Hembusan nafas kasar keluar dari bibir tipis Seulgi, sembari menghisap permen batangan dia. Koridor sekolah yang panjang ini rasanya sangat jauh sekali.
Memutuskan untuk berhenti merokok di area sekolah, di ganti dengan menghisap permen sebagai alternatif lainnya, kata dia tujuannya sih biar otaknya tersugesti lagi hisap rokok.
Kaki nya terhenti di ruang bimbingan konseling, dia menatap sejenak tangannya sedikit ragu untuk membuka pintu kecil yang menjadi pembatas antara dia dan ruangan Joohyun, wajah nya ragu dan hati nya berdebar cepat, dia menghela nafas ringan sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi saja.
"Kenapa gak jadi masuk?"
Itu adalah suara wanita dewasa yang dia pikirkan semalaman, suara nya halus namun terdengar datar. Seulgi menoleh kebelakang, wanita yang rambut nya terurai panjang hitam dan tebal itu menggunakan blouse putih dan rok pendek berwarna hitam, tentu dengan stocking hitam yang selalu di pakai saat mengajar.
"Ibu berharap saya masuk? kalo gitu saya masuk aja" Seulgi menutup kegugupannya dengan bertingkah sebagai anak tak tahu malu.
Maju dua langkah untuk memperdekat jarak nya dengan Joohyun, yang lebih pendek mendongak ke atas menatap mata muridnya yang tersenyum seperti rubah.
"Kalau mau masuk, masuk aja"
Joohyun membuka pintu ruangan kerja nya, mempersilahkan Seulgi masuk dan duduk di sofa berwarna coklat. Ruangan dengan wangi Joohyun rasanya membuat Seulgi nyaman, ruangannya rapi dan tertata, setiap dokumen juga tidak ada yang berserakan.
Joohyun duduk di sofa samping Seulgi, entah mengapa guru cantik ini sikapnya sedikit berbeda, lebih lembut dan tidak begitu dingin. Seulgi mengeluarkan permen batangan dari mulutnya.
"Saya gak ngerokok seharian ini di sekolah, ini udah jam istirahat ke dua. Setiap kali saya pusing saya makan permen"
"Saya kan gak merhatiin kamu selama berjam jam, siapa yang tau kamu ngerokok diem diem kan?"
Seulgi menoleh, satu alisnya terangkat, sudut bibir kanannya tertarik membuat senyuman. "Loh ibu gak percaya? coba sini cium bibir saya, ada bau rokok atau nggak"
Joohyun sedikit terkejut dengan perkataan abstrak yang di lontarkan Seulgi, dia membuang wajahnya menatap hal lain, tanpa di sadari dan tidak ada yang tahu, di balik rambut panjang dan hitam milik Joohyun ada leher putih mulus yang perlahan berubah warna menjadi ke merahan.
"Kamu aneh, kenapa dari kemarin kamu ngeluarin kata kata ambigu"
"Ambigu? mungkin pikiran ibu aja yang kotor terus menjalar kemana mana, saya sih nganggep ini normal"
Seulgi mendekatkan wajah nya sedikit lebih dekat, tangan kanannya terangkat untuk menarik wajah Joohyun yang menolak menatapnya. Joohyun sedikit terkejut namun tidak mengatakan apa apa.
Seulgi menghisap permen yang di pegang tangan satunya, menghisap nya dengan lama sampai rasanya seluruh mulut Seulgi akan terasa manis kalau di cium.
Joohyun menatap bibir Seulgi dengan tatapan terkejut sekaligus penasaran, apakah mulut Seulgi akan terasa sangat manis seperti rasa strawberry? pikirnya
Tangan Joohyun secara tidak sadar dan tidak terduga terangkat untuk menyentuh garis rahang Seulgi yang tegas, menariknya dengan lembut dan cepat untuk mempertemukan bibir guru dan murid itu.
Tentu saja Seulgi sangat terkejut bukan main, sikap Joohyun benar benar tidak bisa di baca oleh Seulgi, gadis itu pikir dia akan di usir atau di caci maki.
Mata Seulgi melebar karena terkejut, sementara tangan Joohyun malah semakin menarik rahang Seulgi untuk memperdalam ciuman yang tadinya hanya bibir yang menempel.
Ruangan yang sunyi hanya terdengar suara kotor yang di buat antara bibir Joohyun dan Seulgi, kedua nya terlarut oleh nafsu kecil yang di akibatkan sebatang permen. Kedua tangan Joohyun melingkar di leher Seulgi dengan sempurna, kedua nya berciuman tidak ada yang berencana untuk memisahkan bibir mereka.
"mhmm.."
Tangan seulgi mencengkram pinggang Joohyun yang kecil, mengangkat yang lebih dewasa ke pangkuannya tanpa memutus ciuman mereka. Lidah mereka saling bergelut di dalam kedua mulut mereka, yang lebih muda menghisap bibir bawah yang lebih dewasa, lalu menggigitnya.
Joohyun meremas rambut belakang Seulgi dengan pelan saat bibir bawahnya di gigit. Mereka menarik masing masing bibir mereka membuat sebuah sambungan saliva antara bibir Joohyun dan Seulgi.
"Manis, bibir kamu manis"
Dengan mata setengah terbuka Seulgi menarik ceruk leher Joohyun, mencium dan menghisap leher putih pucat yang dewasa, sebelum menggigit Joohyun lebih dulu mendorong wajah Seulgi dengan lembut.
"Jangan .. bahaya"
"Ah .. udah gila saya"
Seulgi memeluk Joohyun erat lalu menyembunyikan wajahnya di pundak Joohyun, mencium aroma wangi wanita dewasa yang membuat Seulgi akan mabuk setiap saat kalau berada di sampingnya, mencium singkat pundak Joohyun sebelum menurunkan Joohyun dari pangkuannya dengan lembut, lalu lari dan kabur meninggalkan Joohyun yang hanya menatap punggung Seulgi dengan tatapan bingung, sebelum punggung itu perlahan menghilang dari pandangannya.
Sementara itu, Seulgi terus berlari menuju toilet siswa yang ada di lantai dua, seluruh siswa di sepanjang koridor hanya menatap Seulgi dengan heran karena berlari sekencang itu.
Dia membuka pintu toilet dengan kasar dan duduk di atas toilet sebelum menutup toilet tersebut. Dia menunduk dan menutup seluruh wajah dengan kedua tangannya.
"Gila .. gila .. gua ciuman sama Joohyun.."
Seulgi meremas rambutnya, pipi dan punggung leher nya terasa begitu panas, mungkin tanpa Seulgi lihat warna mereka berubah menjadi merah. Jujur saja Seulgi senang bukan main karena yang bergerak duluan adalah Joohyun, dia tidak menyangka guru itu bukannya mencaci maki atau mengusir nya tapi malah menciumnya.
"Kalau gua punya penis pasti penis gua udah berdiri, dasar .. anjing birahi"
Seulgi menghela nafas kasar dan bersandar pada toilet duduk, memejamkan matanya dan menetralkan nafas nya yang panas dan tersengal-sengal. Sebelum akhirnya kewarasan itu sudah kembali sepenuhnya.
Seulgi terkekeh melihat balasan dari Joohyun, dia tidak menjawab lagi, sia sia dia khawatir sama perasaan Joohyun yang dia kira akan menyesali ciuman yang tadi.
^_________^
dem udah ciuman aje
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FOOLS : SEULRENE
Fanfiction"If I were a man, loving you wouldn't be a sin" "I'll make a sin if I love you."