chapter 5

55 6 0
                                    

Typo bertebaran. Maafkan jika ada salah penempatan kata dan tanda baca. Dan jika ada salah nama mohon diberitahu. Agar bisa diperbaiki.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Wei Wuxian merangkul pundak Jiang Cheng dan berjalan keluar kamar menuju aula. Setelah tiba, Wei Wuxian dibuat heran karna melihat perdebatan menjurus ke perkelahian antara Nie Mingjue, Lan Xichen dan Mengyao.

Nie Mingjue " Menyingkir Xichen, jangan mencoba melindungi pengkhianat itu."

Lan Xichen "dage, kendalikan amarahmu. Mengyao tidak mengkhianati kita."

Nie Mingjue "lebih baik kau tutup mulutmu Xichen, kau tidak tau apa yang terjadi di aula ini. Jadi jangan mencoba untuk melindunginya."

Lan Xichen "dage, dengarkan aku dulu. Aku berkata yang sebenernya. Apa dage tau dari mana aku mendapatkan semua informasi mengenai Wen Rouhan, Itu semua dari Mengyao dage. Dage, kalau tidak percaya kita bisa mengambil sumpah sebagai saudara. "

Nie Mingjue hanya menatap Lan Xichen dan Mengyao bergantian masih dengan amarah didalam dadanya.. Hingga netranya menangkap sosok seorang.

Nie Mingjue "Jiang gongzhi? "

Jiang Cheng yang merasa terpanggil memberi hormat pada pemimpin nie dan gushu tersebut.

Jiang Cheng "salam, nie zongzhu dan Lan zongzhu"

Nie Mingjue "bagaimana keadaanmu? Kuharap Wen Rouhan tidak terlalu banyak melukaimu? "

Jiang Cheng meremat jubah hanfu luarnya dengan kuat mengingat apa yang sudah dilakukan Wen Rouhan padanya dalam berapa bulan ini.

Jiang Cheng "seperti yang anda lihat nie zongzhu, aku masih dalam kondisi yang tidak baik. Tapi setidaknya, Wen Rouhan tidak membiarkanku terluka tanpa pengobatan. Walau setelah itu dia akan melukaiku lagi. "

Nie Mingjue "syukurlah kalau begitu. Mungkin dia masih melihatmu sebagai putra dari mendiang Jiang zongzhu."

Nie Mingjue menatap kearah Jiang Cheng hingga netranya menangkap kearah perut Jiang Cheng. Jiang Cheng yang menyadari arah tatapan pemimpin sekte Nie itu langsung menutup perutnya dengan jubah hanfu luarnya.

Nie Mingjue yang melihat gerakan Jiang Cheng yang menutupi perutnya yang menghela nafas. Dia faham sekarang apa yang terjadi selama Jiang Cheng menjadi tawanan Wen Rouhan.

Nie Mingjue "apa kau tetep akan mempertahankan nya? Dia darah daging Wen Rouhan?"

Jiang Cheng "ini anakku, darah daging ku. Aku akan tetep mempertahankan nya."

Nie Mingjue tidak melanjutkan kata²nya. Dan saat netranya menatap Mengyao, emosinya kembali. Nie Mingjue langsung meninggalkan aula dan kembali ke perkemahan dan mengobati lukanya.

Lan Xichen yang menatap kepergian Nie Mingjue yang masih menyimpan kemarahan pada Mengyao hanya bisa menarik nafas pasrah dan membawa netranya menatap Mengyao yang menunduk sambil meremat hanfunya.

Lan Xichen "A'yao, jangan khawatir aku akan berbicara dengannya saat emosi sudah reda. Apapun yang terjadi di aula ini antara kau dan dage, aku percaya kau tidak akan mengkhianati kepercayaanku bukan? "

Mengyao hanya mengangguk dan tersenyum tipis untuk menunjukan pada Lan Xichen bahwa dirinya baik² saja. Sedangkan Wei Wuxian sudah membawa Jiang Cheng meninggalkan aula. Lalu disusul Lan Xichen dan Mengyao.

Lan Wangji memang tidak ada di aula karna saat keluar dari kamar yang digunakan untuk mengurung Jiang Cheng. Lan Xichen langsung meminta Wangji untuk mengurus para mayat Wen dan para prajurit mereka yang gugur.

~~~

Di perkemahan Jiang.
Jiang Yanli menunggu kedua adiknya. Setelah Wei Wuxian tiba bersama Jiang Cheng. Jiang Yanli tidak bisa menahan air matanya lagi.

2 KULTIVATOR IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang