chapter 1

5 0 0
                                    

Langit melukis senja dengan warna oranye, putih, dan pink yang samar-samar. Udaranya begitu menyejukkan ketika kau berjalan menyebrangi sebuah jembatan. Tangan kiri mengengam kamera kecil dengan tangan kanan memegang tas berisikan biola.

"Rasanya sungguh menyegarkan." Langkah kakiku berhenti tepat di tengah-tengah jembatan. Aku menatap ke arah sungai yang tengah berjalan ke ujung, membiarkan beban yang ada di mataku bersih karena menatap sungai yang memantulkan cahaya.

"Aku iri dengan negri ini yang selalu baik."

"Kita harus segera menyelesaikan misi ini dazai."

"Ya ya kau berisik sekali kunikida."

Ateis mataku menatap kesamping sambil tubuhku masih menatap ke depan sungai. Melihat dua orang bertengkar? Atau mungkin berdebat.

"Wah hahaha kunikida lihatlah sungainya begitu indah. Aku ingin bunuh diri disana."

Aku memperhatikan adegan tersebut.

Pria yang disebut kunikida hanya kesal sambil melihat buku miliknya.

'sejauh ini orang jepang rada unik juga. Ya tapi sepertinya mereka lebih baik.' kemudian aku berjalan melewati mereka berdua. Mencoba tidak mempedulikan apa yang baru saja dilihat.

Aku mengangkat kamera mencoba memotret keindahan senja yang artinya selalu berbeda di tiap hari. Sudah dua tahun aku memotret senja di negeri ini. Keindahannya boleh bertanding dengan keindahan senja di tempatku dulu.

Cekrek'

Blubuk'

Aku sedikit terkejut mendengar suara tengelam. Orang tengelam.

Mataku kemudian menatap ke arah pria yang tadinya berdebat dan aku hanya melihat satu orang yang sedang marah-marah dan kesal sendiri. Matanya terus bergerak sepertinya mencari salah satu rekannya. Dengan marah aku dapat mendengarnya meneriakkan nama temannya tersebut.

"DAZAI SIALAN!!!"

***

Mata hitam legam miliknya menatap ke depan- luar bangunan gedung pencakar langit. Salah satu gedung tertinggi di kawasan ibukota dari harimau tertidur. Batik berwarna merah dengan motif harimau putih membalut tubuhnya. Tangannya merogoh ke dalam saku, memunculkan ponsel. Dia kemudian mulai mencari nomer dengan nomer depan +81.

Kringgggg.....'

["Halo?"] Suara jawaban pertama yang keluar dari lawan bicaranya.

Orang itu menghela nafasnya, "apakah kau sudah menemukan adikku?"

["Belum. Ia sangat pintar bersembunyi. Aku bakalan sudah mencari banyak informan namun dia tidak dapat ditemukan."]

"Mori, apakah kau benar-benar mencari adikku?"

["Tentu saja. Bayaran yang kau tawarkan begitu menggiurkan. Tidak mungkin aku menolaknya."]

"Kalau begitu besok aku akan ke jepang."

["A-apa? Kau serius."]

"Sejak kapan aku tidak pernah serius. Aku akan pergi ke sana bersama seorang duta besar."

["Hey tung-"] pangilan langsung diputus sepihak oleh penelepon.

Dia menghela nafas berat, rambut hitam miliknya dia usap sampai menjadi berantakan. Di matanya terdapat ke putus asa.

"Tuan Sapardi semuanya sudah siap." Seorang masuk lalu memberikan hormat ke orang berbatik merah tersebut.

Sapardi Hartono Kusumo. Seorang pengusaha sekaligus duta diplomat  Indonesia untuk Amerika akan pergi ke Jepang. Dia juga seorang yang sangat dekat dengan orang yang berjulukan raja jalan tol dan tentunya orang-orang kaya dan berpengaruh di Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menghilang Atau Pulang  || Bungo stray dogs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang