Juna, nggak pernah tahu love language dia apa. Yang jelas tiap kali Sekar sentuh atau pegang dia, ada perasaan aneh yang dia rasain tiba-tiba. Rasanya kayak endorfin dalam badan dia itu tiba-tiba naik drastis.
Sekar yang menurut beberapa orang agak touchy kalau ngerasa udah deket sama orang, bakalan dengan gampang taruh tangannya buat sentuh atau pegang orang lain.
Sentuh di wajah, lengan, taruh tangannya di atas paha lawan bicara, dan lain-lain.
Walaupun Juna sering ngerasa deg-degan kalau Sekar begitu, seenggaknya itu masih lebih baik dibanding perasaan nggak senengnya waktu dia lihat Sekar lakuin itu ke orang lain.
Juna, nggak pernah tahu love languagenya apa. Yang jelas tiap kali Sekar kasih validasi buat setiap apa yang dia rasain dan bilang, ada perasaan lega yang bikin dia ngerasa tenang dan nyaman buat berkeluh kesah ke Sekar.
Nggak kayak kebanyakan orang yang maunya didenger aja, Sekar itu mau dengerin. Dengerin semua omongan Juna. Mulai dari yang serius sampai yang nggak jelas sekalipun. Yang beberapa orang mungkin bakal nanggepinnya dengan omongan, "hah?" atau "apa sih nggak jelas, Jun."
Juna emang seneng didenger, tapi dia lebih seneng denger Sekar ngomong. Kadang berisik. Kadang, ada beberapa kata-katanya yang terkesan julid dan agak nylekit. Tapi, menurut Juna itu sisi lebihnya Sekar, yang selalu ngomong apa adanya walaupun terkesan ceplas-ceplos.
Di depan Sekar, Juna nggak harus pura-pura jadi orang lain. Di depan Sekar Juna bebas mau gimana karena Juna tahu, Sekar nggak akan kasih penghakiman ke dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
serasa serasi ; yang jungwon
Romancebuat Juna, Sekar itu segalanya. buat Juna, Sekar itu dunianya. buat Juna, nggak boleh ada yang bikin Sekar luka buat Juna, "nggak ada kata gue atau lo, adanya kata kita."