Osis dingin part 2 (akkayan)

84 18 5
                                    

Hari pertama kampanye,

Akk sibuk memastikan segala sesuatu berjalan lancar. Sebagai ketua OSIS, dia bertanggung jawab atas pembagian tugas, pembentukan tim, dan penugasan tenda. Semua siswa berkumpul di lapangan terbuka untuk berkemah selama tiga hari, termasuk Ayan, yang seperti biasa, mencari perhatian Akk dengan caranya sendiri.

Setelah semua tenda dibagi, Ayan berjalan mendekati Akk, menyadari bahwa dia tidak ditempatkan di tenda yang sama. "Akk, aku mau satu tenda sama kamu," rengek Ayan dengan nada manja.

Akk, yang sedang berbicara dengan tim OSIS lainnya, hanya melirik Ayan sambil berkata tegas, "Nggak bisa, Ayan. Tenda udah diatur sesuai kelompok. Kamu di tim Thua, aku di tim OSIS."

Ayan cemberut, tak puas dengan jawabannya. "Tapi aku mau sama kamu. Masa kamu lebih milih tenda sama orang lain?"

Akk mendesah, berusaha bersabar. "Ini bukan masalah pilih-pilih, Aye. Semua udah diatur supaya acara kampanye ini lancar. Kamu ngerti, kan?"

Ayan merasa semakin kesal, melihat Akk berbagi tenda dengan siswa OSIS lain sementara dia harus bersama teman-temannya. "Kenapa aku nggak bisa deket sama kamu, padahal aku mau ngabisin waktu sama kamu?"

"Ini acara sekolah, Aye. Kita nggak bisa bareng terus," jawab Akk, tetap menjaga nada suaranya agar tidak memancing perhatian orang lain. Namun, jelas bahwa Ayan tidak puas.

————————

Pada malam hari,

Ayan terlihat lebih murung. Meskipun dia berusaha bersikap biasa, ada perasaan iri yang tidak bisa dia sembunyikan setiap kali melihat Akk bersama siswa OSIS lain. Terlebih lagi, dia harus menghabiskan waktu di tendanya sendiri dengan Thua dan teman-temannya, padahal dia hanya ingin berada di sisi Akk.

Ayan semakin ngambek. Ketika Akk datang ke tendanya untuk mengecek apakah semuanya baik-baik saja, Ayan langsung merengek lagi. "Aku beneran nggak suka sendirian di sini, Akk. Aku mau tenda sama kamu."

Akk menggelengkan kepala dengan lembut. "Ayan, udah aku bilang, kita beda tim. Lagian kamu kan ada Thua sama yang lain, kenapa sih harus aku?"

Ayan menggembungkan pipinya, merasa makin kesal. "Kamu nggak ngerti. Aku cuma... aku cuma mau ada di dekat kamu."

Akk tersenyum kecil, meski merasa sedikit canggung dengan rengekan Ayan di depan orang lain. Dia mendekat dan menepuk bahu Ayan pelan, berharap bisa menenangkannya. "Aku ngerti, aye, tapi ini nggak bisa diubah. Udah malam, lebih baik kamu istirahat. Besok kita masih punya banyak kegiatan."

Ayan akhirnya menyerah, meski masih cemberut. "Iya, tapi besok aku bakal minta lagi."

Akk hanya tertawa pelan sambil menggeleng. "Have a nice dream baby." Bisik Akk pada Ayan sebelum dia beredar.

————————

Hari kedua,

Ayan  semakin cemburu melihat bagaimana Akk selalu berada di dekat siswa OSIS lain. Namun yang Ayan tidak tahu, Akk sebenarnya juga merasa cemburu melihat Ayan yang terus bersama Thua dan teman-temannya. Ayan yang selalu ceria, tertawa, dan menghabiskan waktu bersama orang lain, membuat Akk merasa sedikit terusik. Meskipun tidak bisa mengekspresikan perasaannya di depan orang lain, Akk menyimpan perasaan iri yang mendalam di dalam hatinya.

Setiap kali Akk melihat Ayan tertawa bersama Thua, ada dorongan kuat dalam dirinya untuk mendekat dan menarik Ayan ke sisinya. Namun, sebagai ketua kampanye, dia tidak bisa menunjukkan rasa cemburu itu. Dia hanya bisa memendam perasaan itu sambil tetap terlihat dingin dan profesional.

—————————

Pada hari ketiga, hujan deras mengguyur lapangan tempat kampanye berlangsung. Semua siswa segera bergegas ke tenda masing-masing untuk berlindung, namun sayangnya, Ayan tidak secepat yang lain. Dia terkena hujan cukup lama saat berusaha membantu Thua memindahkan beberapa perlengkapan.

"Us" [FirstKhaotung] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang