02

795 101 16
                                    

Kamar Rawat Inap di rumah sakit tempat Shani dirawat sudah dipersiapkan dengan baik. Gracio memilih ruangan VVIP untuk memastikan kenyamanan istrinya yang sekarang sudah memasuki bulan ke-9 kehamilan. Suasana di dalam ruangan terasa hangat, meski ada sedikit ketegangan menunggu momen yang akan segera tiba.

Hari Perkiraan Lahir (HPL) sudah disampaikan oleh dokter beberapa hari sebelumnya, dan semua orang sudah siap menantikan kelahiran buah hati pertama mereka.

Di salah satu sudut ruangan, Shani duduk bersandar di tempat tidur rumah sakit yang nyaman, tangannya dengan lembut mengelus perut besarnya. Sementara Gracio berdiri di sebelahnya, sesekali membantu membetulkan bantal atau memberikan air minum. Saat ini, ruangan tersebut dipenuhi oleh orang-orang terkasih mereka-orang tua Shani, Veranda dan Keynal, serta orang tua Gracio, Shanju dan Saktia. Kehadiran mereka semakin menghidupkan suasana, membawa semangat dan dukungan yang sangat dibutuhkan oleh Shani dan Gracio.

"Jadi, dokter bilang dua hari lagi ya, Shani?" tanya Veranda, ibu Shani, dengan penuh antusias sambil menatap perut besar putrinya. Matanya berbinar penuh harap.

Shani mengangguk pelan, sambil tersenyum. "Iya, Ma. Dokter bilang HPL-nya sekitar dua hari lagi. Tapi, katanya bisa juga lebih cepat atau sedikit terlambat, tergantung kondisinya nanti." Suaranya tenang meski jelas ada perasaan campur aduk menunggu momen yang sudah semakin dekat itu.

Keynal, ayah Shani, menepuk pelan bahu istrinya. "Kita doakan aja semuanya lancar. Nggak perlu khawatir, Nak. Mama dan Papa di sini, dan tentu Gracio juga pasti siap, kan?" ucap Keynal sambil melirik ke arah menantunya, yang segera mengangguk dengan senyum percaya diri.

"Tentu, Pa. Aku selalu di sini buat Shani, nggak bakal ninggalin dia," jawab Gracio dengan yakin.

Sementara itu, ibu Gracio, Shanju, menatap Shani dengan penuh kasih. "Kamu sehat-sehat, ya, Sayang. Dua hari lagi... Wah, nggak terasa, sebentar lagi kita jadi nenek dan kakek," katanya sambil tersenyum, matanya berbinar.

"Iya, Ma," jawab Shani sambil tersenyum kecil. Sesekali, ia merasa ada gerakan dari dalam perutnya. "Dedek juga kayaknya nggak sabar nih. Tendangannya makin kencang beberapa hari ini."

Saktia, ayah Gracio, yang duduk di sebelah Shanju, menimpali sambil tertawa pelan. "Tuh, dengerin... Udah nggak sabar kali ya, cucu kita ini pengen segera ketemu sama kakek neneknya."

Suasana menjadi semakin hangat dengan tawa kecil dan percakapan ringan di antara mereka. Namun, di balik obrolan ringan itu, ada rasa haru yang tak terbendung. Sebentar lagi, Shani dan Gracio akan menjalani babak baru dalam hidup mereka sebagai orang tua, dan dukungan dari kedua keluarga ini sangat berarti.

Veranda, yang masih penuh semangat memberikan nasihat, mendekat ke tempat tidur dan berbicara lembut kepada Shani. "Ingat ya, Nak, pas nanti lahiran kamu harus tetap tenang. Dengar apa kata dokter dan perawat. Jangan takut, semuanya akan baik-baik saja. Kamu udah kuat dari awal kehamilan sampai sekarang, jadi Mama yakin kamu bisa."

Shani mengangguk mendengarkan nasihat ibunya. "Iya, Ma. Aku bakal berusaha tenang. Tapi kadang, ya... jujur aja, aku sedikit deg-degan," katanya jujur.

"Deg-degan itu wajar, Sayang," tambah Shanju. "Yang penting kamu fokus sama prosesnya dan percaya sama tim medis yang nanganin."

Sementara percakapan antara para ibu dan Shani berlangsung, Saktia menarik Gracio sedikit ke samping, memberikan ruang agar para ibu bisa lebih bebas berbicara dengan Shani. Dengan suara pelan namun tegas, Saktia mulai memberikan beberapa nasihat kepada Gracio, yang tampak mendengarkan dengan serius.

"Gracio, jadi seorang ayah itu nggak mudah, tapi aku yakin kamu udah siap buat tanggung jawab ini," kata Saktia dengan nada bijak. "Selama kehamilan aja kamu udah nunjukkin kalau kamu sigap dan selalu ada buat Shani. Nah, setelah bayi lahir nanti, tugasmu akan makin bertambah. Kamu harus bisa bantu Shani ngurus bayi dan jangan sampai dia merasa sendirian."

The JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang