Sedangkan Kaiden yang di bicarakan oleh ketiga temannya, sedang menjadi seekor lalat di antara kedua wanita yang tengah melepaskan rindunya ini.
"Oh Caterina apa kabar? kau semakin cantik saja tidak pernah berubah sejak jaman kita kuliah"
"Hohoho Isabella mulut manis mu juga masih sama".
Kedua wanita yang sudah menginjak hampir kepala empat itu, saling menyapa dan memuji satu sama lainnya. Mereka sudah lama tidak bertemu, hingga mengabaikan keberadaan lelaki muda yang berada di sana. Di antara keduanya Isabella lah yang pertamakali menyadari keberadaan Kaiden.
Dia terbatuk ringan, menyadarkan sahabat lamanya ini.
Caterina tersenyum, dia sedikit malu. Bertemu dengan Isabella. Dia bahkan melupakan putranya "Hohoho maafkan aku. Hampir saja aku lupa, Isabella perkenalkan ini putraku satu-satunya Kaiden dan Kaiden ini bibi Isabella sahabat mamah ketika kuliah di USA dulu".
"Tante Isabella". Kaiden mengangguk menyapa seadanya. Kelakuannya ini membuat dia mendapatkan delikan dari Caterina.
Dia mendesah, putranya ini sangat dingin dan cuek, apalagi terhadap orang yang pertama kali baru dia temui. Sifatnya yang seperti ini benar-benar sangat mirip dengan suaminya.
Tidakkah putranya ini peka, bahwa yang dia perkenalkan saat ini adalah sahabat lamanya. Dan tanggapan Kaiden hanya seperti itu. Dia akan mendisiplinkannya di rumah nanti.
"Tidak apa-apa Caterina". Isabella memaklumi.
"Oh ya, ngomong-ngomong di mana Putri mu. Bukankah kau bilang ingin mengajaknya juga". Caterina baru sadar bahwa temannya ini hanya datang seorang diri. Padahal dia sudah sangat penasaran dengan
sosok Putri Isabella yang selalu di ceritakan oleh sahabatnya itu.Isabella tersenyum melihat ketidak sabaran yang jelas tergambar di wajah Caterina. Sifat sahabatnya ini benar-benar tidak pernah berubah sama sekali, padahal Caterina sudah menikah dan memiliki anak sebesar Kaiden. Tapi sifatnya yang menggebu-gebu dan tidak sabar masih sama "Tenanglah Caterina, ada suatu hal yang harus dia lakukan. Jadi mungkin dia sedikit terlambat". Saat mengatakan itu Isabella melihat Alma yang berjalan menuju ke arah mereka.
Isabella tersenyum, dia memberikan kode pada Alma. Agar segera menghampiri mereka.
Alma juga membalas senyumannya ibunya. Dia duduk di samping Isabella berhadapan dengan Caterina dan Kaiden.
"Nah Caterina perkenalkan, inilah putriku, Alma". Isabella merengkuh tubuh Alma dengan penuh kasih sayang. Memperkenalkannya pada sahabatnya itu "Dan sayang yang di depan adalah bibi Caterina, teman semasa mamah dan papah mu berkuliah".
Alma mengangguk menyapanya dengan sopan "Selamat siang Tante Caterina, perkenalkan namaku Alma".
"Oh my, putri mu sangat cantik dan juga sopan". Mata Caterina berbinar ketika memandang Alma. semakin dia melihat gadis kecil di depannya ini semakin dia menyukainya.
Alma terlihat sangat cantik. Memiliki tata Krama yang baik, tidak sombong ataupun agresif, terlebih lagi status keluarga mereka yang setara. Tentu saja poin terpenting adalah pendapat Kaiden terhadap Alma.
Sebenarnya sudah beberapa kali Caterina mengenalkan putri kenalannya kepada Kaiden, mereka juga adalah gadis yang baik dan berasal dari keluarga konglomerat.
Namun siapa sangka ketika mereka melihat putranya. sikap mereka langsung berubah, sangat tidak sabaran dan ingin segera melemparkan tubuh mereka ke pelukan Kaiden. Jangankan putranya, dia saja sampai jijik ketika melihat semua trik mereka.
Kejadian seperti itu lah yang membuat Caterina menyerah untuk menjodohkan putranya.
Sampai sahabat baiknya yang sudah lama berpisah ini mengabarinya. Dia ingat dulu Isabella pernah berkata bahwa dia melahirkan seorang putri kecil, jadi dia membuat taruhan untuk terakhir kalinya. Dan jika putranya masih tidak tertarik, dia akan menyerah untuk menjodohkan Kaiden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembalasan Sang Figuran
Teen Fiction[sebelum membaca follow terlebih dahulu] Alma setelah kematiannya mengetahui bahwa sebenarnya dia hanyalah salah satu karakter sampingan di novel yang semua takdir kehidupannya sudah di tentukan oleh penulis. Penderita yang telah dia lalui sebenarny...