Suasana masih pagi tapi rumah keluarga Park sudah sangat ribut bahkan berisik, Wendy yang kini hendak membangunkan putranya Renjun harus urung karena teriakan anaknya yang lain."Sayang, ini dasinya gak bisa di pasang loh" ujar Chanyeol yang baru saja keluar dari walk in closet dengan dasi yang masih belum terpasang.
"Astaga biasanya juga bisa masang sendiri" ujar Wendy namun tetap membantu suaminya itu.
"MAMA, BAJU OLAHRAGA JIE DI MANA?"
"JIE, PINJEM KAOS KAKI, PUNYAKU BASAH SEMUA"
Wendy dan Chanyeol hanya saling menatap mendengar teriakkan teriakan anak anaknya.
Wendy melirik ke arah Renjun yang masih bergulung hangat di dalam selimut tebal.
"Gak apa apa, nanti saja bangunkan Renjun, kamu urus saja anak kita yang lain, entar mereka telat" Chanyeol mengusap pelan rambut istrinya.
Clek
Wendy membuka pintu kamar putra bungsunya dan langsung memijat keningnya frustasi melihat kamar itu seperti kapal pecah.
"Kan udah di bilangin tempat seragam itu di bedain jie, ini apa, gimana bisa terselip di sini" ujar Wendy yang menemukan seragam putranya ternyata ada di antara baju main anak itu.
Lalu matanya melirik Chenle yang sibuk dengan kaos kaki milik Jisung.
"Kaos kaki kamu banyak loh, emang basah semua" gumam Wendy sedangkan Chenle yang masih sibuk memilih kaos kaki mana yang mau di pakai hanya menganggukkan kepalanya.
"Kok bisa, Jisung kamu turun duluan sarapan" ujar Wendy sedangkan Jisung yang sudah siap hanya menurut saja, dirinya benar-benar bangun kesiangan tadi pagi.
"Lupa ma, ikut masuk ke mesin cuci, udah ya ma, Chenle mau sarapan oke" Chenle langsung kabur begitu saja karena takut terkena omelan dari Wendy.
Sedangkan Mark Jeno Haechan dan Jaemin sudah sedari tadi mereka santai di meja makan bahkan sebelum Chanyeol tiba.
"Udah di bilangin suruh tidur malah berantem dulu tadi malam, akhirnya kesiangan malah ribut" Jeno sudah asik dengan roti panggang di tangannya sembari menunggu makanan di sajikan.
"Berantem masalah apa sih mereka?" Ujar Haechan karena dirinya memang langsung tidur semalam.
"Apa lagi, pasti Chenle yang iseng ngerusuh di kamar Jisung, udah tau bontot satu itu suka ketenangan sedangkan Chenle tidurnya udah kayak gangsing" ujar Jaemin terkekeh pelan, bukan sekali dua kali mereka bertengkar ketika mau tidur bahkan sebelum mereka pindah ke Indonesia, Chenle yang suka sekali mengungsi di kamar saudaranya yang lain terutama Jisung yang gampang terpancing emosinya.
"Gak heran deh" ujar Haechan.
Tak lama Jisung turun di belakangnya ada Chenle yang berlari menyusul ke meja makan.
"Mama gak ikut sarapan pa" Mark sedari mencari keberadaan mamanya yang belum keliatan, biasanya mamanya sudah di meja makan bersama Renjun.
"Mama sarapan nanti sama Renjun, kasihan tadi mau di bangunin gak jadi, udah habiskan sarapan kalian lalu berangkat, kalau telat papa gak tanggung jawab" ujar Chanyeol
Setelah selesai mengurus anak anaknya yang lain, Wendy kini kembali ke kembar miliknya untuk membangunkan Renjun yang masih tertidur.
Wendy membuka gorden agar cahaya matahari pagi bisa masuk ke dalam kamar.
Dan benar saja Renjun mulai menggeliat karena silau, sedangkan Wendy akan membiarkan saja sampai putranya bangun sendiri.
Kemarin saat terapi terakhir ia dan Chanyeol memutuskan akan mengajarkan Renjun untuk bangun sendiri secara pelan pelan dan membiasakan putranya tidur di kamarnya sendiri tanpa ada yang menemani terlebih dahulu, mungkin ia akan meminta Chanyeol memasang kamere untuk mengawasi putranya nanti.
Wendy tersenyum gemas melihat rambut putranya yang acak acakan dengan mata yang masih terpejam.
"Mandi yuk" ujar Wendy menuntun putranya ke dalam kamar mandi.
Kini Renjun sudah segar dengan balutan switer di padukan celana pendek.
"Rambutnya udah panjang lagi aja nak" Wendy kini tengah menyisir rambut putranya.
"Ma, ma, can n tik" lirihnya sembari menunjuk ke arah cermin.
"Eehh siapa yang ngajarin bilang cantik" Wendy menatap anaknya itu dengan intens, entah kenapa ketika putranya yang mengajari Renjun banyak sekali kosa kata kosa kata yang entah lah bahkan Wendy sendiri kadang pusing dengan ke enam putranya itu
"Emm Nana" ujarnya dengan tersenyum menatap mamanya padahal belum tentu dirinya mengerti kata cantik itu seperti apa.
"Apa lagi yang Nana ajarkan sayang, bilang sama mama ayo, injun ingat nggak" ujar Wendy namun Renjun kini justru menatapnya dengan polos.
"Baiklah lebih baik sekarang kita makan yuk" Wendy segera menuntun putranya menuju meja makan, dirinya lupa jika putranya masih dalam belajar memahami setiap perkataan orang disekitarnya.
Kini Renjun di tinggal sendiri oleh Wendy, karena dirinya sedang sibuk membuat stok cookies untuk putra manisnya itu.
Di sekitar Renjun sudah banyak boneka, permainan yang mengasah daya ingat, robekan kertas dan buku bahkan pensil yang sudaj berserakan ke mana mana.
"Pha" Renjun mendekatkan wajahnya pada layar ponsel milik mamanya, tadi Renjun merengek ingin bertemu Chanyeol sehingga Wendy mensiasati dengan melakukan video call dengan suaminya itu.
Sedari tadi tangan Renjun terus memukul mukul layar hp itu, seakan tau kenapa papanya tidak bisa keluar.
"Injun lagi apa nak"
Renjun yang mengerti maksud papanya karena dia sering mendengar kalimat itu bahkan dari saudaranya yang lain.
"Ain, b b bb ajal, pha" ujarnya.
Di sebrang telfon Chanyeol terkekeh pelan mendengar putranya yang masih susah mengingat kata yang di ajarkan.
"Waahh pintar"
"Nanti papa bawakan oleh oleh hm" ujar Chanyeol.
"Pha" lirihnya saat melihat layar hp itu kini sudah tidak menampilkan wajah sang papa membuat Renjun langsung melempar hp itu asal, beruntung ruangan itu di penuhi karpet tebal jadi masih aman.
Sedangkan di dapur Wendy terlihat sangat sibuk dengan pelayan kepercayaan nya Tia.
"Tia, coklat nya sudah cair belum" ujar Wendy yang masih membuat adonan untuk cookies tersebut.
"Sudah nyonya" Tia sendiri langsung memberikan coklat yang sudah dia panaskan agar mencair tadi.
"Makasih ya, dan tolong siapkan loyang sama cetakan nya, hari ini kita membuat cookies dengan bentuk berbagai macam binatang, itu lucu sekali, kemarin saya membelinya tapi cuci dulu" pintanya sesekali matanya melirik ke arah sang anak.
"Oiya, kamu bisa buat jelly buah kan, tolong ya Tia" ujarnya setelah ingat semua anak anaknya sangat menyukai jelly tersebut dan pasti lebih sehat jika membuat sendiri.
"Siang ini mau di buatkan sesuatu nyonya" ujar Tia.
"Eemm makanan tadi pagi aja angetin lagi, oiya kamu masak aja buat para pekerja yang lain, di dapur belakang ya, sekalian liatin stok bahan makanan di dapur belakang juga nanti" ujar Wendy, memang dapur utama dan khusus untuk para pekerja di bedakan namun Chanyeol maupun Wendy selalu memantau kebutuhan para pekerjanya.
"MAMA HUUWAA LONG HIKS AAHKKK!!"
ayo jangan lupa vote sama komen oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...