happy reading!
****
Sinar mentari pagi perlahan menyelinap melalui celah-celah tirai, membentuk corak keemasan di atas lantai berwarna putih. Aya menguap, mengambil handphone-nya yang tergeletak di atas meja.
"Hm, jam berapa, ya?" gumamnya, sambil mengucek mata. Di layar handphone-nya, tertera pukul 07.30 pagi. Anehnya, ia masih merasakan sisa-sisa kelelahan setelah live TikTok semalam. Ia juga masih ingat jelas bagaimana pemuda yang baru ia tau lebih mudah darinya itu, dengan berani meminta nomor ponselnya.
Tanpa sadar, Aya tersenyum kecil, Sebelum akhirnya
bangkit dari tempat tidur. Kakinya melangkah ke arah jendela, menarik tirai lebar-lebar, dan membiarkan mentari pagi menerangi seluruh ruangan. Aya menarik napas dalam-dalam, menikmati udara pagi yang membuat tubuhnya terasa lebih ringan."Yuka...kenapa aku segampang itu ya, percaya sama dia? padahal kita baru aja kenal şemalam. Tapi, anaknya lucu sih, baik juga. Rasanya agak jahat kalau aku mikir negatif soal dia, di tambah masih muda.." gumam Aya.
Asik bergumam, Ia tiba-tiba dikagetkan dengan suara dering ponselnya yang berbunyi nyaring di atas nakas. Siapa yang menelpon sepagi ini? batinnya, sembari berjalan mendekat.
"Yuka?" beo Aya begitu melihat nama yang tertera di layar ponselnya. "kenapa dia nelpon sepagi ini?" lanjutnya bingung, sambil menggeser tombol hijau ke atas untuk menjawabnya.
"Hal–"
"Morning.."
Aya mengedip kaget. Ucapannya bahkan belum sampai, tapi sudah di serobot dengan sapaan simpel dari Yuka di sana.
"Morning too. kamu baru bangun ya?" tanya Aya. Ia menyadari suara Yuka yang serak.
"iya. Terus langsung nelpon kamu," jawabnya.
"Oh gitu, kenapa? ada apa?" tanya Aya lagi. wanita itu meletakkan ponselnya di atas nakas, lalu bergerak merapikan kasur miliknya yang berantakan.
"Gapapa, mau nelpon aja, ngabarin kalo udah bangun."
Aya tertawa. "Kamu buaya beneran ya? omongan kamu persis banget sama buaya-buaya di tiktok, takut."
Suara tawa Yuka terdengar merdu di telinga Aya. Sepertinya pemuda itu suka bergurau seperti ini. Ia harus hati-hati, jangan sampai salah mengartikan.
"Oh iya, kamu beneran mau nyusul ke Bromo nanti?" tanya Aya mengalihkan topik.
"Iya, kan kemarin udah bilang di chat, abis live."
"Tapi naik mobil? berapa jam dari jakarta?" Aya kembali bersuara sembari duduk di kasurnya, menunggu jawaban Yuka.
"Sekitar 12 jam atau 10 jam gitu, kalo gak salah,"
"Lama banget. Gak capek duduk di mobil selama itu? gak mau naik pesawat aja?" kaget Aya. 12 jam itu lama, mereka juga baru saling kenal bukan? menurutnya tidak perlu sampai memilih pilihan sulit sementara ada yang lebih mudah.
"Ya gapapa. Apasih yang gak buat kamu?"
Aya berdecak. "Aku serius. 12 jam itu lama loh, naik pesawat aja, biar gak capek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan semesta
Teen Fiction[UPDATE SETIAP HARI RABU DAN MINGGU] Alya Arunika Balqis, wanita lembut yang selalu gagal dalam percintaan hingga menimbulkan trauma tersendiri, di pertemukan dengan sosok Yuka Refandra Azka, laki-laki yang lebih muda darinya, namun mampu menyalurka...