Epilog

98 14 3
                                    

Happy Reading💐

Seperti segala sesuatu kini telah kembali pada porsinya. Setelah hari-hari yang dipenuhi ketegangan dan rasa hampa, kini candaan kembali memenuhi setiap sudut kastil. Tawa ringan Bentely yang berhasil memancing emosi Halfoy kembali terdengar, membuat ruangan dipenuhi suara gelak tawa dan sesekali omelan Halfoy yang berusaha menahan diri untuk tidak melempar apapun ke arah kembarannya itu.

Sementara itu, Theodore terlihat lebih cerah dari biasanya. Wajahnya penuh dengan senyuman yang seakan tak bisa hilang. Pagi ini, setiap orang yang ia temui tak luput dari sapaan ramahnya. Bahkan, mungkin jika nyamuk-nyamuk di kamarnya bisa berbicara, mereka juga akan disapanya dengan penuh ceria. Tak ada lagi ketegangan. Ia benar-benar tampak seperti seseorang yang sedang berbunga-bunga.

Di sisi lain, Savior kembali pada kebiasaan lamanya, menjadi penyusup di kamar Caspian. Entah kenapa, laki-laki itu sering kali muncul di kamar Caspian, ikut tidur di ranjangnya, seolah kamarnya sendiri tidak cukup nyaman. Pernah di suatu malam, Caspian diam-diam pindah ke kamar Savior ketika laki-laki memilih tidur di kamarnya. Namun, pagi harinya yang ia dapati justru Savior yang sudah berada di sampingnya. Caspian yang awalnya biasa saja kini mulai menimbang untuk menukar kamar dengan Savior. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, mungkin lebih baik mereka saling bertukar kamar secara permanen.

Pagi itu, selesai sarapan, Bentely kembali berseru, secara tiba-tiba mengajak semua orang pergi memancing di sungai. Antusiasnya langsung ditolak Theodore. Tentu saja. Theodore sudah memiliki pengalaman memancing dengan laki-laki itu sebelumnya. Hasilnya sia-sia, atau mungkin hanya Bentely saja yang gampang menyerah karena laki-laki itu segera kehilangan semangat dan mengajaknya pulang tanpa mendapat hasil apa-apa.

Theodore tidak ingin mengulang hal yang sama, jadi ia memutuskan untuk mengajak Halfoy pergi ke peternakan Paman Barka saja. Tentu Halfoy menyetujuinya karena ia juga ingin bermain dengan Percival. Usia hanyalah angka, itu tentu saja, karena meskipun sudah menginjak dewasa, Halfoy tetap memiliki semangat seperti anak kecil setiap kali diajak bermain.

Hanya ada dua pilihan, Caspian atau Savior. Savior, seperti yang sudah diduga, menolak ajakan itu mentah-mentah. Ia lebih memilih menghabiskan waktu di ruang keluarga, menyendiri dengan komik yang entah sudah berapa kali ia baca ulang, dengan kacamata bertengger di hidungnya. Terkadang Bentely ingin bertanya, apakah Savior tidak bosan membaca cerita berulang kali dengan ending yang sama? Tapi, pernah ia bertanya dan jawaban Savior hanyalah, “Terkadang, ada beberapa bagian yang baru kita pahami setelah membacanya ulang. Atau terkadang, ada sesuatu yang kita lewatkan begitu saja tanpa tahu bahwa itulah yang berdampak pada ending yang tertulis.”

Jawaban itu terdengar puitis, tapi Bentely tak pernah benar-benar peduli soal itu. Pilihan terakhir jatuh pada Caspian. Ya, pada akhirnya tetap laki-laki itu yang selalu bisa diandalkan untuk memenuhi keinginan-keinginannya yang terkadang membuat orang lain bingung.

Tidak perlu khawatir, Caspian sudah bisa beraktivitas lebih sekarang. Ia juga sudah melepas perbannya, hanya tinggal bekas di perutnya yang memang tidak akan hilang.

Dan begitulah, dengan pakaian santai dan kail di tangan, Bentely dan Caspian berjalan menuju sungai di dekat kastil. Dua pangeran dari Kastil Archilles—dengan segala kemewahan yang mereka miliki—kini terlihat seperti dua orang biasa yang sedang menikmati waktu luang dengan memancing. Mereka duduk di tepi sungai, membiarkan angin sepoi-sepoi dan suara gemericik air mengisi keheningan di antara mereka.

Hanya pangeran dari Kastil Archilles yang bisa kalian temui di sungai, tengah memancing. Sekali lagi, hanya para pangeran dari Kastil Archilles!

“Aku pernah memancing dengan Theodore sebelumnya, bersama Paman Baska juga,” Bentely memulai obrolan ketika mereka masih menunggu kail mereka dimakan ikan. Udara sejuk dan angin yang berhembus lembut dari sungai membuat suasana pagi itu terasa damai.

𝐀𝐫𝐫𝐨𝐰 𝐨𝐟 𝐕𝐞𝐧𝐠𝐞𝐚𝐧𝐜𝐞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang