Coffee Shop

162 32 7
                                    

Yoongi pun kemudian mengulang kembali apa yg sudah dia dengar tadi soal Kazura.

"Mwo?!" Jin setengah menjerit.

"Baby, tenanglah," Namjoon mengusap punggung Jin, "jangan teriak seperti itu, sayang."

"Terkejut aku tuh, Joonie," ucap Jin sembari menurunkan intonasi suaranya, "aku ga nyangka segitu teganya Kazura dibelakang Jimin."

Kemudian Jin menatap Yoongi, "Apa loe berencana mau ngasih tau ke Jimin?"

Yoongi mengangguk, "pasti lah, Jin. Jimin harus tau kelakuan Kazura di belakangnya."

"Gw tau gimana perasaan loe sekarang, Yoon," sambung Jin, "tapi menurut gw, lebih baik loe urungkan niat loe untuk ngasih tau Jimin."

"Mwo?" sekarang gantian Yoongi yg berseru, "kok bisa gitu Jin? Loe tega liat sohib kita dikhianati begitu?"

"Bukan begitu, Yoon," ucap Jin, "loe dengerin gw dulu nee."

Yoongi mengatur nafasnya kembali dan menyesap minumannya.

"Maksudmu gimana, baby?" tanya Namjoon menatap Jin.

Jin menatap Namjoon dan kemudian kembali menatap Yoongi, "loe dengerin gw dulu, Yoon. Maksud gw begini, kalo loe langsung ngomong ke Jimin tentang apa yg barusan loe denger tentang Kazura, tanpa ada bukti dokumentasi yg mendukung loe, gw takutnya Jimin akan beranggapan loe ga suka sama Kazura dan mencoba merusak hubungan mereka. Loe kan tau, bagaimana bucinnya Jimin sama Kazura. Bukan ga mungkin Kazura akan melakukan pembelaan dan rasanya Jimin akan lebih mendengarkan Kazura dibandingkan elo, Yoon."

Yoongi terdiam mendengar ucapan Jin.

"Bukannya gw ga mau ngertiin gimana perasaan loe, Yoon," lanjut Jin, "gw sama Namjoon juga sama gemesnya seperti loe. Tapi lagi-lagi ini bukan ranah kita, Yoon. Ini sepenuhnya masalah pribadi Jimin dengan Kazura. Kita hanya bisa memberikan masukan dan saran kepada Jimin, itu pun ketika Jimin meminta pendapat kita. Selebihnya kita tidak bisa mengintervensi hubungan Jimin dan Kazura. Apa loe ngerti maksud gw, Yoon?"

Yoongi menatap Jin, nampak kesungguhna di mata Jin ketika mengatakan hal tersebut. Yoongi menghela nafasnya perlahan, "gw rasa loe bener, Jin."

"Gw cuma ga mau, ini akan menjadi bumerang untuk hubungan persahabatan loe dengan Jimin," sambung Jin kemudian, "gw ma Namjoon tau bagaimana cinta dan sayangnya elo ma Jimin. Kita tau, loe bakal lakukan apapun untuk menjaga Jimin agar tidak terluka lagi, dan lagi. Tapi Yoon, mungkin inilah skenario hidup yg harus Jimin hadapi dan jalani. Mungkin ini yg terbaik untuk Jimin. Kita tidak tau apa hikmah dibalik semua ini, tapi gw selalu yakin, setiap kejadian akan memberikan hikmah agar kita menjadi lebih baik lagi ke depannya. Karena kadang yg kita inginkan bukanlah yg kita butuhkan. Tuhan Maha Tahu, Yoon. Dia dengan segala Kuasa-Nya, pasti amat sangat tau yg terbaik untuk hamba-Nya. Tugas kita cuma satu, menerima takdir kita di dunia dan menjalaninya tanpa tapi. Karena gw yakin, setiap dari kita akan bahagia di waktu yg tepat dan dengan orang yg tepat."

"Jadi, Yoon, daripada loe ngomong ke Jimin, gw pikir lebih baik biar Jimin sendiri yg mengetahui pengkhianatan Kazura dibelakangnya." Ucap Jin menutup omongannya.

"Baby....." Namjoon nampak sangat terpukau mendengar ucapan Jin, "kamu membuatku makin mencintaimu, sayang."

"Jonnieeeee....." Jin malah berseru ke Namjoon dengan gemasnya, "please deeeh, simpan rayuan gombalmu itu, Mr. God of Destruction!"

Membuat Namjoon tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya.

Yoongi tersenyum melihat kelakuan dua sahabatnya yg selalu aja ga jelas, bentar-bentar mesra, bentar-bentar gelud. Sungguh membagongkan sekali, bukan?

The Purple of Us (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang