7

2.5K 163 1
                                    

Sekarang adalah jam istirahat, namun yang kulakukan hanyalah menangis. Menyesali apa yang telah kuperbuat. Ia telah banyal mengorbankan waktunya untukku. Tak pernah sadarkah aku? Nafasku tercekat saat ia lewat bersama salah satu teman perempuanku, ia terlihat asyik bercanda tawa tanpa memperdulikanku. Tangisanku makin menjadi. Oh Ri, cukup Ri.

Mataku sembab, aku tak tahu harus apalagi. Biasanya, Fahri akan selalu setia menemaniku sampai sedihku hilang karenanya. Namun sekarang? Apakah aku harus menghibur diriku sendiri? Sungguh, ini tak lucu. Aku tak pernah mengharapkan ini terjadi. Salah satu hal terburuk yang pernah terjadi, Fahri menjauhiku.

Saat ia sedang asyik dengan teman-teman perempuanku, aku mencoba mendekatinya. Namun yang terjadi adalah..

"Eh, aku duluan yaa. Dah,"

Ia berpamitan pada teman-temanku dan pergi menjauh. Ia tak ingin aku berada dalam kubu yang sama dengannya. Ri, mengapa?

Lira: Fahri, bisakah kita seperti biasa lagi? Mengapa kamu selalu mencoba menjauhiku? Cukupkah sekarang, Ri?

Ya, aku paham. Ia pasti takkan mau membalasnya lagi, ia bukanlah Fahri yang dulu. Ah, atau aku yang sudah berbeda dengan yang dulu? Harus berapa kali aku mengemis maaf Ri? Tak lelahkah kamu? Tak risih kah kamu melihatku yang sering menangis karenamu? Atau memang ini mau mu?

One Star HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang