"Ingat janjimu, Jin." Ucap Jungkook setelah Jin menurunkannya di tempat tidur.
"Iya, baby. Kamu mau minta apa?" Sahut yang Jin yang langsung berbaring miring dan memeluk Jungkook begitu ia ikut merebahkan dirinya di atas ranjang.
Jungkook terdiam dan berpikir. "Ih, Jin. Jangan merabaku dulu. Biarkan aku berpikir sebentar."
"Hm...kau bisa sambil berpikir, baby." Sahut Jin tanpa menghentikan tangannya yang sedang membelai bokong Jungkook.
"Aku tidak bisa berpikir kalau tanganmu tidak berhenti." Ucap Jungkook.
Jin kemudian menarik tangannya dari bokong Jungkook. Ia lalu duduk dan membuka atasan baju tidurnya. Setelah itu, Jin kembali meraih Jungkook ke dalam pelukannya.
"Aku sudah memberimu waktu berpikir barusan."
"Terlalu cepat, Jin."
"Hm...." Jin mulai mengecup leher Jungkook.
"Ahh, Jin! Stopppp!"
"Baiklah...baiklah..." Jin berhenti mengecupi leher Jungkook. Ia lalu menaruh kepalanya di atas bantal.
Jin dan Jungkook berbaring miring. Wajah mereka saling berhadapan dalam jarak sangat dekat. Mereka bahkan bisa saling merasakan hembusan nafas satu sama lain. Jin menaruh sebelah tangannya di atas punggung Jungkook. Sebelah lagi dijulurkan ke samping, dijadikan sebagai bantal oleh Jungkook. Kakinya mengait bokong Jungkook dengan erat sehingga bagian bawah tubuh mereka saling berhimpitan.
"Jin."
"Hm?"
"1. Kau harus membukakan restoran untuk pacar WooWoo."
"Siapa WooWoo, sayang?"
"Temanku yang kau pukul itu!" Seru Jungkook kesal.
Jin tertawa kecil. "Mianhae. Aku cemburu, baby."
"Huh! Yeobo, kau jangan kebanyakan bergaul dengan Yoongi hyung. Bisa jadi pabo!" Seru Jungkook. Jari-jari tangannya bermain di dada telanjang Jin.
Jin tersenyum dalam hati karena Jungkook tanpa sadar memanggilnya yeobo.
"Hm. Kenapa aku harus membukakan restoran untuk pacar temanmu?"
"Yeobo, WooWoo itu kasihan sekali. Pacarnya harus bekerja di kapal pesiar untuk mengumpulkan uang. Dia bekerja di bagian dapur. Kata WooWoo, pacarnya pintar masak. Boleh ya, Yeobo? Uangmu kan banyak, Yeobo."
"Hm. Boleh, sayang. Anggap saja sebagai permintaan maafku karena telah memukulnya."
Telapak tangan Jin membelai punggung Jungkook dengan rasa sayang.
"2. Kau tidak boleh sembarangan menuduhku selingkuh lagi atau aku akan pulang ke rumah mommy. Biar kau jadi patung jomblo lagi."
"Arraseo, baby. Mianhae."
"3. Aahhh Jin! Berhenti menggerakkan pinggulmu!" Jerit Jungkook.
Jin tertawa pelan. "Iya, iya, baby." Jin mencubit pipi Jungkook lembut.
"Itu-mu menusukku." Ucap Jungkook cemberut.
"Dia kedinginan, baby." Bisik Jin.
"Kan sudah ditutupi selimut." Jungkook menunjuk selimut di atas badan mereka.
"Masih tetap kedinginan. Aku masukkan ya?"
"Tidak boleh! Kau harus memenuhi janjimu dulu."
"Hm. Baiklah."
"3. Jika sekali lagi kau sembarangan memukul orang, apalagi mengenaiku, aku kabur ke London dan tidak pulang lagi."
"Iya, sayang. Mianhae."
KAMU SEDANG MEMBACA
Here To Heart
FanfictionBagaimana jika Jungkook yang random dan gak jelas kelakuannya ketemu dengan Seokjin yang serius?..... #Jinkook #BXB