Bodoh

37 2 2
                                    

Selamat Membaca Readers (^_^)

  

"Han Daejung sejak awal hanya mempermainkan mu, sebelum berkencan denganmu, ia masih berpacaran dengan Jo Soeyeon."

"Mereka bahkan masih saling bertemu secara diam-diam, dan pergi berkencan di Jeju tanpa sepengetahuan mu. Aku sangat yakin, jika Daejung sering membatalkan janji denganmu itu karena dia lebih memilih untuk pergi dengan pacar yang sebenarnya".

"Selama ini ia tidak benar-benar serius menjalin hubungan denganmu. Dan jika kau berpikir bahwa ada orang ketiga didalam hubunganmu. Justru kau lah orang ketiga itu"

Kata-kata Sohye terngiang terus di kepala Yewon. Jika apa yang dikatakan Sohye itu benar, maka Yewon telah benar-benar tertipu oleh kata-kata manis Daejung, yang mengatakan cinta kepada Yewon, semua itu palsu. Jika itu benar, maka semua rasa gelisah, khawatir, ketakutan dan kecurigaan itu terungkap semua, bahwa Daejung adalah seorang penipu yang handal.

Semula Yewon tidak ingin berburuk sangka terhadap Daejung, namun kini ia harus benar-benar memastikan semua perkataan dan kecurigaan sahabatnya. Ia harus menemui Daejung hari ini juga.

Yewon berjalan menelusuri jalanan kota Seoul yang cukup ramai di siang hari, ini adalah saatnya makan siang. Maka ia tahu harus dimana ia akan bertemu dengan Daejung. Yewon bergerak pergi menuju kawasan Jongno, dengan mengunakan taksi transportasi yang tidak ia sukai namun ia butuh untuk mempercepat waktu. Dan ia sampai, di sebuah kafe bergaya tradisional. Yewon berjalan menuju pintu masuk kafe, namun belum sampai ia sudah melihat Daejung yang baru saja keluar dari kafe.

"Oppa...!!" panggil Yewon dengan suara cukup keras, dan itu membuat Daejung menoleh kearah Yewon.

Yewon berjalan mendekati Daejung yang berdiri ditempatnya bersama seorang pria berpakaian jas, dia pasti sekretarisnya. Yewon mengenalinya karena pria itu juga sekretaris ayahnya, maka apa yang dikatakan Sohye tentang ayah Yewon itu benar.

"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Daejung saat Yewon sampai dihadapannya, dengan tatapan yang tidak bersahabat.

Yewon melihat sedikit memar ditulang pipi kanannya, itu pasti adalah bekas luka pukul Jeno. "Aku datang untuk bertemu oppa" jawab Yewon sambil mencoba tersenyum.

"Maaf, aku tidak punya waktu. Aku harus kembali ke kantor" ujar Daejung berusaha menghindar, lalu mencoba bergerak kearah mobil.

"Kenapa oppa selalu tidak punya waktu untukku?" ucap Yewon cepat, menghentikan pergerakan Daejung.

"Bahkan hanya untuk satu jam saja oppa selalu tidak punya waktu untukku" imbuh Yewon kembali merasakan kesedihan dan kekecewaan.

Daejung melihat kearah Yewon dengan ekpresi dingin, tak langsung menjawab.

"Kenapa oppa? Bukankah aku tunanganmu?" air mata Yewon kembali mengembang di pelupuk matanya.

"Aku ingat, oppa pernah memintaku untuk mengerti bahwa kini oppa akan menjadi sangat sibuk setelah bekerja. Aku memahami itu. Tapi kenapa semakin hari oppa semakin tidak memiliki waktu untukku? Bahkan hanya untuk satu hari saja?" Yewon yang langsung berbicara pada intinya.

"Bahkan untuk tunanganmu sendiri?" Yewon menatap Daejung dengan air mata yang mengembang.

Daejung bergerak mendekati Yewon, menatap Yewon dengan tatapan dingin. "Kau sudah mengatakan apa yang kau ingin katakan. Sekarang giliranku mengatakan apa yang ingin aku katakan karena aku sudah tak ingin melakukan ini lebih lama lagi" ujar Daejung yang tak lagi berbicara manis.

Jantung Yewon berdebar sangat cepat, rasa takut menyelimuti relung hatiya membuat tubuhnya bergetar hebat. Ia takut mendengar apa yang akan dikatakan Daejung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hujan (Shine On You) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang