Kau Aku Apa Dia

28 4 9
                                    

Satu bulan? Ya satu bulan lamanya Xiao Zhan dirawat dia harus melakukan cuci darah dua hari sekali, sampai akhirnya menjadi satu Minggu sekali, setiap hari tubuhnya harus disuntik.

Sakit, tentu tapi dia harus berjuang demi Yibo dan kedua orangtuanya, sikap Yibo sekaranglah penyemangat hidup Zhan.

Meskipun Yibo juga berubah setelah dia mengucapkan kata 'maaf dan terimakasih.' Zhan sadar Yibo tak selembut pertama kali dia berada di rumah sakit.

Namun itu sudah cukup suaminya juga tak sedingin yang dulu, Yibo memperhatikan Zhan dia datang walau hanya sekedar menanyakan kabar, membantu minum obat membeli apa yang diinginkan Zhan.

Dan sesekali tidur di sampingnya, setiap mau pergi ataupun baru sampai Yibo juga mencium Zhan.

Hanya ciuman biasa tidak ada lumatan begitu saja sudah cukup bagi Zhan, perilaku Yibo lebih dari cukup dia bahagia suaminya mau menemani dan merawatnya, mengingat sekarang Yibo sibuk dengan jadwal syuting.

Tapi disinilah masalahnya Yibo hanya ada waktu malam sampai pagi siang pria itu tidak ada kabar, dia hanya memberi pesan untuk Zhan agar tidak telat minum obat, pesan lewat perawat.

Dan karena kesibukan itu pria bermarga Wang tidak tau penyakit apa yang Zhan derita, entah tidak tau atau tidak mau tau. Yibo berfikir positif Zhan lama tidak keluar dari rumah sakit akibat luka operasi yang belum sembuh.

Padahal kenyataannya tidak, Zhan mengidap kanker darah akibat minum obat obatan, dia tidak tau obat yang selama ini dia minum ternyata penyebab kematiannya sendiri.

Niat hati mengurangi sakit, malah dia terjun ke kematian. Mungkin saja benar sesuai niat tapi salah konsep, mengurangi rasa sakit bukan berarti tidur selamanya.

Ada penyesalan tapi juga rasa syukur, Zhan menyesal telah memperpendek umurnya tapi dia bersyukur Yibo menjadi perhatian, setidaknya dia memiliki kenangan indah di sisa hidup.

"Tuan Zhan apa ada yakin ingin pulang sekarang?" Tanya dokter khawatir pasalnya pasiennya ini belum sepenuhnya sembuh.

Ibarat kata pengobatan yang kemarin dia lakukan itu hanya sekedar melangkah keluar rumah. Masih panjang untuk sampai ke tujuan, karena itu dokter khawatir pasiennya ini bisa drop sewaktu-waktu.

"Tenang Dok saya hanya perlu kontrol dan cuci darah satu Minggu sekali kan, setelah semua beres luka punggung saya sembuh maka selanjutnya saya harus di kemoterapi."

Ucap Zhan lirih, untuk cuci darah dan Kemoterapi bagi Zhan tidak masalah tapi masalahnya setelah itu masih ada lagi.

"Tuan Zhan juga tidak boleh terlalu stres atau pun banyak pikiran, anda tau kan apa yang akan terjadi?"

Tok...!! Tok...!!

Zhan mengangguk, tak lama suara pintu diketuk.

"Gege."

Terlihat wajah imut menatap dirinya dengan tatapan eyes cat.

"Lusi maaf mengganggu lagi."

"Tidak masalah Ge lagian kan Lusi cuma jemput Gege tanpa membawa barang Gege."

Zhan tertawa renyah mau gimanapun juga omongan Lusi memang benar, Lusi Hanya menjemputnya untuk barang Zhan menyuruh orang, ya tentu saja dibayar.

"Lusi nanti kita berhenti di salon ya Gege ingin perawatan lagi."

"BAIK BOS."

Lusi senang kalo diingat ingat mereka pergi salon bareng itu sudah tuju tahun yang lalu, itu pun karena mereka satu series.

"Gege sebelum ke salon kita makan dulu ya."

Mendengar kata makan Zhan tertawa girang, ingat dia sudah di penjara dalam hotel bernuansa putih dengan pelayanan dua puluh empat jam, plus makan tiga kali sehari yang rasanya tidak bisa di telan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asmaraluka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang