Tahun ajaran baru di sekolah membawa campuran perasaan antusias dan cemas. Bagi Hans Durchdenwald, tahun ini memiliki makna khusus. Dengan persaingan dan frustrasi yang terus membara dalam dirinya, dia semakin bertekad untuk membuat Frank Wynn merasakan konsekuensinya. Namun, sebuah pertemuan tak terduga dengan Reginetta Ang, siswa berprestasi di sekolahnya, akan mengubah jalannya cerita.
Di hari pertama kelas baru, Hans memasuki ruang kelas dengan rencana yang telah disusun matang di kepalanya. Namun, kedatangannya di sekolah disambut oleh kehadiran Reginetta Ang, yang tengah duduk di kursi depan kelas dengan penuh percaya diri. Di usianya yang menjelang 14 tahun, Reginetta sudah duduk di kelas sepuluh setelah loncat kelas.
“Lihat itu, Hans,” bisik Jake saat mereka masuk ke ruang kelas. “Itu Reginetta Ang. Dia sudah loncat kelas, loh.”
Hans menatap Reginetta dengan rasa ingin tahu. “Ya, aku dengar tentang dia. Pasti ada alasan kuat kenapa dia di sini lebih awal dari umurnya.”
Saat istirahat pertama, Hans memutuskan untuk mendekati Reginetta, yang tengah duduk sendirian di meja taman sekolah, sibuk dengan buku-bukunya. Dia merasa ini adalah kesempatan yang baik untuk mengenal Reginetta dan mungkin mendapatkan informasi berguna untuk rencananya.
“Hai, Reginetta,” sapa Hans sambil mendekat. “Boleh aku duduk di sini?”
Reginetta mengangkat kepalanya dari buku dan tersenyum ramah. “Tentu saja, Hans. Apa yang bisa aku bantu?”
“Aku hanya ingin berkenalan. Aku baru saja pindah ke sekolah ini dan aku mendengar banyak hal baik tentangmu,” kata Hans sambil duduk di bangku sebelahnya.
Reginetta tersenyum. “Senang bertemu denganmu, Hans. Aku berusaha untuk melakukan yang terbaik di sini. Bagaimana denganmu?”
“Sama saja,” jawab Hans. “Aku juga berusaha keras untuk beradaptasi di sini. Oh, aku dengar kamu sangat cerdas dalam sains. Itu keren sekali.”
Mereka melanjutkan percakapan dengan nyaman. Hans merasa terkesan dengan kecerdasan Reginetta dan pengetahuan mendalamnya tentang berbagai topik. Semakin lama mereka berbicara, semakin Hans merasa terinspirasi oleh Reginetta, meskipun ada rasa iri kecil yang muncul dalam dirinya.
Dengan percakapan yang lancar, Hans mulai merasa bahwa Reginetta bisa menjadi teman yang baik untuk berbagi ide sains dan mungkin bisa membantunya dalam proyek-proyek mendatang. Namun, dia juga tidak bisa mengabaikan rencananya untuk mempermalukan Frank.
Hans telah merencanakan sesuatu yang licik untuk membuat Frank Wynn merasakan akibat dari persaingan mereka. Rencana pertamanya adalah membuat Frank yang memiliki freckles menjadi jerawatan dengan memakan makanan penuh minyak. Hans telah merancang alat canggih yang dapat menambahkan minyak lezat ke makanan Frank secara diam-diam. Dengan bantuan alat ini, Hans berencana untuk menyuntikkan minyak ekstra ke dalam makanan Frank, menyebabkan wajahnya menjadi berminyak dan jerawatan.
Di malam hari, Hans mulai mempersiapkan alat-alat canggih yang dirancang untuk melaksanakan rencananya. Dia sudah memikirkan setiap detail dengan cermat. Alat-alat ini dirancang untuk memanipulasi dan memalukan Frank dengan cara yang paling efektif.
Ketika Hans sedang bekerja di laboratorium rumahnya, dia mendengar suara ketukan di pintu. Dia membuka pintu dan terkejut melihat sosok superheroine kecil dengan kostum cerah dan masker di wajahnya.
“Hei, kau!” teriak gadis itu, tampak sangat serius. “Apa yang kau lakukan di sini?”
Hans mengernyitkan dahi. “Siapa kamu?”
“Aku seorang superheroine,” jawab gadis itu dengan tegas. “Aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal-hal buruk.”
Hans merasa frustrasi dan sedikit terancam. Dia belum pernah bertemu dengan seorang superheroine seperti ini sebelumnya. “Kau tidak bisa menghentikanku,” katanya. “Aku hanya mencoba untuk mendapatkan keadilan untuk diriku sendiri.”
“Keadilan tidak berarti melukai orang lain,” kata gadis itu. “Aku di sini untuk melindungi mereka yang tidak bisa melindungi diri mereka sendiri. Jadi, berhentilah sekarang juga.”
Ketika gadis itu pergi, Hans merasa bingung dan marah. Dia tidak tahu siapa gadis itu atau bagaimana dia tahu tentang rencananya. Namun, dia tidak akan membiarkan hal ini menghentikannya. Rencananya harus terus berjalan, meskipun dia harus menghadapi ancaman baru.
Sementara itu, hubungan Hans dengan Reginetta mulai berkembang. Mereka sering berbicara dan berdiskusi tentang sains, dan Hans merasa semakin tertarik dengan kepribadian dan kemampuan Reginetta. Meskipun dia sangat menghargai kecerdasan Reginetta, dia juga merasa sedikit terancam oleh kemampuannya.
Reginetta sendiri, di balik penampilannya sebagai seorang siswa berprestasi, adalah seorang superheroine dengan identitas rahasia. Ketika dia menggunakan kekuatannya untuk menghentikan rencana jahat Hans, dia berusaha keras untuk menjaga identitasnya tetap tersembunyi. Reginetta merasa terjebak antara kewajibannya sebagai superheroine dan hubungan barunya dengan Hans, yang semakin mendalam.
Keesokan harinya, Hans membawa alatnya ke sekolah dengan hati-hati. Dia menunggu saat makan siang tiba, dan melihat Frank sedang duduk bersama teman-temannya di kantin. Dengan cepat, Hans mengambil posisi di dekat meja Frank, bersiap untuk menyelesaikan rencananya.
Sementara itu, Reginetta, yang juga berada di kantin, memutuskan untuk mengambil tindakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cermin Prestasi dan Kekacauan
Science FictionHans Durchdenwald, seorang remaja berusia 15 tahun harus beradaptasi dengan lingkungan barunya di Amerika Serikat setelah pindah dari Jerman bersama dengan keluarganya. Negara baru, apartemen baru, sekolah baru, musuh baru, teman baru, dan... pacar...