3. ➤Traktiran

28 11 0
                                    

Halo cintahhh
Sebelum baca jangan lupa tekan bintangnya, komen+follow.















🌻🌻🌻

Benar sahaja apa yang di katakan Regan semalam, sekolah hari ini mengumumkan akan adanya Gelar karya untuk anak kelas sebelas yang akan di laksanakan bulan depan.

"Weh, gece...siapa yang mau nentuin konsep buat Gelar karya? Gua udah di tagih nih sama pak Yudis." Rama sang ketua kelas maju ke depan dengan spidol di tangannya.

"Luna, mau gak lu?" Tunjuknya pada gadis yang tengah memakai kutek.

"Ga ada anjing! males mikir gue, kapok!" Balas Luna menolak, membuat Rama be decak.

"Kalo pada gak mau, gua bilang Pak Yudis buat kocok nama ya?" Ucap Rama frustasi, namun ada tersirat makna ancaman juga untuk mereka.

"Babi! Lu aja apa susahnya sih, Ram?"

"Ngadi-ngadi, gua udah jadi produser"

Fanya, sekretaris kelas membuka suara, " Rama, kata Pak. Yudis tentuin Aktor aktris'nya dulu aja, selebihnya biar Pak Yudis yang tunjuk."

"Nah loh!!"

"Hayooo...siapa yang mau?"

Rama mendekati Fanya, melihat roomchat yang memperlihatkan Chat dari Pak. Yudis.

"Berapa orang?" Tanya Rama.

"Sepuluh orang, empat cewek enam cowok"

"Jak, lu masuk ya" ucap Rama menunjuk Jaka yang di balas si empu dengan acungan jempol.

"Dito masuk, Axel masuk, Kenan masuk," Rama asal menyebut nama, walaupun ada komplen namun tetap ia tulis, Dia sudah pusing Gusti.

"Siapa lagi?"

"Si Jordan !"

Jordan yang merasa namanya di sebut menggebrak meja," weee... Hayu gelut! Saha yang sebut nama aing tadi teh?" Logat sundanya keluar sudah, membuat yang lain tertawa.

" Ga ada anjing! jangan lu masukin nama gue ya lu, Ram." Ancamnya pada Rama, Rama hanya meringis.

"Maaf ya, Dan. Nama lu udah gue masukin list." Sahut Fanya tiba-tiba.

"Anjing! nya. Lu tau sendiri gua trauma, jahat banget sih lu, tega bener sama gua." Balas Jordan merasa tersakiti, memegang dada kirinya seolah sesak bagian dada.

Sekelas tertawa terbahak-bahak, ekspresi Jordan' lah yang menurut mereka lucu.

"Oke, satu lagi!! "

Regan mengacungkan tangannya, bukan, lebih tepatnya tangannya yang di pegang oleh Jordan lalu di acungkan ke atas. Tahu'kan bagaimana?

"Anjing! gosah bawa-bawa gua." Ucap Regan meng'geplak tengkung Jordan, membuat si korban meringis kesakitan.

"Lu mau, Gan?" Tanya Rama.

"Gak!" jawab Regan ketus, enak saja. Dia tak pernah sama sekali Sudi menjadi bagian dari Aktor, sungguh memalukan baginya.

Arka mengacungkan tangannya, "gue aja".

Rama tersenyum lega, "sip, tinggal yang cewek."

"Nya, yang cowok langsung kirim aja ke Pak Yudis, biar gak pada keluar list Aktor." Ucap Rama kepada Fanya yang tengah mengetik nama-nama aktor di ponselnya.

"Yang cewek mau ngajuin diri kagak?"

Bising, saling tunjuk menunjuk membuat Rama serta Fanya pusing.

Kelas sebelas (A) penuh kebisingan akan siswa siswinya yang membicarakan Aktris untuk Theater Gelar karya nanti, beda halnya dengan ke'empat anak Adam yang asik memainkan Game online di ponsel masing masing.

"Lo ngapain di Sono, peler! sini bantu gua." Cemooh Regan menendang kursi Jordan yang berada di hadapannya.

"Bentar-bentar, e-ehh...yeuuuu" Jordan sampai berdiri karena mengambil ancang ancang untuk kabur, dirinya mati, sialan.

Belum sempat dirinya kabur, seragam abu bagian pinggangnya sudah di tarik duluan oleh tangan Regan," Sampah, gue cincang lu, goblin dasar." Umpat Regan emosi, dirinya langsung kalah telak di game tadi, sang lawan alias Senan dan Harsa yang tersenyum simpul penuh makna, keduanya ber'tos ria.

"Janji men, teraktir satu Minggu yak?" Ucap Harsa mengerlingkan matanya.

Dia berjalan keluar kelas membuat perhatian anak kelas di sana teralihkan pada Harsa," Sa, jangan keluar, Pak Yudis bilang kan gak boleh keluar" ucap Rama.

Harsa mengibaskan Tangannya tak peduli, "yakin nih pada gak mau keluar?" Tanya Harsa yang sudah di ambang pintu kelas.

Mereka yang berada di sana di buat bingung, berdeda dengan Jordan Dan Regan sudah pucat pasi akan kelakuan yang Harsa lakukan, mereka berdua sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Si Jordan sama si Regan mau tetaktir kita makan di kantin, masih pada kagak mau!!?" Ucap Harsa kemudian, Harsa berlalu dari kelas yang jelas suasana kelas sekarang sudah ribut berbondong-bondong menyeret Jordan dan Regan ke kantin.

Harsa di depan sana tidak merasa bersalah sama sekali, dia malah terkekeh sambil melanjutkan jalannya, lumayan makan gratis.

Senan hanya Menggelengkan kepala, heran dengan tingkah laku ketiga temannya.

Memang benar, hanya Senan di sini yang seperti kutub, muka datarnya, dan cara bicarany yang ketus.
Senan mengikuti teman kelasnya dari belakang, dirinya tidak terlalu suka keramaian dengan kata lain berisik, sungguh mengganggu pendengaran.

Entah kenapa tiba-tiba seseorang menabrak Senan dari samping, tidak keras namun membuat orang yang menabraknya jatuh kebelakang.

Senan berdecak, merasa sedikit terganggu.

Gadis yang menabraknya tadi bangun dari jatuhnya, mendongak melihat ke arah Senan,"maaf, aku enggak lihat jalan tadi"

Senan tidak langsung menyahut masih menatap tajam gadis yang tingginya hanya sebatas bahunya sajah, jeda beberapa detik,"...jalan pake kaki, liat pake mata. Gak ada sejarahnya jalan tapi Lo gak liat pake mata, kecuali lo buta."
Ucapnya lugas, kembali berjalan menuju kantin.

Gadis itu memberengut kesal, pertama berkomunikasi di sekolah malah ucapan pedas dan menusuk yang dia terima, entah hanya lelaki tadi yang seperti itu atau semuanya.

"Kelas sebelas A dimana sih? Lupa enggak nanya kepsek juga lagi." Ucapnya kesal, mengusap bokongnya yang masih terasa sedikit ngilu.

Kembali pada Harsa, dia sudah duduk di pojokan kantin dekat dengan warung mang Ucol, Sudah Harsa katakan bukan semalam, mang Ucol akan menambah menu dagangannya hari ini yaitu Lemper.

Perlu kalian ketahui seminggu yang lalu Harsa pernah menyinggung perihal dirinya yang susah sekali menemukan warung atau kedai di jalan yang menjual makanan khas , Mang Ucol yang tidak sengaja mendengarnya tiba-tiba nimbrung dan mengatakan istrinya sering menjual lemper, namun bukan untuk di jual'kan di sekolah mereka tapi, untuk jualan keliling di sekitar kontrakan. Mendengarnya Harsa memaksa untuk Mang Ucol menjadikan lemper sebagai salah satu dagangannya di kantin.

Se'cinta itu Harsa pada Makanan khas Jawa itu.

Kini, Harsa serta teman teman kelasnya tengah mengisi kantin sekolah, lumayan ramai sebab hari ini para guru tengah mengadakan rapat untuk persiapan Gelar Karya.

Walaupun para siswa-siswi tidak di perbolehkan berada di sekitaran luar kelas, mereka tetap kekeuh berada di luar area kelas.

"Sialan, gara-gara lu, kampret" misuh Regan menatap Jordan penuh permusuhan.

Jordan menghela nafas berat, mengusak kepalnya gusar," puasa tujuh hari tujuh malem sih ini. Duit gua mana tinggal gocap."

🌻🌻🌻










Kapan² lagi
Salam sayang_

HARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang