Chapter 3

0 0 0
                                    

Setelah bel terakhir berbunyi, menandakan berakhirnya jam sekolah, Kyuhyun mengemasi buku-bukunya dengan perlahan. Hari itu cukup melelahkan, tetapi juga sedikit menyenangkan karena Changmin selalu ada di sisinya. Saat Kyuhyun keluar dari kelas, dia melihat Changmin sudah menunggunya di gerbang sekolah.

"Hey, Kyu!" seru Changmin dengan antusias. "Bagaimana kalau kita mampir ke arcade sebentar? Kau tahu, untuk bersantai setelah seharian belajar."

Kyuhyun terdiam sejenak. Biasanya, dia langsung pulang ke rumah setelah sekolah, apalagi dengan suasana rumah yang selalu menegangkan, dia cenderung menghindari berlama-lama di luar. Tetapi melihat wajah Changmin yang penuh semangat, Kyuhyun merasa sedikit tergoda untuk mencoba sesuatu yang berbeda.

"Changmin, aku... aku rasa mungkin lebih baik aku pulang saja," jawab Kyuhyun dengan ragu. Namun, Changmin tidak mudah menyerah.

"Ayolah, Kyu. Hanya sebentar saja. Kita bisa bermain beberapa game, melepaskan sedikit stress. Kau butuh sedikit hiburan, percayalah padaku!" Changmin memohon dengan senyuman lebar yang sulit ditolak.

Kyuhyun menghela napas, akhirnya tersenyum kecil. "Baiklah, tapi hanya sebentar, ya?"

"Setuju!" seru Changmin dengan gembira.

Mereka berdua kemudian berjalan bersama menuju arcade yang tidak jauh dari sekolah. Suasana arcade yang ramai dengan lampu-lampu neon dan suara bising dari berbagai mesin permainan sejenak membuat Kyuhyun merasa canggung, tetapi juga sedikit bersemangat. Ini adalah pengalaman yang jarang dia dapatkan—keluar dan bersenang-senang tanpa memikirkan apa yang menantinya di rumah.

Changmin langsung menarik Kyuhyun ke salah satu mesin permainan tembak-tembakan yang populer di arcade itu. "Kau pasti suka yang ini, Kyu! Ayo, kita coba."

Kyuhyun, yang awalnya ragu, mulai larut dalam permainan. Mereka tertawa bersama ketika mencoba mengalahkan level demi level, dan untuk sesaat, Kyuhyun melupakan semua masalah yang menghantui pikirannya. Rasanya seperti dunia di luar sana tidak ada, hanya ada dia dan Changmin yang bersenang-senang.

Ketika sore mulai menjelang, Kyuhyun merasakan dorongan yang kuat untuk segera pulang. Meskipun dia menikmati waktunya di arcade bersama Changmin, ada rasa cemas yang mulai merayap di benaknya, mengingat apa yang mungkin menantinya di rumah. Tanpa berpikir panjang, Kyuhyun dengan cepat menarik tangan Changmin.

"Kita harus pulang sekarang, Min," kata Kyuhyun dengan nada terburu-buru.

Changmin yang terkejut melihat perubahan sikap Kyuhyun hanya bisa mengangguk, mengikuti langkah sahabatnya yang semakin cepat. "Ada apa, Kyu? Kau baik-baik saja?"

Kyuhyun tidak menjawab langsung, tetapi dia mempercepat langkahnya, berharap bisa sampai di rumah sebelum terlalu larut. "Aku... aku hanya tidak ingin terlambat pulang," ujarnya singkat, mencoba menghindari pertanyaan lebih lanjut.

Changmin yang memahami kepekaan Kyuhyun dalam hal ini, tidak memaksa. Dia tahu bahwa Kyuhyun punya alasan sendiri, meskipun sahabatnya itu enggan berbicara banyak tentangnya. Mereka terus berjalan bersama dalam diam, hingga akhirnya mereka sampai di persimpangan jalan yang memisahkan rumah mereka.

"Aku akan menghubungimu nanti, Kyu. Jaga dirimu," kata Changmin dengan lembut sebelum mereka berpisah.

Kyuhyun mengangguk pelan dan memberikan senyum yang lemah. "Terima kasih, Min. Sampai jumpa besok."

Dengan perasaan campur aduk, Kyuhyun melanjutkan perjalanannya menuju rumah, berharap bahwa apa pun yang menantinya di sana, dia bisa menghadapi dengan kekuatan yang telah dia kumpulkan selama sehari ini.

Kyuhyun menghela napas panjang sebelum membuka pintu rumah, berusaha menenangkan diri. Begitu dia melangkah masuk, aroma rumah yang familiar segera memenuhi hidungnya, tetapi tidak ada rasa hangat atau nyaman yang biasanya diasosiasikan dengan kata "rumah."

Saat dia menutup pintu di belakangnya dengan hati-hati, berharap bisa mencapai kamarnya tanpa menarik perhatian siapa pun, suara langkah dari arah dapur menarik perhatiannya. Jungsoo hyung, yang sepertinya hendak menuju ke dapur, muncul di lorong dan langsung menatap Kyuhyun dengan tatapan dingin.

Mata Jungsoo menyipit, menandakan ketidakpuasannya. "Baru pulang sekarang?" tanya Jungsoo dengan nada yang tegas, hampir mengejek. "Ke mana saja kau, hah? Berkeliaran tanpa izin?"

Kyuhyun merasa seluruh tubuhnya menegang, tahu bahwa tidak ada penjelasan yang akan cukup baik di mata Jungsoo. Dia menundukkan kepalanya sedikit, menghindari tatapan tajam dari kakaknya. "Aku... aku hanya pergi sebentar dengan Changmin, hyung."

Jungsoo menggeram pelan, lalu mendekati Kyuhyun dengan langkah berat. "Kau pikir kau bisa sesuka hati pergi ke mana-mana tanpa memberitahu siapa pun? Dasar anak tidak tahu diuntung!" Suara Jungsoo semakin meninggi, dan Kyuhyun bisa merasakan amarah kakaknya semakin memuncak.

Sebelum Kyuhyun sempat bereaksi, tangan Jungsoo sudah mencengkeram kerah bajunya, menariknya lebih dekat. "Dengar, Kyu. Kau tidak bisa terus bertindak sesuka hati. Kau beban bagi eomma, dan satu-satunya alasan kau masih di sini adalah karena kami kasihan padamu."

Kalimat itu menusuk jauh ke dalam hati Kyuhyun. Meski ini bukan pertama kalinya Jungsoo melontarkan kata-kata kasar, rasanya tetap menyakitkan setiap kali mendengarnya. Dia menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang hampir tumpah.

Dengan langkah pelan, Kyuhyun berjalan menuju kamarnya, berusaha menghilangkan rasa takut dan sakit yang baru saja dia alami. Di dalam hati, dia merasa sangat bersyukur memiliki Donghae di sisinya, satu-satunya orang yang selalu melindunginya dari dunia yang begitu kejam.

CRIMSON TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang