DH 03

72 10 2
                                    

"BIBUU!!! "

Dua anak kecil berlarian menghampiri Kana yang tengah duduk di Gazebo yang telah di sediakan oleh pihak sekolah.

"Astaga anak-anak. Kenapa berlarian seperti itu."

"Kami berdua merindukan Bibu."

Alex Pawat memeluk lutut Kana bersamaan.

"Manisnya,,"

"Hehehe.."

"Ayo kita pergi."

"Mm."

Kana menggandeng tangan putranya di kedua sisi tubuhnya menuju mobil yang terparkir di parkiran sekolah.

"Apa paman Bright tidak ikut menjemput kami? " Alex.

"Paman Bright sedang sibuk saat ini. Jadi hanya Bibu yang menjemput kalian berdua."

Kana membantu kedua putranya untuk duduk di car seat Baby mereka masing-masing.

"Apa kita sudah boleh pergi? "

"Ya!! Ayo kita pergi! " kompak keduanya yang seperti anak kembar.

Raut wajah riang begitu jelas terlihat di wajah Pawar dan Alex. Sepertinya hari ini mereka melewati hari yang menyenangkan.

"Apa di sekolah menyenangkan? "

"Sangat menyenangkan!! " antusias keduanya.

"Kami sudah memiliki teman baru. Dia anak yang baik dan manis." Alex menambahkan.

"Alex benar Bibu, namanya sangat lucu. Hihihi..." Pawat.

"Siapa nama anak itu."

"Coco." Suara Pawat yang seperti tengah malu-malu.

"Apa kalian menyukainya?? "

"Kami menyukainya Bibu."

"Ah! Anak-anak ini benar-benar seperti si penanam benih." Gumam Kana namun tak di dengar oleh Alex dan Pawat.

Tanpa Kana sadari ia melewati seseorang yang sejak keluar dari Restoran membuntuti dirinya.

"Kau begitu bahagia hingga melupakan ku."

Mata tajam yang seolah bisa menembus dada telanjang siapa pun yang ada di hadapannya.


...........^_^............

Seperti biasa, di cabang hotel Chiang Mai. Mew tengah memeriksa laporan pengunjung hotel beberapa bulan terakhir.

"Sing."

"Ya tuan."

"Apa kau mengetahui tentang keberadaan wanita sialan itu."

"Maafkan saya tuan. Saya tidak tau keberadaan Nyonya Bara setelah kami membuangnya di pulau terpencil. Sepertinya seseorang sudah mengetahui keberadaannya."

"Ah sial!! Saya rasa Joss sudah membawa wanita sialan itu pergi dan mengetahui rencana kita."

"Tapi maaf tuan, kenapa tuan masih mencari keberadaan Nyonya Bara."

Mew menatap Singto yang berdiri di hadapannya.

"Jelas saja saya mencari wanita itu. Jika saja dia kembali dan bicara pada Kana tentang siapa dirinya. Saya rasa rumah tangga saya akan hancur bersama Kana."

"Tapi tuan. Saya rasa saat ini Nyonya Bara sudah tiada. Buktinya saja selama hampir 7 tahun ini, dia tidak datang menunjukkan dirinya ke hadapan tuan."

"Semoga saja wanita itu mati membusuk dan hanya menyisakan tulang belulangnya saja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duri Hitam (Selir) || Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang