Chapter 2

0 0 0
                                    

Pagi masih sangat dini ketika Kyuhyun terbangun dari tidurnya. Cahaya matahari belum sepenuhnya menyinari rumah, tetapi dia sudah merasakan ketegangan yang biasanya menyelimuti pagi-paginya. Suara lembut alarm yang berbunyi di samping tempat tidurnya membuat Kyuhyun perlahan membuka mata. Dengan tubuh yang masih terasa lelah, dia menarik napas dalam-dalam dan memaksakan dirinya untuk bangkit dari tempat tidur.

Kyuhyun melangkah pelan-pelan menuju kamar mandi, berusaha untuk tidak membuat suara yang bisa membangunkan anggota keluarganya yang lain. Dia sudah terbiasa melakukan segala sesuatunya sendiri, tanpa mengharapkan bantuan atau perhatian dari siapa pun di rumah ini. Setiap pagi adalah perjuangan, namun dia tetap melakukannya dengan penuh kesabaran dan ketabahan.

Setelah membersihkan diri dan mengenakan seragam sekolah, Kyuhyun menuju ke dapur untuk mengambil sedikit sarapan. Meskipun dia tahu bahwa tidak ada yang akan mempersiapkan makanan untuknya, dia selalu berusaha untuk tidak mengeluh. Roti yang sudah agak keras dan segelas susu menjadi sarapannya pagi itu. Saat dia duduk di meja makan, suara langkah kaki terdengar dari arah ruang tamu.

Donghae muncul, matanya masih sedikit mengantuk tetapi penuh perhatian. Ketika dia melihat Kyuhyun yang sedang duduk sendiri, dia segera menghampiri adiknya dan duduk di sebelahnya.

"Kyu, kau bangun sangat awal," kata Donghae dengan suara lembut. Dia mengusap rambut Kyuhyun dengan penuh kasih sayang, mencoba memberikan sedikit kenyamanan di pagi yang sunyi ini.

Kyuhyun hanya mengangguk pelan sambil memaksakan senyuman kecil di wajahnya. "Aku ingin pergi ke sekolah lebih awal, mungkin aku bisa membaca buku di perpustakaan sebelum kelas dimulai."

Donghae mengerti bahwa Kyuhyun selalu mencari pelarian dari kenyataan yang pahit di rumah. Sekolah, meskipun tidak selalu ramah, adalah tempat di mana Kyuhyun bisa menyibukkan dirinya dengan hal-hal lain selain rasa sakit yang dia rasakan di rumah.

"Aku akan mengantarmu ke sekolah, Kyu," Donghae menawarkan, meskipun dia tahu bahwa Kyuhyun biasanya menolak bantuan semacam itu.

Namun, pagi ini, Kyuhyun tidak menolak. Dia merasa terlalu lelah untuk berjalan sendiri ke sekolah, dan kehadiran Donghae adalah satu-satunya hal yang membuatnya merasa sedikit lebih aman.

"Terima kasih, Donghae hyung," Kyuhyun berkata pelan, suaranya hampir tenggelam dalam heningnya pagi itu.

Saat mereka berdua bersiap untuk pergi, suara langkah kaki lain terdengar di lorong. Nyonya Cho muncul dari kamar dengan wajah yang tidak menunjukkan emosi. Dia memandang sekilas ke arah Kyuhyun, tetapi tidak ada sapaan, tidak ada senyuman, hanya tatapan dingin yang biasa. Nyonya Cho melangkah ke dapur, mengabaikan keberadaan anak bungsunya dan hanya fokus pada rutinitasnya sendiri.

Kyuhyun menundukkan kepalanya, mencoba menyembunyikan rasa sakit yang tiba-tiba menyeruak di dadanya. Setiap pagi, dia berharap ada sedikit perubahan, tetapi kenyataan selalu menyambutnya dengan kekejaman yang sama.

Donghae, yang menyadari ketegangan itu, segera menarik tangan Kyuhyun dan membawanya keluar rumah. "Ayo, Kyu. Kita tidak ingin terlambat."

Mereka berdua keluar dari rumah, meninggalkan suasana dingin dan tidak bersahabat di belakang mereka. Di luar, udara pagi yang segar menyambut mereka, memberikan sedikit kelegaan dari atmosfer yang menekan di dalam rumah. Donghae berjalan di samping Kyuhyun, berusaha menjaga percakapan tetap ringan agar Kyuhyun tidak merasa terlalu terbebani.

**Bab 1 (Lanjutan): Sahabat di Tengah Kesunyian**

---

Setelah tiba di sekolah, Kyuhyun dan Donghae berpisah di gerbang, masing-masing menuju kelas mereka. Kyuhyun melangkah perlahan menuju kelasnya, mencoba mengabaikan bisikan dan tatapan dingin yang biasa dia terima dari beberapa siswa. Tetapi, di antara semua kerumitan yang dia hadapi, ada satu hal yang membuatnya merasa lebih tenang—kehadiran Changmin.

Changmin, sahabat terbaik Kyuhyun, selalu ada di sisinya. Mereka sudah bersahabat sejak awal sekolah menengah, dan sejak saat itu, Changmin selalu menjadi sosok yang melindungi dan mendukung Kyuhyun di sekolah. Dia adalah seseorang yang tidak hanya mengerti kesulitan yang dihadapi Kyuhyun, tetapi juga seseorang yang dengan tulus peduli padanya.

Saat Kyuhyun memasuki kelas, Changmin sudah menunggunya di bangku belakang, tempat mereka biasanya duduk bersama. Wajah Changmin menyiratkan senyuman hangat ketika dia melihat Kyuhyun.

"Hey, Kyu," sapa Changmin ceria. "Kau datang awal hari ini. Apa kau sudah sarapan?"

Kyuhyun tersenyum tipis dan duduk di samping sahabatnya. "Ya, aku sudah sarapan sedikit di rumah. Aku hanya ingin tiba lebih awal untuk bersiap sebelum pelajaran dimulai."

Changmin mengangguk, memahami perasaan Kyuhyun tanpa perlu bertanya lebih lanjut. Dia tahu betapa sulitnya kehidupan di rumah bagi Kyuhyun, dan Changmin selalu berusaha untuk memberikan sedikit kebahagiaan di saat-saat mereka bersama.

Kyuhyun merasa beruntung memiliki sahabat seperti Changmin. Meskipun sering merasa kesepian di rumah, kehadiran Changmin di sekolah membuatnya merasa ada seseorang yang peduli, seseorang yang siap membantunya kapan saja.

Di sekolah, Changmin tidak hanya menjadi teman setia yang selalu menemani Kyuhyun, tetapi juga sosok yang peduli dengan kesehatan sahabatnya. Changmin selalu ingat untuk mengingatkan Kyuhyun agar minum ubatnya tepat waktu. Dia tahu betapa pentingnya ubat-ubatan tersebut bagi kondisi kesehatan Kyuhyun, dan dia tidak ingin sahabatnya mengabaikan hal itu.

Selama istirahat, saat mereka sedang duduk di bawah pohon, Changmin melirik ke arah jam tangannya dan kemudian menoleh ke Kyuhyun.

"Kyu, kau sudah minum ubat pagi ini?" tanya Changmin dengan nada serius namun tetap lembut.

Kyuhyun, yang sedang asyik membaca buku, sejenak terdiam dan menatap sahabatnya. "Ah, aku lupa..." jawabnya pelan, merasa sedikit bersalah karena sering mengabaikan jadwal ubatnya.

Changmin menghela napas pelan, namun dia tidak marah. Sebaliknya, dia mengeluarkan sebotol air dari tasnya dan menyodorkannya kepada Kyuhyun. "Minumlah sekarang, Kyu. Kau tahu itu penting," katanya dengan tegas namun penuh perhatian.

Kyuhyun mengangguk dan mengeluarkan ubat dari saku seragamnya. Dengan bantuan Changmin, dia meneguk ubat tersebut dan meminum air yang diberikan Changmin. "Terima kasih, Min. Aku selalu lupa," ucap Kyuhyun dengan senyuman tipis.

Changmin mengangguk, lalu tersenyum hangat. "Tidak apa-apa, aku akan selalu ingatkan kau"

Kyuhyun merasa bersyukur memiliki Changmin di sisinya. Bukan hanya sebagai sahabat, tetapi sebagai seseorang yang selalu peduli dengan kesejahteraannya. Dengan adanya Changmin, Kyuhyun merasa bahwa dia tidak perlu menghadapi dunia ini sendirian.

CRIMSON TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang