🐅🐅🐅
"Dari kemarin saya melihat hasil dari upaya kamu ini ini saja. Apa benar kamu mengerjakan nya, Retno?!"
"Saya sudah memeriksa beberapa hasil karyawan lainnya, namun hanya kamu yang jauh tertinggal! Bahkan strategi yang kamu buat ini sama seperti 2 tahun lalu, kamu pikir saya lupa?. Kamu masih ingin bekerja atau tidak, Retno?!"
Sudah cukup! Bisa hilang kendali ia pada manajer yang mengurus perusahaan ini. Mungkin saat nya ia ganti menejer.
"Kamu di pecat"
Dengan mata yang membulat, pria itu menegang.
"Loh? Mana bisa seperti itu pak. Saya sudah berusaha selama 20 tahun disini. Setidaknya beri saya upah terakhir sebesar 2 kali lipat gaji saya sebagai bentuk jasa" Ujar pria itu berani.
Pria berumur 28 tahun itu menyeringai.
"Retno Setiawan. Kamu pikir saya tidak tahu ulahmu selama bekerja? Hmm? Kamu korupsi uang pembangunan di jerman sebesar 3 miliyar, saya masih diam, karena saya ingin anak dan istrimu yang merasakan perbuatanmu, dan sekarang kamu minta 2 kali lipat gajimu sebagai jasa? Apa jasamu Retno?" Ucap Pria itu sambil tersenyum smirk.
Karyawan tersebut mengernyit. "Maksud—"
Drttt
"Angkat" Tegas Pria itu pada menejer yang langsung mengerti.
"PAPA!! KENAPA RUMAH KITA DI GUSUR?!"
*AKHHHH!!
Tut
"Maafkan saya pak. Saya mohon. Jangan gusur rumah saya! Jangan ambil juga aset aset berharga saya. Saya akan kembalikan uang bapak!" Mohon Retno dengan bersujud di kaki Pria itu.
"Hm? Saya tidak mempermasalahkan uang. Saya mempermasalahkan kesetiaan. Kamu sudah bekerja lama disini, namun hanya gara-gara rayuan wanita simpananmu, kamu rela korupsi dan menyuap petinggi yang terlibat. Hebat kamu. Padahal hanya menejer, namun sudah bertingkah menyuap petinggi,
"Sebenarnya, petinggi itu sudah lebih dahulu saya bayar agar mereka mau mengikuti langkahmu, lalu menghancurkanmu."
Pria itu menunjuk dokumen yang ia pegang.
"Ini dokumen yang bawahanmu kerjakan, dan uang dari proyek di data ini sudah kamu ambil 30% nya. Benar begitu Retno?"
Dengan takut Retno mengangguk. "Maaf pak"
"Oke. Semua sudah selesai. Kamu akan di jemput oleh bodyguard saya" Ucap Pria itu dengan angkuh.
"Ke-kemana pak?"
"Neraka" Ujar pria itu dengan seringai dibibir tebal nya.
Jangan main-main pada Tuan Axender Abraham Hernandez, jika orang itu sudah bermain-main padanya, maka percaya lah, Axe akan kembali memainkan nya, menjadikannya boneka yang bersujud pada pengendalinya, membunuh secara perlahan, agar memohon segera dimatikan dari pada hidup dalam penderitaan yang di berikan.
Axe tidak lah kejam, tapi banyak sekali orang-orang yang membuatnya seperti apa yang mereka bilang.
Jika mengusik miliknya, maka Axe akan mengusik ketenangan orang itu sampai mati, hingga ketika orang itu pergi ke neraka pun, akan ia usik.
🐇🐇🐇
"Aaa! Daddy. No! Daddy selalu sibuk pergi ke perusahaan Hernandez, apa baiknya itu? Perusahaan itu hanya gedung biasa. Bisakah gedung itu Arendelle hancurkan!?" Rengek gadis berumur 17 tahun di depan pintu memeluk tangan kiri manja sang Daddy dan memeluk tangan kanan sang kakak.
Kedua pria berbeda itu saling melempar tatap, mereka bingung cara membujuk gadis kesayangannya ini setelah sang mommy.
"Emh... Arendelle, bagaimana jika kamu rusuhi saja mommy-mu? Bukan kan lebih menyenangkan?"
Sang Mommy yang duduk tenang di meja makan mendelik ke arah suaminya.
"Nah, Daddy dan kakak akan menyelesaikan suatu bangunan, jika bangunan itu sudah jadi, Arendelle juga akan senang, karena bentuknya seperti istana yang luas" Sambung sang kakak yang melihat mata mommy-Nya akan keluar.
"Kami pergi dulu ya. Kakak janji, nanti setelah dari sana, kakak belikan makanan kecil-kecil waktu itu, oke?" Bujuk kakak-Nya lagi.
Arendelle menimbang-nimbang tawaran sang kakak, dengan mata yang berbinar, ia mengangguk.
"Deal?! Jangan lupa belikan tempat kemarin yang Arendelle ingin! Tak apa 'kan walau harga 1 bungkus-nya mahal?"
Kakak-Nya hanya mengangguk, tapi sang daddy yang dari awal melarang hanya pasrah, dari pada tak di bolehi keluar?
Sebenar-Nya, Daddy tak mengizinkan Arendelle membeli makanan kecil-kecil itu bukan karena mahal nya, tapi makanan itu bukan untuk Arendelle makan, melainkan untuk kucing Arendelle yang selalu menyebalkan di mata Sang Daddy.
"Daddy izinkan?!" Antusias Arendelle.
Daddy terpaksa mengangguk dengan mata malas menatap kucing yang sedang berdiri di samping kaki Arendelle. Melihatnya saja menyebalkan, lihat kucing itu, tersenyum seolah mengejek.
Meooong~ meong~ eooooong~
(Makan enaakenaak~ makan enakk~ meoong!~)Lihatlah kucing putih itu, menari-nari seolah mengerti apa yang akan datang nanti malam.
Dengan hati hati, ia mendekatkan kakinya ke bokong sang kucing putih,ketika kakinya sudah dekat di area musuh, ia menendangnya kuat hingga terpental ke meja makan mommy, tanpa sepengetahuan Arendelle.
Bugh
Mommy yang kaget pun berteriak kencang.
"AAAAA!!"
Di sahut meongan dari Kucing putih itu merasa kesakitan.
Meeeoooong~
Arendelle yang melihat itu pun berlari kencang kearah kucing nya.
"MPUSSSYY!!" Teriak panik Arendelle.
"Oke sayang. Kami pergi dulu ya. Assalamu'alaikum!" Kata Daddy nya terburu-buru agar tidak di tahan oleh Arendelle lagi.
"Iya. Wa'alaikumussalam" Bukan, Bukan Arendelle menjawab, tapi mommy nya yang sudah tenang, kembali duduk di meja makan, menatap drama sang putri yang menangis menggendong sang kucing yang tepar.
"Mpusyy! Sadarlah!"
Meoong~
Sahut Kucing putih itu dengan lemah.
Kasian si Mpusy yang malang.
🐅🐅🐅To be continue.
Halo semua! Ini cerita baru akuu! Semoga kalian suka dengan part awalnya yaaa!!
Jangan lupa jejak kalian ditinggal, dengan vote dan komen.
😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Axe, Tell me "I love you"
Random"Gadis bodoh! payah! tak berguna!" .. Arendelle menyebutnya Mr. Ngaung. Selain galak, pria itu juga menyeramkan, namun dalam bentuk wajah bak dewa yunani, alias sangat tampan. Arendelle anak dari Kolega tuan Axendra Abraham Hernandez, Nama ayahnya R...