iv | midnight talks

103 27 30
                                    

"Bisa begitu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa begitu ya..." ucap Juna waktu dia inget-inget kejadian di acara ulang tahun kakeknya tadi.
 
 

Kayak... dari setiap kebetulan yang ada di dunia ini, kok bisa ada kebetulan dia sepupuan sama Lintang?

Iya, Lintang yang itu. Yang pacarnya namanya Gesang, temen satu jurusan dia yang juga pernah ditaksir sama Sekar sampai Sekar nekat dan pernah jadi cegil.

Nggak habis pikir Juna.

Mau ketawa tapi nggak bisa. Mau kesel tapi nggak ada alasan. Eh ada deng, dia takut kalau fakta dia sepupuan sama Lintang bisa bikin frekuensi dia sama Gesang sering ketemu (karena satu acara keluarga besar) dan bisa bikin dia lebih deket sama Gesang lagi kayak di semester sebelumnya.

Juna takut.

Takut kalau sampai mereka akrab lagi kayak dulu, Sekar jadi otomatis ikutan deket dan naksir lagi ke Gesang. The worst scenario, sih, Sekar malah jadi jauhin Juna karena nggak mau deket-deket sama hal yang berhubungan sama Gesang.

Iya, kemungkinannya dua itu.
 
 

"Eh? Tapi, bukannya Sekar udah mulai cool down sama Lintang?" tanya Juna ke dirinya sendiri sambil berhenti spinning pulpen di tangannya.
 
 

Detik berikutnya Juna langsung decih. Keinget kalau Lintang sama Asaris nggak punya hubungan baik. Dan karena Sekar udah pasti mihak Asaris, otomatis pasti Sekar nggak bakal mau deket-deket atau akrab sama Lintang.

Ya... nggak harus emang.

Cuma ya gitu lah.

Biar gimanapun dia sama Lintang itu ada hubungan saudara meski cuma sepupu.

Juna jadi pusing gara-gara overthinking sendiri.

Dia yang awalnya mau cerita ke Sekar soal acara kakeknya tadi jadi urung. Jadi mikir berkali-kali buat tetep cerita apa enggak.

Jujur, Juna agak penasaran sama reaksi Sekar kalau sampai tahu dia sama Lintang nih ada hubungan saudara. Juna maunya, sih, fakta itu nggak bakal bikin Sekar berubah. Baik berubah jadi suka lagi ke Gesang ataupun malah jauhin Juna. Juna maunya tetep begini aja.
 
 
"Ya udah nggak usah diceritain. Nggak semua hal harus diceritain juga," ucap Juna yang akhirnya milih buat nggak ambil pusing.
 
 
Juna lebih milih buat nyalain hapenya. Terus buka ruang obrolan dia sama Sekar. Udah lewat tengah malem sebenernya. Tapi, Juna beneran pengen banget ngobrol sama Sekar.
 
 
"Masih bangun nggak ya dia?" tanya Juna yang lagi-lagi nanya ke dirinya sendiri.
 
 

Biasanya, sih, udah. Sekar paling malem kalau tidur jam 10 atau 11an. Itu juga karena ada tugas. Dia bahkan bisa tidur jam 8. Cuma karena Sekar nggak mau tidur abis makan malem, alhasil dia selalu tidur jam 9an ke atas. Antara 2 sampai 3 jam setelah makan malem. Seringnya di jam 10 itu.

Waktu Juna tanya kenapa begitu, katanya biar perutnya nggak buncit. Biarpun suka makan makanan instan atau makanan nggak sehat lainnya, Sekar lumayan strict soal berat badannya. Nggak mau lebih atau kurang. Maunya yang BMInya normal.

serasa serasi ; yang jungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang