Sembilan Belas

408 108 16
                                    

Seulgi benar-benar menuruti keinginan Irene. Hampir mau 2 bulan lebih setelah terakhir pertemuan mereka, Seulgi tidak menghubungi Irene biasanya Seulgi akan tetap menanyakan kabar atau pun memberikan kabar pada Irene tapi kali ini dia benar-benar melakukan apa yang Irene mau.

Tidak menghubungi nya, Seulgi lakukan.

Bahkan dia pun berusaha untuk tidak penasaran dengan kegiatan Irene, setiap Irene update di social media, Seulgi berusaha keras untuk mengabaikan hal tersebut walaupun rasa penasaran nya lebih besar

2 minggu dari kejadian tersebut, Seulgi memberanikan diri untuk datang ke rumah Irene, tentunya Irene tidak berada di rumah, Seulgi hanya berniat bertemu dengan Om Handoko.

Seulgi menjelaskan kepada Om Handoko bahwa menurutnya Irene tidak lagi memerlukan tutor dia, karena Irene sudah paham dengan semua mata kuliah di semester ini.

Itu hanya alasan saja, sebenernya Seulgi hanya ingin menghindar dari Irene.

Om Handoko keherenan karena Seulgi juga izin untuk tidak lagi tinggal di kost-an yang Om Handoko berikan sebagai fasilitas selama Seulgi tinggal di Jakarta

Semakin heran, ketika Seulgi mengatakan untuk menarik semua beasiswa yang Om Handoko berikan padanya, jelas permintaan tersebut langsung ditolak.

Om Handoko tidak membiarkan itu terjadi, dia akan tetap membiayai Seulgi sampai Seulgi lulus, itu adalah amanat Almarhumah Istrinya.

Seulgi hanya bisa menghela nafas karena dia pun tau usahanya pasti tidak akan berhasil, tapi Seulgi benar-benar sudah merasa malu sama Irene.

Om Handoko memicingkan matanya, mengamati Seulgi yang terlihat sangat gusar
"Kalo untuk beasiswa Om gak bisa tarik itu semua Seulgi, tapi kalo untuk pindah kost-an karena alasan mencari kost-an di dekat tempat kerja, Om akan perbolehkan tapi Om yang memilih kost-an nya ya? Bagaimana?'

Itu mah sama aja, Seulgi kepengen banget ngomong gitu tapi yang dia lakuin cuman ngelambain kedua tangannya sambil sedikit menunduk "Gak apa-apa Om biar saya yang cari sendiri, saya gak enak sama Om udah terlalu banyak ngerepotin."

"Loh? Ya enggak lah Seulgi," Om Handoko menggeleng gak setuju "Nanti biar kita cari apartment aja ya kamu jangan tinggal di kost-an lagi, biar Om yang urus itu semua."

"Jangan Om saya beneran gak enak." Seulgi berdehem sebentar "Saya berusaha sebisa mungkin untuk gak ngerepotin Om Handoko dan Irene mengingat Om udah banyak bantu saya, jadi menurut saya sudah cukup Om bahkan berkat Om saya bisa melanjutkan pendidikan saya di tempat yang lebih bagus"

"Seulgi" Dengan nada lembut dan raut wajah yanh serius Om Handoko menjelaskan "Saya merasa gak direpotin, malah saya seneng berasa punya dua anak, Seulgi jangan bilang kaya gitu lagi ya karena faktanya Om tidak merasa keberatan, Om malah kagum sama kamu yang mandiri."

"Pokoknya lusa kamu udah bisa pindahan, nanti besok Om cari tempatnya ya, Seulgi gak usah mikir kaya gitu lagi ya, dan kalo bisa Om maunnya Seulgi gak usah kerja lebih baik fokus sama masa perkuliahan ya, semua kebutuhan Seulgi biar Om yang ngurus."

Seulgi beneran makin gak enak mengingat Om Handoko yang baik banget sama dia

Dia dengan sungkan menolak "Tapi Om-"

Om Handoko langsung memotong ucapan Seulgi "Seulgi Om laper nih, kita makan yuk, kamu belum makan kan ya?" Ajaknya sambil tersenyum lebar dan tulus

Mereka berjalan kearah meja makan, Seulgi mengikuti dari belakang

"Duduk dulu ya Seulgi, kita makan dulu" Titahnya

Seulgi mengangguk dan tersenyum sembari menarik kursi

Tutor - SRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang