#4 -hukuman-

15 7 4
                                    

• HEARTLESS LOVE
• CHAPTER 5
---
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
---

Mata Thalia terbelalak, dia sedikit menyesal telah melamun tadi, Bumi memanggil Thalia untuk maju ke depan dan melaksanakan hukuman.

"Hei kamu! Cepat maju ke depan" ucap Bumi dan menunjuk ke arah Thalia, Thalia mengangguk dan berdiri lalu maju ke depan.

Banyak sorot mata yang melihat ke arah Thalia, Thalia sedikit risih oleh tatapan-tatapan tersebut, tapi Thalia masih menghiraukannya.

Setelah tiba di samping Bumi, Bumi menatap tajam ke arah Thalia, begitu juga Thalia menatap Bumi seperti itu.

"Lakukan push up sebanyak 50x" mata Thalia kini terbuka lebar, dan juga perasaannya kesal karena menerima hukuman sebanyak itu.

Padahal Thalia masih pertama kali memasuki ekstra basket ini, sudah dapat hukuman saja.

"Kak, bisa kurangin tidak hukumannya?" Thalia sedikit  memohon karena dia berpikir tak akan sanggup untuk melakukan hukumannya.

"Tidak ada penolakan, cepat lakukan!" Bumi menolak dengan tegas, ucapannya seperti tak terbantahkan. Bumi memandang Thalia dengan tatapan remehnya.

Thalia mendengus kesal tak terima, ia juga menyalahkan dirinya sendiri kenapa bisa melamun di saat seperti ini.

Dengan berat hati Thalia melakukan push up sebanyak 50x, dan dia juga sedikit kesusahan untuk melakukan push up tersebut.

"Kalian, bawa Anak Tahun Baru untuk melakukan latihan, dan aku akan mengawasi anak ini" perintah Bumi, teman-teman Bumi pun akhirnya mengangguk dan mulai melakukan pelatihan basket untuk Anak Tahun Baru tersebut.

"Lakukan dengan benar!" Ucap Bumi dengan menggertak Thalia, Thalia hanya mengumpat dalam hati nya dan menunjukan ekspresi kesalnya.

'apaan banget sih, bangke'

"Salah! Ulang dari awal!" Bumi berteriak lagi, Thalia memandang Bumi dengan kesal, karena dari tadi gerakannya selalu salah.

"Dari tadi salah! Elo sengaja ya?!" Thalia tak sengaja berucap tak sopan kepada Bumi--sang kakak kelas.

"Maaf....".

"Hukuman bertambah, 100x".







---







20.00

Thalia baru saja selesai mandi, ia terlalu malas untuk mandi sore hari, dan ia memilih untuk mandi sedikit malam.

Thalia mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk, ia menghela nafas.

Thalia merasakan rumahnya benar-benar sepi, seperti tidak ada kehidupan di dalam rumahnya.

Thalia memandang foto keluarga yang terpajang di dinding kamarnya, menatapnya dengan lama. Thalia rindu dengan kenangan itu semua di masalalunya.

Thalia berjalan mendekati foto tersebut, mengusap kaca yang melindungi selembar foto nya. Sambil tersenyum Thalia berkata.

"Mama, Ayah, Kakak.... Thalia rindu kalian"

Liquid bening dari mata Thalia keluar secara perlahan, ya. Thalia menangis.

Thalia merindukan sosok keluarga yang dulu, yang bahagia dan tak hancur. Sekarang?...

"Kira-kira kakak sekarang lagi apa ya?" Ucap Thalia memandang foto kakaknya tersebut, ia mengusap air matanya dengan kedua tangannya.

Perlahan-lahan, Thalia pun pergi menjuh dari foto tersebut dan melakukan rutinitas nya.


---


Thalia turun kebawah, dia ingin memasak makanan, dan saat membuka kulkas, tak ada bahan. Ya kosong.

Thalia malas dengan ini, dia dengan terpaksa harus membeli bahan makanan terlebih dahulu.


---


Kini Thalia sudah berada di supermarket, ia mulai mencari bahan-bahan masakan yang ia butuhkan. Mulai dari daging, sayur, buah, bumbu dapur, dll.

Tak lupa juga dengn Snack, ya..... Thalia ini suka mengemil jadinya kalau ke supermarket harus membeli Snack.

"Hmm, kurang apalagi ya?" Thalia berpikir, dan mengecek barang belanjaannya satu persatu takutnya ada yang kurang.

"Kurang mie instan ga sih, baik waktunya ke tempat adanya mie instan" Thalia memutar balik trolinya dan pergi ke arah yang banyak mie instan nya.

Setelah sampai, Thalia melihat-lihat terlebih dahulu, mana yang harus Thalia beli, dan juga yang rasanya enak menurut Thalia.

Saat dirasa sudah cukup lama melihat-lihat, akhirnya ada merek mie instan yang sangat di sukai Thalia, namun stok nya hanya satu, karena itu juga merek mie instan paling enak.

Thalia pun bergegas ingin mengambilnya, saat sudah di rasa dekat, ada satu orang yang mengambil nya dengan sangat cepat.

Thalia kesal, ia berbalik dan melihat siapa yang mengambil mie tersebut.

---






---

"Elo?!

"Lah!"
---






---

"Kakak kelas nyebelin!"

"Adek kelas cebol!"

Thalia tak terima, kini dia benar-benar bertemu lagi dengan kakak kelas yang baru saja menghukumnya tadi saat ekstra.

"Balikin gak!" Thalia meminta Bumi--kakel. Untuk mengembalikan mie instan tersebut.

Bumi pun menolak, dan tidak mau mengembalikan mie tersebut.

"Siapa cepat dia yang dapat!" Ucap Bumi dengan nada sombongnya, "tapi gua yang lihat duluan!" Jawab Thalia dengan bentakan.

"Ya mana ku tau, yang terpenting mie ini hak milikku" ucap Bumi lalu meninggalkan Thalia yang kesal tersebut, tak lupa memamerkan mie yang di pegang nya.

Thalia kesal sangat kesal, dan Thalia pun terpaksa memilih varian rasa lain untuk di beli.

Setelah itu Thalia membayar dan segera pulang, sudah terlalu malam Thalia pergi.

---
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
---

Maafkan kalau ada kesalahan kata/kekurangan kata, ya karena tidak di sengaja oleh diriku ygy:v, terima kasih telah membaca, maaf kalau gaje/ga nyambung. Karena ini pertama kalinya aku bikin cerita.

Boleh di pencet tanda vote? Boleh komen juga? Terimah kasih yang telah melakukan hal tersebut.

( Maaf baru upload , baru ada waktu🙏🏻 )

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heartless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang