Ini sudah biasa

101 18 18
                                    

Clock... Clock... Clock.

Hening sunyi tidak ada suara apapun yang terdengar kecuali dentuman jam dinding, yang memecahkan kesunyian malam. Terlihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Apa Yibo makan malam di luar lagi?"

Terlihat seseorang memiliki tahi lalat dibawah bibir dengan mimik murung tapi masih bisa tersenyum.

"Sepertinya ini tidak akan dimakan."

Sambil menghela nafas pasrah pria manis itu memandangi hidangan makan malam yang di buat beberapa jam yang lalu. Salahnya juga sih, padahal dia sudah tau kalo suaminya tidak akan pernah makan malam dengannya walaupun itu makan malam untuk merayakan ulang tahun suaminya sendiri.

"Zhan kau harus menunggu ingat suamimu kan kerja wajar jam segini belum pulang."

Berusaha menyembunyikan kesedihannya tapi itu mustahil, sudah tiga tahun mereka menikah tapi Yibo tidak pernah menjamah tubuhnya, berbeda saat mereka masih pendekatan. Pria yang berstatus suaminya sangat romantis bahkan tidak sungkan-sungkan menyatakan perasaan di depan kamera.

Mengingat pasangan sesama jenis di negaranya sangat ditentang pemerintah, tapi suaminya dulu tidak perduli, bahkan sering mengirim hadiah hadiah dengan harga fantastik.

Suaminya dulu sebelum menikah sangat manis dia bahkan sering ngambek kalo melihat Zhan punya adegan ciuman dengan lawan main.

Tapi semua itu berubah tepat saat honeymoon, sifat Yibo berubah drastis, bahkan laki-laki itu menuntut dirinya untuk berhenti di dunia hiburan, tidak boleh memakai skincare, tidak boleh keluar rumah tanpanya sampai membatasi uang belanja.

Awalnya Xiao Zhan berfikir kalo Yibo suaminya posesif tapi setelah beberapa bulan sampai dia mendapat kdrt Zhan faham bahwa ini bukan posesif.

Ternyata hanya dia yang mencintai sementara suaminya tidak ada rasa kepada dirinya.

Brak...!!!

"XIAO ZHAN...!"

Suara bariton terdengar dipenjuru rumah, sang pemilik nama segera menghampirinya.

"Sayang kau sudah pulang ayo kita potong kue."

Sambil tersenyum Xiao Zhan melepas jas suaminya tak lupa membantu melepaskan sepatu, tapi saat tangan itu menyentuh sepatu sang suami, Xiao Zhan langsung tersungkur.

"Ouch akh..."

Wang Yibo menatap wajahnya penuh amarah, malam ini seperti malam-malam biasa Zhan hanya bisa bertanya-tanya apa sebenarnya kesalahannya.

"Kau..."

Blam... Blam... Blam.

"Sayang hentikan apa salahku."

Xiao Zhan hanya bisa menutup wajahnya dengan kedua tangannya, sejujurnya dari awal suaminya pulang dia sudah merasa tidak enak terlebih Zhan mencium bau alkohol.

Zhan sangat membenci bau itu, karena setiap kali Yibo pulang dengan bau alkohol Yibo akan meracau tidak jelas, tapi bukan itu masalahnya. Yang jadi masalah suaminya tidak segan-segan melukainya.

"KAU MEMBUAT KU MUAK, KAU SENANGKAN AKU SELALU DIBELAKANG MU."

Yibo memukul istrinya tanpa henti dia mentulikan pendengarannya dan juga menutup mata seakan dirinya buta tidak melihat Zhan sudah bersujud minta ampun.

Ini tidak mungkin terjadi kalo saja dia tidak berada di bayang-bayang sosok istrinya.

"KENAPA KAU SELALU SAJA UNGGUL PADAHAL AKU SUDAH MENYURUHMU BERHENTI."

Asmaraluka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang