prolog

11 0 0
                                    


"Jikalau engkau pergi meninggalkan negri yang tengah kacau ini jangan lupa untuk pulang kembali."_ Liliyi T. Rasy.

_________________________________________________________________________

Sebentar lagi kita akan berangkat dari bandara internasional Soekarno-Hatta menuju bandara internasional Tokyo. Semua penumpang dipastikan untuk mengikuti protokol keamanan dari petugas.

Aku menyenderkan kepalaku ke senderan kursi kelas bisnis pesawat Garuda Indonesia tersebut. Mataku aku biarkan menutup selama perjalanan agar sesampainya disana - bandara internasional Tokyo - aku tidak terlalu kelelahan.

Penerbangan kali ini cukup sepi. Mungkin hanya di bagian kelas bisnis yang mewah ini. Perasaanku cukup lega karena bisa pergi meninggalkan negri ku tersebut. Rasanya sudah sangat muak aku tinggal disana. Padahal dulu negri ku adalah tempat dimana aku tersenyum dan bercanda tawa namun.... Semua itu hanyalah kenangan di akhir.

***

["Bagaimana kondisimu, Ratna?"]

Baru saja mendarat di Bandara internasional Tokyo aku sudah mendapatkan telefon dari salah satu alumni University of Indonesia.

Aku menjawab telefon tersebut sambil berjalan menggeret satu koper besar serta mengendong tas.

"Aku baik. Bagaimana denganmu, Wis. Apakah di Kairo menyenangkan?"

["Tentu saja Rat. Mustahil aku tidak suka berada di universitas favorit umat muslim sedunia tersebut.",]

Aku tertawa kecil mendengarnya, "tentu saja."

["Jadi kenapa kau tidak langsung mendarat di Yokohama? Bukankah kau akan belajar di sana."]

"Tidak ada alasan khusus." Jeda ku sejenak karena aku ingin memangil taksi untuk mengantar ku ke stasiun kereta terdekat. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sejenak. Aku butuh merilekskan pikiran yang selalu bergulat."

Aku dapat mendengar suara tawa dari balik telepon tersebut, Darwis pasti sedang menertawakan ku, ["Haha Rat. Candaan mu itu loh..."]

"Apa ada yang ingin kau bicarakan lagi? Aku akan segera naik ke taksi."

["Tidak ada. Sudah cukup."]

Aku langsung mematikan telefon yang aku kenakan dan memasukannya ke dalam saku. Menatap ke depan taksi sudah menunggu.

"Baik mari kita memulai hal baru di negri matahari terbit ini."

***

"Halo, ada yang bisa ku bantu?"

Suara nyaring di ruangan gelap. Ruangan itu berhiaskan lampu yang sangat redup. Orang yang mengangkat telepon tersebut menunggu apa yang akan dikatakan lawan bicaranya.

["Tolong Carikan adikku. Dia ada di Yokohama."]

Mendengar dua kalimat itu membuat wajah sang penerima telefon tertawa, "hahaha kau ingin aku menemukannya?."

["Tolong."]

Setelah itu pangilan telefon berakhir.

Ia memasukan kembali telepon ke dalam jasnya.

"Mencari gadis yang kabur." Dia memegang dagunya sendiri, "itu sangatlah mudah."

Lalu pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan seorang anak kecil berambut pirang bersama penjaga di belakangnya.

Orang yang tadi mengangkat telefon wajahnya langsung sumringah, "Elise- Chan~,"

"Rintarou"

Mereka berdua kemudian berpelukan.

"Tadi kau habis mendapatkan telepon dari siapa?"

"Hanya telepon minta tolong dari satu naga yang telah lepas."

***

Dua jariku mengetuk pintu apartemen yang akan aku gunakan. "Assalamualaikum," membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam.

"Ya tuhan, Gusti Yang agung. Saya mohon hidup ini tidak pernah bertemu dengannya lagi."

_________________________________________________________________________

Sedikit informasi:
Cerita ini aku buat berdasarkan imajinasi. Sebenarnya konfliknya bakalan cukup ringan jadi kalian yang baca enjoy saja yah....

Jika ada salah kata laporkan saja kepada saya.

Oh, ini latar waktunya sekitar tahun 2000.

Menghilang Atau Pulang  || Bungo stray dogs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang