PROLOG

125 37 25
                                    

⚠️ KARAKTER, LATAR BELAKANG DLL YANG TERCANTUM DALAM CERITA INI HANYA PURE KARANGAN PENULIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️
KARAKTER, LATAR BELAKANG DLL YANG TERCANTUM DALAM CERITA INI HANYA PURE KARANGAN PENULIS. MAAF JIKA TULISAN BELUM BAGUS, BARU BELAJAR MENULIS DAN AKAN TERUS BELAJAR HINGGA KARYA TULISAN DICINTAI OLEH BANYAK ORANG.


JANGAN LUPAA VOTE YA! VOTE KALIAN BERARTI BAGI AKUU😋

ENZI-17TH

25thn

TERLIHAT gadis yang sedang fokus mengerjakan perkerjaan kantor. Sudah ber jam-jam dirinya memantau didepan layar komputer, hingga jari jemarinya pegel yang selalu mengetik di keyboard. Lelah, pusing, ngantuk dan rasa ingin pulang untuk beristirahat campur aduk saat 15 menit sudah mendekati waktunya jam pulang. Bagaimana tidak lelah? bayangkan dirinya 8jam duduk dan hanya menginput data hasil keuntangan dari kantor yang terulang berulang selama 5x24jam.

"Akhirnya, selesai juga!" Seru Enzi setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan dikantor. Enzi bergegas merapihkan seluruh berkas yang masih berantakan di meja nya. Setelah itu, ia keluar dari kantor dan ingin healing dicafe sekitar kantornya. Tiba juga dicafe, Enzi langsung masuk barisan antrian.

"Kak, saya mau americano nya satu yah." Ujar Enzi setelah dirinya sudah tiba dikasir.

"Baik kak, americano nya pakai gula atau tidak?"

"Boleh kak, sedikit aja ya." Enzi sedikit membutuhkan gula atau yang manis-manis agar membalikan energi yang habis dikantor kerjanya.

"Oke kak, ini yah nomor antrianya. Terimakasih!" Enzi membawa nomor antrian dan mencari tempat duduk yang nyaman untuknya. Sambil menunggu minuman datang, Enzi membuka aplikasi chating untuk melaporkan pekerjaan yang telah dia kerjakan. Sebelum tanda send dipencet oleh Enzi, ibu jarinya berhenti dan mata tertuju pada notif bubble yang ada diatas layar headphone. Ya! akhirnya yang Enzi tunggu-tunggu mengabari dirinya, Enzi segera berpindah kontak lalu membalas pesan dari pacarnya.

 Ya! akhirnya yang Enzi tunggu-tunggu mengabari dirinya, Enzi segera berpindah kontak lalu membalas pesan dari pacarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Enzi ternganga dan shcok. Baru saja sang kekasih melamar. Belum sempat membalas chat, Enzi ditepuk pelan pundaknya oleh seoarang lelaki sebaya.

"Enzi?" Suara yang tidak asing saat namanya dipanggil, dirinya merasa dejavu dengan masa sekolah menengah atas. Lelaki itu menuju kursi yang ada dihadapan Enzi. Enzi terdiam dan membeku saat lelaki itu sudah duduk dihadapanya.

"Apa kabar, lo sehat kan?" Tidak bisa menjawab pertanyaanya, malah air mata Enzi bergenang dimata, sebagai tanda dirinya masih tidak bisa melupakan lelaki itu. Enzi menatap dengan mata yang penuh kerinduan pada lelaki itu. Lelaki itu mengelap air mata yang jatuh dipipi Enzi.

"Eh, jangan nangis. Maafin gue ya, Enzi.." Enzi memukul pelan dada lelaki itu dan menangis.

"Kenapa lo harus datang lagi di hidup gue, Eric! Selama bertahun-tahun lo menghilang dan gue sudah berdamai dengan semuanya, lo malah datang ke hidup gue lagi, kenapa?!" Eric menenangkan Enzi dan memeluk nya. Kata-kata tersebut menusuk hati Eric. Eric kecewa pada dirinya karena tidak bisa menjaga perasaan Enzi dimasa lalu.

"Maafin gue, Enzi.." Jawab Eric lirih. Eric memeluk erat Enzi dengan rasa penyesalan. Enzi tidak menjawab permintaan maaf, namun langsung bergegas bangun dari kursi dan keluar dari cafe. Belum saja tiba pesanan Enzi, tapi dirinya sudah pergi meninggalkan cafe. Dari jendela dalam cafe, Eric hanya bisa melihat Enzi pergi dari tempat itu dan meninggalkan dirinya seorang diri.

Sepanjang jalan mencari angkutan umum, Enzi menangis. hingga sudah didalam bus
Enzi masih menangis tersedu-sedu. Sebenernya Enzi paling tidak suka menjadi pusat perhatian dengan padangan kasian kepada dirinya. Namun dia sudah tidak peduli dengan hal itu, kini dia dilihat banyak orang dan dibicarakan oleh orang ramai disana sambil menunggu bus berhenti turun. Hembusan angin menusuk tubuh Enzi saat dirinya turun dari bus. Dengan mata yang sebab Enzi memasuki rumah.

•'•'•'•'•'•'

plak
"Brengsek, lo ric!"

"Lo anggap gue ini apa? jahat lo! gue baru ditinggal pergi dengan orang yang gue sayang dan masih membekas luka. Dan teganya lo ngehianatin gue dengan selingkuh dibelakang gue!"

Luka itu telah lama pulih, namun terbuka kembali saat Enzi bertemu dangan Eric. Butuh lama dirinya untuk menutupi trauma yang terjadi, hingga trauma itu datang lagi seperti Enzi di 17tahun.

by: tukangboba

ENZI-17THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang