Prolog : Hujan Musim Panas

93 10 3
                                    


Terkadang ada hal-hal yang tak bisa sembuh.
Bahkan setelah waktunya usai.

Yewon berjalan dengan tubuh gemetar menuju gedung sebuah hotel mewah berbintang lima yang ada di tengah kota Seoul. Berjalan dibawah cerahnya sinar matahari di musim panas di kota Seoul, walau suasana hatinya yang sebenarnya diselubungi awan hitam. Detak jantungnya berdetak sangat cepat, oleh rasa gugup bercampur rasa kecewa dan sedih yang telah berkecamuk cukup lama di dalam hatinya.

Hatinya masih terluka, dan luka itu belum juga kering bahkan kini luka itu kembali menanar, setelah ia menerima sesuatu yang kembali merobek luka yang sedang ia obati. Rasa perihnya kini semakin menanar dan menjalar bak penyakit kanker yang menggerogoti organ tubuh lainnya. Rasa sakit hatinya seolah tak lagi bisa diobati.

Langkah Yewon terhenti sejenak, sesaat ketika ia telah sampai didepan hotel mewah itu. Ia menarik nafasnya panjang, sebelum kemudian melanjutkan langkah kakinya yang dibalut sepasang sepatu cantik berwarna krim, melangkah perlahan menuju aula hotel yang akan ia datangi.

Kakinya terus melangkah melewati pintu utama hotel, berjalan dengan menguatkan hatinya menuju aula hotel. Belum sampai ke pintu aula, langkah Yewon terhenti pada sebuah papan nama yang menuliskan nama dari pasangan pengantin yang akan menikah. Sebuah acara pernikahan yang akan di datangi Yewon hari ini.

Han Daejung - Jo Seoyeon.

Yewon membaca dua nama itu didalam hatinya yang terluka. Rasa perih itu kembali terasa dan pelupuk matanya yang kembali menanar, namun ia segera mencoba menahan airmatanya yang seperti akan memberontak keluar. Yewon menarik nafasnya panjang untuk mengendalikan emosinya, sebelum ia kembali melanjutkan tujuan utamanya hari ini.

Namun, tiba-tiba saja 2 orang pria bersetelan jas hitam mencegah dirinya yang bergerak menuju pintu aula. Lalu membawa dirinya kearah sisi barat bagian luar gedung hotel dengan sedikit memaksa hingga ia sempat menjadi tontonan para tamu undangan dan para tamu hotel.

"Lepaskan, aku juga tamu undangan" ujar Yewon yang mencoba melepaskan diri dari cengkraman 2 pria itu.

Dua pria yang biasa disebut bodyguard ini terus membawa Yewon tanpa banyak bicara, hingga mereka melepaskan Yewon yang telah menjauh dari kerumunan.

Setelah dua bodyguard melepaskan Yewon, terlihat seorang pria berpakaian setelan jas pengantin pria keluar dari pintu samping. Seorang pria bertubuh tinggi sekitar 180 centi dan memiliki paras wajah yang tampan berjalan bak seorang pangeran menghampiri Yewon.

Han Daejung, pria yang namanya tertulis di papan nama pengantin di dekat pintu masuk. Berjalan dengan wajah angkuh, menatap Yewon yang menggunakan gaun cantik sebatas bawah lutut berwarna jingga. Berdiri menatap Daejung sambil melawan gejolak emosinya dan airmatanya yang semakin memberontak di pelupuk matanya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Daejung menatap Yewon dengan angkuh. "Apa kau tak punya rasa malu?".

Yewon menarik nafasnya dalam, mencoba berdiri teguh menatap Daejung, laki-laki yang pernah berkata mencintai dirinya tapi ternyata hanya menipu Yewon semata.

"Aku memiliki undangan, kenapa aku harus merasa malu?" Yewon berusaha tetap tegar.

"Aku juga seorang tamu" Yewon menunjukkan kartu undangan miliknya.

Dengan cepat Daejung mengambil undangan dari tangan Yewon, hingga membuat Yewon sedikit terkejut. Daejung melihat undangan itu. Kang Yewon, nama yang ditujukan pada tamu yang diundang.

"Siapa yang memberikannya padamu?" tanya Daejung menatap Yewon tajam.

"Siapa lagi kalau bukan calon istrimu" jawab Yewon cepat.

Hujan (Shine On You) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang