04 [18+]

140 15 5
                                    

.

.

.

.

.

Original: Shanty Agatha

Remake: Justsoms

.

.

.

.

.

"Kau benar-benar serius tentang ini First?", Neo bertanya saat First mempelajari salinan kontrak itu,

First mengangkat matanya dan menatap Neo, lalu menunjukkan kontrak itu, "Kau pikir aku tidak serius? Perjanjian ini senilai tujuh ratus ribu Baht man!"

"Aku tak habis pikir, kenapa seseorang sepertimu yang bisa mendapatkan wanita manapun yang kau mau, melakukan hal seperti ini demi seorang wanita? Wanita yang sangat murahan dan materialistis sehingga terang-terangan menjual dirinya padamu demi uang? Apa yang ada dipikiranmu Bos?"

Kening First berkerut tidak suka mendengar kata-kata Neo, meskipun dia tahu itu semua benar.

"Kau tahu bagaimana rasanya ketika melihat seorang perempuan, dan tiba-tiba seluruh tubuhmu menginginkannya?", First tersenyum melihat ekspresi skeptis Neo, tentu saja Neo tidak tahu, dia sendiri merasa aneh dengan perasaannya, "Yang pasti aku menginginkannya, dan aku masih belum bosan, tujuh ratus ribu tak ada artinya buatku."

"Tapi kau orang yang sangat pembosan, seminggu lagi kau pasti akan mencampakkannya, dan menyesali kontrak ini."

"Dan aku tetap akan merasa puas karena setidaknya aku tidak penasaran lagi", jawab First yakin.

Neo mengangkat bahu, "Aku tetap tidak setuju, tapi ini semua keputusanmu, serahkan kontrak pada wanita itu, pastikan dia tandatangan, beri salinannya, lalu serahkan yang asli padaku", Neo menyandarkan tubuhnya dikursi, "Miss. Khaotung ini, apakah aku pernah melihatnya sebelumnya?"

First menggeleng, "Dia hanya pegawai biasa, seorang supervisor lapangan, kau tidak mungkin pernah melihatnya", jawabnya tegas.

"Apakah dia gadis mungil dengan rambut sebahu dan wajah polos dan tatapan seperti anak kecil yang ada di area pameran mendampingi bosnya yang penjilat waktu itu?"

First langsung bersiaga, Kenapa Neo ingat pada Khaotung? Apakah Neo juga memperhatikan Khaotung? Apakah dia juga tertarik padanya? Insting posesifnya langsung menyeruak keluar,

Neo tertawa melihat tatapan tajam First, "Hey hey jangan menatapku seperti itu, aku memperhatikannya karena waktu itu kau memandangnya dengan begitu intens, tatapanmu seolah-olah tak bisa lepas darinya, seperti pemburu yang ingin melahap mangsanya", Neo mengangkat bahu, "Orang lain mungkin tak akan menyadarinya, tapi aku sudah mengenalmu sejak lama, dan aku tahu betapa intensnya kau jika sudah berkonsentrasi pada satu hal, malam itu kau kehilangan konsentrasimu, gadis itu menarik seluruh perhatianmu, kau sulit berkonsentrasi pada hal lain selain itu", Neo menarik napas panjang, "Well jika dengan gadis yang sama ini kau terlibat, semoga Tuhan memberkatimu sahabatku."

.

.

.

.

.

Semua terjadi begitu cepat, First langsung mendapatkan apartemen yang diinginkannya, sebuah apartemen yang sangat mewah dengan privasi yang sangat terjamin, Khaotung tidak berani membayangkan berapa harganya, tapi First bersikap sangat santai, katanya itu semua hanyalah investasi.

IntoxicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang