Episode Lima

5 1 0
                                    

Panah Sholawat Nabi•

Rektor Universitas Al Azhar memberi tugas kepada Nyimas Khanzah untuk pergi ke rumah saudaranya yang lagi sakit di area hutan Cairo selatan.
Selain untuk menengok dan mendoakannnya, Nyimas Khanzah juga disuruh memberikan bungkusan roti dan menyampaikan pada saudaranya bahwa Beliau akan datang menjenguknya minggu depan dikarenakan masih banyak kesibukan di kampusnya.
Berangkatlah Nyimas Khanzah ke tempat yang dituju.

Dalam tengah perjalananannya, lagi asyik goes sepeda dan asyik bersholawat Nabi, Nyimas didatangi seekor capung.

Capung itu berkata kepada Nyimas:

"Nyimas.."
"Tolonglah suamiku.."
"Dia terkena pulut oleh anak kecil yang lagi bermain.."
"Suamiku nggk bisa terbang lagi.."
"Anak kecil itu pergi karena mengira mainannya mati.."
"Padahal Suamiku hanya pingsan.."

Lalu Nyimas menolong Capung itu dari pulut yang membelenggunya.

Tak berapa lama Capung itu sudah sadar dari pingsannya.
Sebelum pergi terbang, Kedua Capung itu berterima kasih kepada Allah dan berterimakasih kepada Nyimas Khanzah dan juga memberikan hadiah berupa Panah Sholawat Nabi.

Saat Nyimas mau melanjutkan perjalanannya, Nyimas dihadang oleh Jin Pulut.

"Kenapa Kamu menggagalkan usahaku untuk membunuh Capung itu.."
"Dikarenakan yang berhak membunuh semua makhluk adalah Pencipta makhluk itu sendiri yaitu Allah.."

Marahlah Jin Pulut.

Saat Dia menyerang Nyimas Khanzah dengan pulutnya, Nyimas Khanzah memanah jin itu dengan sambil membaca sholawat Nabi.

"Shollahu a laa Muhammad.."

Kemudian Jin Pulut menghilang.

Lalu Nyimas melanjutkan perjalanannya.

Tak berapa lama sampailah di tempat yang dituju.
Disana Nyimas menengok, mendoakan saudara Rektor yang sakit dan menyampaikan amanat Rektornya dan memberikan bungkusan kue dari Rektornya.

Setelah itu Nyimas Khanzah berpamitan pulang.
Sebelum pulang, Saudara Rektor itu mengucapkan terimakasih kepada Allah, Nyimas Khanzah dan Rektor saudaranya ini.
Lalu berpesan kepada Nyimas Khanzah untuk menyampaikan terimakasihnya kepada saudaranya ini (Sang Rektor).
Nyimas pun mengganggukkan kepalanya dan bilang:

"Insyaa Allah, akan Saya sampaikan amanatnya.."

T. B. C

Bidadari Di MesirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang