chapter 6

309 21 4
                                    

2 hari telah berlalu setelah kejadian perih itu terjadi. rasanya sudah tak ingin lagi aku berharap kepada manusia. aku telah mencoba untuk melupakan indah dan memfokuskan diri ku ke kuliah, namun namanya orang masih bodoh dalam belajar mengikhlaskan, membuat ku masih saja terbayang bayang oleh senyuman itu, bukan senyuman yang sekarang tetapi senyuman yang berada di setiap sudut bandung itu. ingin rasanya tertawa di atas motor lagi seperti dahulu dengannya, tanpa harus memikirkan hal buruk yang akan datang kepada kami. di saat itu hanya ada aku, indah, dan motor tua yang menjadi saksi bisu kisah cinta kita dulu.

tak ada lagi yang istimewa di dalam hidup ku, tak ada lagi senyuman yang salalu berada di samping ku, tak ada lagi kisah romantis bandung itu. aku hanya pulang dari kuliah dengan perasaan hampa. tak ada lagi rasa istimewa yang selalu ku rasakan setiap pulang kuliah, tak ada dia dan tak ada lagi kenangan baru.

Aku sempat melirik kearah lemari ku. aku teringat tentang surat surat yang tak pernah sampai ke tangannya. suatu ide muncul di benak ku untuk mengirim surat itu kepadanya dan berharap keajaiban akan tiba tiba muncul.

"Do, lu lagi gabut gak?" Pandangan aldo yang dari tadi fokus ke handphonenya seketika terganggu dan menoleh kearah ku

"Hmm ya lumayan lah, napa emangnya?" Senyuman seketika tergambar di wajah ku yang membuat aldo bingung dan curiga

"Kok perasaan gua kagak enak ya?" Batin aldo

"Do, gua minta tolong anterin ini ke indah" Aku pun memberinya sebuah kotak yang agak gede berwarna pink dengan pita pink di atasnya, aldo terlihat penasaran dengan isinya. Ia tak henti memutar balik kan kotaknya

"Apaan nih?"

"Gausah kepo, itu juga bukan buat lo"

"Coquette bet nih kado"

"Gausah banyak bacot lu, do"

"Udah sana lu kasi ke indah"

"Dihh, lu kira gua kurir paket apa!?"

"Dan lu kira gua samsak?"

"Dih, mainnya ungkit ungkit masa lalu" Perkataan aldo barusan membuat daniel tertawa. Ia tau bahwa aldo masih saja merasa bersalah dengan kejadian 2 tahun yang lalu dan itu menjadi salah satu kelemahan aldo. mau tak mau aldo pun mengiyakan keinginan daniel dan pergi untuk menemui indah.

Di sisi lain indah masih memikirkan kejadian 2 hari yang lalu, membuatnya tak fokus berkerja. rasa bersalah perlahan mulai menghampirinya. Indah ingin sekali untuk meminta maaf kepada daniel, namun apa daya, gengsinya lebih gede.

Olla yang menyadari bahwa indah terlihat kesulitan untuk fokus dalam perkerjaannya tersebut membuatnya menjadi khawatir dengan keadaan mentalnya indah.

"Ndah, lu kenapa? dari tadi gua lihat lu bengong mulu" Lamunan indah pun langsung terpecahkan oleh olla

"Eh.. aku gapapa kok, la" Olla masih saja tak percaya dengan kata kata indah

"Heh kita ini berdua cewek, ndah. jadi kalo cewek bilang gapapa artinya no, gua lagi gapapa"

"Pasti lu lagi galauin tuh anak ui kan yang rada gelo ama lu, bukan rada lagi sih" Indah hanya bisa membuang nafas frustasi

"Gak, la. gua cuman lagi mikirin tagihan kosan gua ama gua makan apa besoknya"

"Yaelah anak kos abis dah"

"Uang gua udah menipis kayak tisu di bagi dua"

"Kalau yang kayak gitu sih gua kagak bisa bantu, ndah. Karna gua juga sama kayak lo"

"Yahh padahal pengen minta traktir ama lu"

"AKHIR BULAN, NDAH! jadi jangan berharap"

Seketika obrolan mereka terhenti di saat ada seseorang yang tiba tiba datang ke cafe tersebut. wajah yang sudah tak asing lagi bagi indah.

PDKT S2 (ONDAH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang