas kan puting dari mulut Rose dan mengancingkan baju, dia perlahan melepas pelukan adiknya setelah itu ia turun dari kasur.

"Hai hubby," sapa Jennie tersenyum

"Hai sayang, baru selesai ya?" tanya Sean

"Iya"

Mereka pun bercerita cerita tentang kuliah dan apa pun itu.

"Nuna, gue boleh bawa Jennie sebentar nggak?" tanya Sean

"Memang lu mau bawa Jennie kemana?" tanya Seulgi

"Ke taman rumah sakit nuna, ada yang mau gue bicarain sama Jennie," jawab Sean

Mereka pun mengangguk, Jennie pun beranjak dari duduk berjalan menuju pintu ruang rawat.

"Jangan lama lama Jen, Sean" kata Jisoo

Keduanya mengangguk kemudian pergi keluar ruang rawat inap itu, mereka hanya diam dan kembali berbicara serta bercanda bersama.

Votement

See you 🌹👋

Malaikat KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang