bertemu

6 1 0
                                    


bertemu lagi kitaa hehe
selamat membaca💗





















Pagi di rumah Natasya terasa sedikit canggung, terutama dengan kehadiran sang ayah yang jarang berada di rumah.

"pagi ma, pa." sapa Natasya dengan nada tak biasa, sementara ibunya, Diana, mencoba mencairkan suasana.

"Aca mau sarapan apa, Nak?" tanya Diana dengan lembut, berusaha menghindari konflik pagi itu.

Natasya duduk di meja makan, menatap ibunya sejenak sebelum menjawab, "Apa aja, Ma, yang penting ada susu cokelat." Dia berusaha bersikap biasa, meski hatinya penuh dengan kekesalan yang tak terucapkan.

Ryan mencoba untuk mencairkan suasana, "Bagaimana sekolahmu ca?" Namun, Natasyaa hanya mengangkat bahu, jelas tidak tertarik membicarakannya.

Di dalam hatinya, Natasya merasa jenuh dengan situasi yang selalu sama setiap kali ayahnya ada di rumah-canggung, penuh pertanyaan, dan selalu diakhiri dengan kekecewaan. Meski begitu, dia menyimpan perasaan itu rapat-rapat, tidak ingin menambah masalah di pagi hari yang sudah cukup berat.

Diana, yang menyadari ketegangan itu, mencoba menenangkan.

"Aca, nanti kalau ada waktu, kita bisa pergi belanja bersama, gimana? udah lama lo kita gak quality time bareng."

Mendengar itu, Natasyaa sedikit melunak. Dia mengangguk perlahan, menyetujui tawaran ibunya.

"Oke, Ma, kita pergi sore aja ya, sehabis aca pulang sekolah," jawabnya pelan.

Ryan tersenyum tipis, senang melihat sedikit kedamaian antara istri dan putrinya, meski tahu bahwa hubungan mereka masih jauh dari sempurna. Namun, untuk pagi ini, itu sudah cukup baginya.

"Berangkat bareng papa," ajakan Ryan, berharap sedikit kedekatan dengan anaknya yang semakin menjauh. Dulu, mereka sangat dekat, tetapi semenjak SMP, hubungan mereka semakin renggang setelah Ryan melarang Natasya keluar rumah, bahkan untuk bermain dengan Tania sahabatnya.

"Ga deh, Aca berangkat sama Tania aja," jawab Natasyaa dengan nada dingin, sebelum berpaling dan melangkah pergi begitu saja.

Ryan berdiri di sana, menatap punggung Natasyaa dengan rasa sedih dan penyesalan. Dia merasa gagal dalam menjalani perannya sebagai ayah, melihat betapa jarangnya mereka berbicara dan betapa jauh anaknya dari dirinya. Dia tahu bahwa larangan yang pernah diberikannya mungkin telah menciptakan jarak yang besar di antara mereka, dan sekarang, dia hanya bisa berharap untuk memperbaikinya, meski dengan cara yang terasa sia-sia.

Natasya menengok ke arah ibunya sejenak sebelum melanjutkan langkahnya, berusaha untuk fokus pada apa yang lebih penting baginya saat ini.Di dalam hatinya, Ryan merasa campur aduk antara harapan dan putus asa.

Dia hanya bisa berharap bahwa suatu saat nanti, Natasyaa akan mengerti betapa ia mencintainya dan berusaha keras untuk menjadi ayah yang lebih baik.

Natasyaa mengeluarkan handphone dari kantung seragamnya dan segera mengetik pesan untuk Tania.

Tanianjing

Natasyaa: p, gc.

Taniajing: Sabar ege, pake sepatu, rumah adep²an segala ngechat anjing. Kesini lo.

Natasyaa: Otw.

Natasyaa menekan tombol kirim dan memasukkan handphone-nya kembali ke dalam kantong. Dia menghela napas, merasa lega bisa pergi dari situasi canggung di rumahnya.

Gentala & Natasya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang