Gadis Pembawa Kebahagiaan 3

1.7K 6 0
                                    


Di malam harinya, seperti sebelumnya pak Paijo masih sulit tidur. Skrg mencium bau wangi Nesa sudah cukup untuk membuat nafsu birahinya naik. Setelah bangun, pak Paijo lgsg bergegas ke kamar mandi. Selain mandi, Pak Paijo berfikir harus melepaskan nafsu ini karena benar2 sudah gk nahan lagi. Yah, bukan pertama kalinya toh pak Paijo ngocok mr.pnya sendiri, yg penting puas dan aman. Daripada buang2 uang buat "jajan" yg blm tentu aman jg.

Kali ini Nesa bangun agak lebih cepat, sempat agak bingung karena tidak ada suara apapun seperti biasa. "Hmm, apa pak Paijo dah keluar rumah yah?"

Tanpa pikir panjang, Nesa mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.

Saat Nesa membuka pintu kamar mandi yang sedikit tertutup, sungguh kagetnya Nesa melihat pak Paijo ada di dalam kamar mandi. Tapi bukannya mandi atau malah buang hajat, pak Paijo sedang mengocok mr.pnya yang sudah ereksi.

"Aduh maaf pak!", kata Nesa saat menyadari apa yg dia lihat dan lgsg menutup pintu. Nesa jg bs melihat pak Paijo kaget saat pintunya terbuka td dan terdengar kelabakan di dalam kamar mandi.

Tak lama, pak Paijo kembali membuka pintu dan menatap Nesa yang terlihat ketakutan. Nesa ketakutan karena merasa sudah tidak sopan sudah melihat pak Paijo sedang ngocok. Sedangkan pak Paijo jd panik karena tamu cantiknya itu melihatnya saat dia sedang melakukan hal yg tidak seharusnya dilihat org, kalau saja yg dilihat itu saat ia melakukan hal lain mungkin pak Paijo tak akan sepanik ini.

"Maaf pak, Nesa gk tahu bapak ada di dalam pak", kata Nesa sambil menunduk karena takut melihat reaksi pak Paijo.

"Aduh, itu neng, saya yg minta maaf neng. Neng Nesa liat yang barusan neng", kata pak Paijo sambil agak mengusapkan tangannya di celana.

Suasana jadi agak canggung sekarang, keduanya saling diam karena tak tahu harus apa skrg. Tp pak Paijo pun berkata terlebih dahulu, "Anu neng, kalau mau mandi silahkan neng".

Meski agak canggung, tp Nesa menerima tawaran pak Paijo, "Oh iya pak".

Meski sedang mandi, kejadian barusan masih terngiang2 di pikirannya. Memang itu bukan pertama kalinya Nesa melihat miss.v, toh dia juga bukan perawan lg, karena itulah dia diusir dr rumah. Dari perasaan khawatir, muncul perasaan lain di benak Nesa, perasaan menggelitik saat mengingat mr.p pak Paijo yg ereksi. Tanpa disadari, Nesa mulai menggosok2 miss.vnya sendiri sambil mengingat2 ukuran mr.p pak Paijo yg ternyata panjang, berurat dan terlihat sangat kokoh.

"Nggghhhh... Aaahhh....", desah Nesa pelan.

Nesa tidak sadar bahwa dia begitu ingin berhubungan sex, semua masalah yang dihadapi ini membuatnya begitu stress, dan ia kini merasa ingin merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan. Setelah beberapa saat, Nesa pun membulatkan niatnya. Dia tahu pak Paijo bukanlah orang yang jahat, kalau mau bisa saja Nesa diperkosa, atau bahkan barusan bisa saja pak Paijo memaksakan keinginannya pada Nesa, tapi tidak justru pak Paijo yg minta maaf.

Kalau dipikir 2, anggap aja ini balas budi Nesa sudah dibantu oleh pak Paijo.

Setelah selesai mandi, Nesa pun menuju ruang depan lagi dimana pak Paijo sedang makan.

"Oh ya neng, silahkan makan neng", kata pak Paijo. Di depannya sudah ada piring dan sendok untuk Nesa, nasi dan sepiring lauk telur dan tahu goreng dan sambal.

Nesa duduk seolah tidak terjadi apa2 sementara pak Paijo terlihat masih agak canggung dan tidak berani bertatap muka langsung dg Nesa.

Nesa pun makan dengan santainya, "Tahu-nya enak pak".

"Eh, Oh iya mbk, baru beli td, katanya baru aja dibikin", balas pak Paijo.

"Hari ini pak Paijo mo kerja di sawah pak?", tanya Nesa.

"Oh gk sih neng, paling nanti mau ke tempat yg punya sawah ambil upah aja neng".

"Hmm... Pulangnya jam brp emg pak?", tanya Nesa.

"Palingan gk lama neng, kenapa ya?", tanya pak Paijo penasaran.

"Oh gk apa2 pak, ya kan Nesa mau beres2 rumah aja pak. Nanti Nesa masakin mau pak?"

"Eh beneran neng?", tanya pak Paijo tidak percaya. Bukannya marah atau minta mau pergi, Nesa malah menawarkan diri untuk mengurusi rumah dan memasak.

"Iya pak, anggap aja balas budi saya sudah dibantu bapak", kata Nesa sambil tersenyum.

Setelah sarapan, pak Paijo pun berangkat ke rumah pak Sukro yg merupakan pemilik sawah yang dia kerjakan tempo hari. Dia agak lega karena setidaknya bidadari cantik itu tidak pergi dr rumahnya, ataupun marah oleh kejadian td subuh.

Di dalam rumah, Nesa pun mulai membereskan rumah seperti janjinya tadi, dan mulai masak saat sudah menjelang siang. Untungnya dia sempat belajar masak, meski tidaklah sangat lezat, tp cukup enak menurut yg makan. Tp balas budi yg ada dipikiran Nesa bukanlah hanya dengan beres2 ataupun masakan, tp hal lain.

Nesa memang bukanlah perempuan gampangan, tapi dia juga bukan perempuan yg polos. Nesa hanya bisa berharap semoga pak Paijo memang tetaplah pria yang baik dan tidak akan memanfaatkan Nesa.

Nesa mendapat ide ini dari video2 porno yg pernah ditonton, dan dari cerita temannya yg juga pernah melakukan hal ini dengan pacarnya. Nesa menutup jendela dan tirai rumah sehingga tidak ada yg bs melihat isi rumah dr luar rumah. Memang rumah ini agak jauh dr rumah2 lain dan dikelilingi pepohonan yg rindang dan semak2 yg menutupi rumah ini dr jalan kalau tidak terlalu memperhatikan, tapi tetap saja Nesa malu kalau ada yg lihat.

Nesa mulai membuka semua pakaiannya, dan telanjang bulat. "Hihi, rasanya geli juga telanjang di rumah", kata Nesa. Memang baru sekali ini dia telanjang bulat selain di kamar ataupun di kamar mandi. Seluruh tubuhnya terasa menggelitik saat merasakan hembusan angin secara langsung di ruang depan ini.

Tak berapa lama, pak Paijo pun hampir mencapai rumahnya. Dia bersyukur pak Sukro ada dirumah dan lgsg memberinya upah untuk menggarap lahannya, dan juga meminta bantuannya lg untuk nantinya menanam dan mengolah sawah itu.

Gadis Pembawa Kebahagiaan (Old Young Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang