Permainan takdir

81 10 20
                                    

"Ouch..."

Disini sekarang di ruangan serba putih dengan berbagai jarum selang dan juga bau obat sebagai pengharum ruangan.

"Kepalaku."

Zhan memegang kepala yang sangat sakit, kepalanya berdenyut denyut. Kalo dikasih pilihan Zhan ingi melepas kepalanya, itupun kalo bisa membuat dia tidak sakit lagi.

"Tuan Zhan."

Seseorang memakai jas putih tidak lain tidak bukan seorang dokter, masuk bersama dua orang yang bisa disebut perawat.

"Dok kenapa saya bisa berada disini?"

"Suami ada yang membawa anda dengan cemas."

"Cemas?"

"Iya tuan Zhan, anda sangat beruntung jika suami ada telat sedikit mungkin ada sekarang sudah tidak sadarkan diri."

"Maksud dokter mati?"

Dokter tertawa geli melihat kepolosan pasiennya ini, mantan actor ternyata polos dan sangat imut sesuai rumor.

"Tidak sadarkan diri bukan berarti mati tuan Zhan."

"Terus apa koma atau kritis?"

Zhan manyun dia benci di rumah sakit baunya tidak enak, dia lebih suka tinggal di rumah.

"Tuan Zhan ada hal penting yang ingin saya sampaikan."

"Katakan dok."

"Tapi bukankah sebaiknya kita menunggu tuan Wang."

Zhan tersenyum sendu, menunggu Wang Yibo sampai ayam jantan melahirkan anak kuda pun Yibo tidak akan datang. Naif kalo Yibo datang dia udah mau ngantar Zhan ke rumah sakit saja termasuk keajaiban dunia, perlu masuk buku sejarah ini pokoknya.

Ah mungkin Yibo takut Zhan mati dirumah terus jadi hantu, yang menghantui mereka. Kemungkinan yah terburuk rumah mereka jadi angker dan Zhan jadi hantu mirip yiling louze sesuai karakter peran yang pernah dia mainkan.

Atau Yibo melalukan ini gara-gara menjaga image dihadapan penggemar, seperti hal biasa lainya yang hanya kepalsuan.

Mungkin dia menghindari berita kematian istrinya jadi daripada Zhan mati di rumah mending mati di rumah sakit. Biar terlihat sedikit kalo dia adalah support sistem yang baik untuk Zhan.

"Tuan, tuan Zhan."

Zhan melamun memikirkan alasan apa? Yang membuat Yibo membawanya ke rumah sakit.

"ASURANSI KESEHATAN."

wajah bingung kini berubah menjadi jengkel, ya Zhan yakin Yibo pasti melakukan itu karena uang asuransi kesehatan, dengan begitu dia tidak perlu memberi uang bulanan.

"Tidak ada asuransi kesehatan tuan Zhan."

"Eh eheee..."

Sambil tersenyum dokter memberi surat yang berisi hasil lab kemarin.

Disini dokter memberi penguat dan motifasi untuk hidup, dia juga menambahi kata kata penguat agar pasiennya itu tetap semangat.

"Jangan mati sebelum kau melakukan apapun yang ingin kau lakukan."

Setelah mengatakan itu dokter mengusap Surai Zhan tak lupa dia juga berkata kalo besok kedepannya Zhan harus rutin kontol.

"Baik pak."

Tak mau banyak pikiran Zhan tidak langsung membuka hasil labnya, dia justru ingin menelpon suaminya terlebih dahulu kalo sekarang dia sudah sadar, setidaknya dia tetap menjadi istri yang baik.

"Sial aku kan tidak punya handphone."

Zhan kesal bagaimana dia mengabari pihak keluarga atau suaminya kalo handphone saja tidak punya.

Asmaraluka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang