#1
Aku dan Istriku
"Hhuuuu... lelah sekali aku hari ini," ucap istriku, kemudian dia naik ke atas ranjang, duduk di sampingku.
Ia sudah seharian bekerja, ditambah lembur. Baru jam 8 malam tadi tiba di rumah.
"Banyak kerjaan ya sayang hari ini di kantor? pasti melelahkan," ucapku, sambil mengerjakan project di laptopku.
"Iya sayang, biasa akhir bulan, banyak dokumen administrasi yang harus diselesaikan," katanya.
"Sini aku pijitin sayang."
"Wah, perhatian banget suamiku. Pegel-pegel badanku ini sayang."
Istriku senang, aku mau memijatnya. Kutaruh laptopku di atas meja. Kuminta istriku duduk membelakangiku. Lalu mulailah kupijit pundaknya.
"Uhhh, enak sekali sayang," ucapnya. Aku terus memijatnya sambil mengobrol dengannya.
"Oh ya, besok mama akan ke sini sayang. Dia akan tinggal di sini beberapa hari. Karena papa ada kerjaan di luar kota," kata istriku.
"Besok ya?"
"Iya sayang, maaf tadi mama ngabari dadak, aku belum sempat bilang ke sayang," ucap istriku.
"Iya sayang, tidak apa-apa." Aku pun terus memijatnya.
"Sayang, kalau mama ada di sini, berarti kita tidak bisa bebas berhubungan badan dong. Gak enak nanti kedengaran mama kalau kita sedang begituan," ucapku.
"Iya sayang, sementara kalau ada mama, jangan begituan dulu ya," pinta istriku.
"Kalau gitu sekarang sayang, sebelum mama besok datang. Aku malam ini lagi pengen banget sayang. Sudah beberapa hari kita tidak begituan," pintaku.
"Aduh sayang, maaf ya, badanku lagi pegel-pegel, capek, jangan sekarang ya." Istriku menolak.
"Ayolah sayang, aku sudah tidak tahan ini." Aku benar-benar sudah sange, aku terus merayu istriku supaya dia mau.
"Sayang, minta pengertiannya ya. Aku capek." Istriku tetap menolak.
Istriku pun kemudian bersiap-siap untuk tidur. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia juga sudah memakai baju tidur sejak tadi.
"Aduh sayang, aku bener-bener lagi pengen. Pleasee...!" Aku masih berharap dia mau melayaniku malam ini.
"Aku benar-benar capek sayang, aku mau tidur dulu ya. Besok juga aku harus bangun pagi-pagi, berangkat pagi." ucapnya.
"Ya sudah sayang. Selamat tidur sayang." Kucium pipinya. Aku menyerah.
Aku pun kembali mengambil laptop dan lanjut mengerjakan project dari klienku.
Beberapa menit kemudian, kulihat istriku benar-benar sudah terlelap. Ia memang terlihat sangat kecapekan.
Istriku bernama Agnes, usianya 26 tahun. Sementara usiaku setahun di atasnya. Namaku Radit. Kami sudah menikah setahun yang lalu dan masih belum punya momongan.
Istriku bekerja di sebuah dealer motor sebagai admin sejak sebelum menikah denganku. Setelah menikah, ia kusuruh resign tapi tidak mau.
Aku sudah bilang, pendapatanku dari freelance sebagai programmer sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Karena klienku saat ini sudah banyak dari luar negeri.
Tapi Agnes tetap meminta untuk bekerja, katanya agar bisa punya pendapatan sendiri, agar cepat banyak tabungan kita. Aku pun tak bisa memaksanya lagi untuk berhenti bekerja.
Sekilas tentang istriku, dia tinggi dan langsing. Tubuhnya ideal, karena dia menjaga pola makannya dan rajin berolahraga di rumah. Wajahnya juga cantik, kulitnya putih.
Rambutnya berwarna hitam pekat, lurus, panjangnya sepunggung. Payudaranya berukuran sedang, juga dengan kedua pantantnya. Tidak terlalu besar, tapi bulat dan padat.
Sementara aku lebih tinggi sedikit dari Agnes. Kulitku sawo matang, pakai kacamata, mataku minus akibat kelamaan di depan layar laptop sejak masih kuliah.
Oh ya, aku mengenal Agnes sejak zaman kuliah. Meskipun beda fakultas, ami berjumpa pada sebuah acara. Berkenalan, pacaran, hingga menikah. ***