03 [18+]

139 16 10
                                    

.

.

.

.

.

Original: Shanty Agatha

Remake: Justsoms

.

.

.

.

.

Khaotung melirik First agak ketakutan ketika lelaki itu membelokkan mobilnya ke areal hotel berbintang lima. Lelaki itu sama sekali tak mengajaknya bicara. Dia menyetir mobil dengan tenang tetapi rahangnya menegang seperti menahan marah. Apakah lelaki itu akan berbuat kasar padanya untuk melampiaskan kemarahannya?

Tadi siang dia sudah menghina lelaki itu dan dia menyadari bahwa ego seorang lelaki sangat mudah terluka. Dia ketakutan kalau First akan melampiaskan kemarahannya dengan kasar, dia tidak pernah disentuh lelaki sebelumnya selain ciuman dan pelukan dari Podd yang tidak pernah melebihi batas.

Apakah dia harus memberitahu First kalau dia masih perawan? Lelaki itu dari awal sudah beranggapan dia murahan, bagaimana jika...

Khaotung terlonjak ketika pintu terbuka, ternyata First sudah keluar dari mobil dan membukakan pintu penumpang,

Lelaki itu mengernyit ketika melihat wajah Khaotung yang pucat pasi,

"Ayo", gumamnya kaku, dan meraih tangan Khaotung untuk membantunya keluar dari mobil.

Setelah First menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas hotel untuk diparkir, mereka berjalan bersisian memasuki lobby hotel yang sangat mewah.

Resepsionis hotel menerima mereka dengan ramah dan memberikan kartu kamar yang dipilih First, Bahkan di dalam liftpun mereka lewati dengan keheningan.

Kamar itu begitu luas dan sangat mewah sehingga Khaotung terpaku sambil terkagum-kagum akan keindahan interiornya. First hanya berdiri di sana menatapnya,

"Kau pasti belum makan, aku akan memesan makan malam di kamar", lalu lelaki itu melirik Khaotung dengan sinis, "sementara itu, kupersilahkan kau mandi duluan, badanmu basah, kau bisa mandi dengan air hangat."

"Ta...tapi, saya tidak membawa baju..."

First sengaja menatap Khaotung dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan begitu intens sehingga wajah Khaotung merah padam.

"Aku akan memesan pakaian di butik kenalanku, besok pagi pesanan akan diantarkan kemari. Bajumu yang basah letakkan ditempat yang disediakan di kamar mandi, petugas hotel akan mengambilnya untuk di laundry, sementara itu...." First sengaja menggantung kalimatnya dengan penuh arti, "Malam ini kau tak perlu repot-repot memikirkan baju, toh kau tak akan sempat mengenakannya"

Kalau wajah Khaotung bisa lebih merah padam lagi, itu akan menunjukkan betapa malunya dia dengan kata-kata vulgar First. Setelah menggumamkan beberapa kalimat tak jelas dengan gugup, Khaotung setengah berlari menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Khaotung merasa sedikit aman, disandarkannya punggungnya ke pintu dan dicobanya menarik napas dengan normal. Dia takut pada First, lelaki itu seperti seekor singa yang menemukan domba lemah, lalu memutuskan untuk bermain-main dengannya dulu sebelum memakannya.

Khaotung melangkah telanjang ke kamar mandi lalu menyiram tubuhnya yang letih dan kedinginan karena kehujanan dengan shower air panas, Setelah selesai mencuci rambutnya, Khaotung menyandarkan kepalanya di tembok dan membiarkan punggungnya yang pegal tersiram shower air hangat.

IntoxicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang