Mama Mertua Datang

5.4K 23 0
                                    


#2

Mama Mertua Datang


Kami tinggal di sebuah apartemen di Jakarta. Aku membeli apartemen ini sejak sebelum menikah dengan Agnes. Apartemen ini kubeli dari uang hasilku menjadi programer.

Malam ini mama mertua akan tiba di rumah. Ia naik kereta dari Bandung, lalu naik taksi online ke apartemen. Ia tak mau dijemput di terminal. Katanya, tak mau merepoti kami.

Agnes sudah ada di rumah. Ia pulang cepat, tidak lembur. Agar bisa menyambut kedatangan mama.

Sekitar pukul 7 malam, terdengar ada yang mengetuk pintu apartemenku. Aku dan Agnes langsung bergegas ke pintu, pasti itu mama yang datang.

Agnes membuka pintu. Ya, benar mama mertua yang datang. Agnes langsung memeluknya dengan erat. Mama membalas pelukan Agnes. Keduanya terlihat sama-sama kangen.

Setelah keduanya selesai berpelukan, aku bersalaman dengan mama mertuaku dan mencium tangannya. Kemudian meminta mama segera masuk, aku membantu membawa kopernya dan barang yang dibawanya.

Mama beberapa hari tinggal di sini, karena papa mertua yang bekerja di perusahaan BUMN ada tugas di luar kota. Jadi mama tidak mau sendirian. Ia minta menginap di sini.

Istriku adalah anak kedua. Sementara kakaknya cowok, juga sudah berkeluarga dan tinggal di Surabaya.

"Ayo ma masuk, kita langung makan. Mama pasti laper ya." Istriku langsung mengajak mama ke meja makan.

Kami pun bertiga ada di meja makan untuk menyantap makan malam.

"Ini aku sendiri yang masak semuanya ma. Aku sudah pintar masak," kata istriku.

"Oh ya?" jawab mama, lalu mulai mencicipi sayur.

"Tapi jarang masak ma, seringnya beli," godaku.

"Eh... eh... kata siapa, itu beli karena aku sudah capek, jadi malas mau masak." Istriku membela diri.

"Udah, udah, biasa itu," kata mamaku. Kami pun tertawa. Kemudian kami makan bersama sambil terus mengobrol.

"Lancar tadi perjalanannya ma?" tanyaku.

"Tentu lancar, kan mama naik kereta. Haha." Kami kembali tertawa atas celetukan mama yang lucu.

"Tapi dari stasiun ke sini, tadi lumayan macet. Mangkanya agak malam nyampe sini. Jakarta gitu ya, sudah padet, sering macet," kata mama.

"Iya ma, mangkanya ibukotanya akan dipindah ke IKN," jawab istriku.

"Nanti kita mau tinggal di IKN ma," godaku.

"Nggak mau," jawab istriku.

"Hahahaha...." Mama hanya tertawa mendengarnya.

Kami bertiga selesai makan.

"Enak sekali masakanmu Nes," kata mama.

"Tapi kayaknya enakan masakan mama," godaku.

"Eh, gitu ya, tidak menghargai masakan istri," ucap istriku.

"Kan gitu faktanya," jawabku, terus menggoda istriku.

"Udah, udah. Kalian ini kok suka berantem sih," kata mama. Lalu disusul gelak tawa kami bertiga.

"Ma, kalau mau tidur di kamar ini ya, sudah aku bersihkan," kata istriku, sambil menunjuk kamar di sebelah kami.

"Oh iya," jawab mamaku.

"Mama pasti capek abis perjalanan tadi. Mama istirahat aja, besok kita lanjut ngobrolnya. Aku juga mau tidur ma. Udah ngantuk," kata istriku.

"Iya, tapi mama mau mandi dulu. Gak enak badan, gerah, berkeringat," ucap mama.

Kasih Sayang Mama MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang