03 - Saling Jahil (21+)

34.7K 154 11
                                    

"Honey! Ahh! Aku akan sampai, honey!"

William menatap datar Miranda yang ada di atas tubuhnya, tidak sampai 5 menit, wanita itu akan mencapai puncak kenikmatannya. Dia pun berpindah dari atas tubuh William, berbaring dengan menghadap ke arah William. "Aku sangat mengantuk, Honey. Aku tidur hm?"

"Ya,"

Setelah Miranda memejamkan mata, William mendudukkan dirinya. Di lihatnya sang jangkar yang masih tegak sempurna, dia mendesis tajam dalam hati, sialan! Selalu saja tak memuaskan, Miranda akan berhenti setelah wanita itu mendapat yang dia incar. Dia tak akan berusaha lagi membantu William tuntas.

William yang tengah dicecar birahi belum selesai mengumpat pelan, bayang-bayang bagaimana jangkarnya merasakan kehangatan mulut Shayna membuat jangkarnya kian meronta-ronta ingin kepuasan. William pun bangkit, menyabet kasar handuk yang langsung dia lilitkan ke pinggang.

William butuh air dingin untuk menyegarkan tenggelamkannya, karena kesegaran yang dia harapkan tak terlaksana, padahal sudah satu jam William di kamar Miranda. Segalanya hanya dipenuhi dengan obrolan tentang wanita itu yang menginginkan barang-barang branded dan meminta William untuk membayarkan semuanya.

Dari arah dapur, William mendengar suara senandung dari seseorang yang di kenalnya. Pria matang itu tersenyum tipis, "Shayna? Kamu belum tidur?"

Shayna menyingkir, saat William membuka pintu kulkas dan mengambil minuman dingin dari dalam. Shayna yang terdiam, terpaku melihat tubuh kekar William yang luar biasa indah di banding persepsinya selama ini.

"Shayna?"

Dengan kaku, Shayna menganggukkan kepalanya. Dia memalingkan wajah yang semula tampak sekali mengagumi betapa gagah tubuh pria matang itu, dan William yang melihatnya tersenyum kian tipis. Dia juga bisa jahil, dia ingin balas dendam mengerjai Shayna yang sudah mengerjainya.

"Aku belum tidur, Om tidak pulang?" Shayna mulai tersadar, dia mendekati William setelah menaruh gelas di atas meja. Dengan sengaja menipiskan jarak, anehnya, William tidak memundurkan tubuh, dia stuck di sana dengan tatapan lurus menatap ke arahnya.

"Menurutmu, bagusnya bagaimana? Saya sudah cukup lelah jika harus menyetir pulang,"

Shayna menyeringai, dia menggerakan tangannya meraba dada bidang William yang dipenuhi bulu-bulu di sana. Lalu, tangannya bergerak, membawa telapak tangan besar William berhenti di depan dada sintalnya.

"Lebih besar dadaku atau dada Mama?"

William mengulum senyum, dia semakin suka pada Shayna yang terang-terangan bertindak kian frontal. Semakin semangat meladeni kenakalan Shayna, William pun menguatkan cengkeraman telapak tangannya yang menciptakan remasan pada buah dada sintal Shayna. Shayna yang merasakan remasa demikian, menggigit bibir bawahnya dengan tatapan menggoda.

"Dadaku lebih sempurna di banding Mama kan, Om?"

William memiringkan kepala, dia sengaja ikut menipiskan jarak dengan remasan kian intens pada buah dada sintal calon anak tirinya. "Hm, sempurna." Bisiknya dengan lidah menjulur setelahnya, dia membasahi telinga Shayna. Ikut menggoda perempuan nakal tersebut.

Shayna yang merasa aksi menggodanya di beri lampu hijau, kini meraba-raba dada bidang William. Dia memajukan wajah, mengecup dada kiri lalu dada kanan William dengan bibirnya. William yang bertelanjang dada hanya mendesis dengan kepala mendongak, birahinya yang belum tuntas semakin meronta di perlakukan demikian oleh Shayna.

Simpanan Calon Suami Mama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang