35. LAVENDER 🦣

771 100 56
                                    

[LAVENDER]

▪️▪️▪️

"Ini.." lirihan itu terdengar bersamaan dengan sodoran kotak sedang di hadapan Gema.

"Apa?"

"Heumm .. walau sudah sangat terlambat, tapi selamat ulang tahun Abang Gema" ucap Awan sembari menunjukkan senyuman lebarnya.

Gema langsung ikut tersenyum, melihat bagaimana bahagianya sang adik.

"Terima kasih.." sahut Gema yang terus fokus memperhatikan adiknya.

"Ayo dibuka, Abang"

Gema pun membuka kotak hadiah dari sang adik, keningnya sedikit berkerut melihatnya. Tidak, bukan karena tidak suka, bahkan ia sangat menyukai hadiah dari adiknya, namun apa maksud hadiah ini?

"Banyak yang bilang kalo lavender itu bunga yang melambangkan ketenangan dan kedamaian. Sama seperti Abang, jika Awan di dekat Abang Awan selalu merasa tenang dan aman, Awan tidak takut apapun selagi Abang di sisi Awan. Dan Awan juga ingin sebagaimana makna ketenangan yang menjadi arti dari lavender, Abang juga dapat merasakan ketenangan dan kenyamanan jika melihat hadiah dari Awan" jelas Awan maksud dari hadiahnya yang berupa lego berbentuk bunga lavender, karena ia melihat kebingungan yang tercipta dari wajah sang kakak.

Gema langsung tersenyum sesaat mendengar penjelasan sang adik.

"Hihi .. ucapan Awan berbelit-belit ya, Abang, maaf ya padahal Awan sudah mempersiapkannya sebaik mungkin, Awan catat juga" Awan mengeluarkan selembar kertas lusuh dari saku celananya. Kertas itu berisi kalimat yang Awan ucapkan tadi.

"Seharusnya Awan jadikan surat kecil saja ya, daripada diucapkan sendiri kan jadi tidak sesuai" gerutu Awan yang menyadari ucapannya tadi ada yang tidak sesuai dengan apa yang sudah ia tulis dan persiapkan.

Gema semakin tertawa dibuatnya, bukankah adiknya ini begitu lucu dan menggemaskan. Tanpa mengucapkan apapun, Gema langsung menarik Awan ke dalam pelukannya. Rasanya ia sangat bersyukur memiliki adik semanis dan selucu Awan. Apapun yang Awan lakukan adalah kebahagiaan untuknya.

"Sepertinya jika hidupmu jauh dari lego akan runtuh seketika ya" gumam Gema sembari terkekeh kecil, karena seingatnya setiap kali ia ulang tahun, lego akan menjadi hadiah untuknya.

"Heum .. kenapa emangnya, Abang bosan ya? Atau seharusnya Awan berikan uang saja agar Abang bisa membeli hadiah sendiri?" Sontak saja Awan merasa bersalah karena berpikir jika kakaknya tidak menyukai hadiahnya.

Tak lama, Gema melepaskan pelukannya. Ia dapat melihat jika sang adik menunduk dengan raut yang tak secerah tadi. Hal itu membuat Gema tersenyum tipis, mungkin adiknya ini bersedih karena merasa salah memberinya hadiah.

"Ayo senyum, kenapa cemberut?" Ucap Gema mengusap pelan pipi gempal Awan.

"Abang tidak suka hadiahnya" cicit Awan.

"Siapa yang mengatakan itu, bahkan jika Awan berikan Abang batu kerikil pun Abang tetap suka"

"Kenapa?" Tanya Awan walau masih menunduk.

"Karena Abang lebih menyukai orang yang memberikannya"

Awan langsung mengangkat wajahnya setelah mendengar ucapan sang kakak.

CASUARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang