Happy Reading Yaaa! 📚😊
___•___Sebagai Ketua OSIS sekaligus penggerak utama pramuka di sekolah, Arka bertanggung jawab atas kelangsungan pelantikan anggota pramuka penegak bantara. Di tangan Arka, kegiatan pramuka yang sempat vakum sejak dua angkatan sebelumnya hidup kembali. Meskipun tanpa struktur kepengurusan tetap, Arka dengan semangat kepemimpinannya selalu mengawasi semua, mulai dari mengganti pembina hingga memastikan tidak ada kegiatan ekstrakurikuler yang padam, seperti yang terjadi pada ekskul bulu tangkis. Dan hari ini, giliran angkatan kelas 10, termasuk Rani dan Nadia, menjalani prosesi pelantikan yang telah dinanti.
Pagi hari itu, suasana lapangan sekolah penuh semangat. Setiap regu calon penegak sudah siap dengan perlengkapan pramuka mereka: ransel, tongkat, kompas, dan tali-tali sederhana. Sebelum memulai jelajah, setiap regu diberikan kesempatan untuk menampilkan yel-yel mereka. Yel-yel ini adalah tradisi yang membangkitkan semangat dan memperlihatkan kekompakan antaranggota regu.
"Regu Harimau, siapkan yel-yel kalian!" seru Arka, yang berdiri di depan lapangan, memimpin jalannya acara.
Dengan penuh semangat, regu Harimau mulai berteriak lantang, menyatukan suara mereka dalam nyanyian dan sorakan yang penuh energi. Diikuti regu-regu lainnya, yel-yel ini bukan hanya bentuk seremonial, tapi juga cerminan kerja sama yang akan diuji selama jelajah.
Setelah setiap regu menampilkan yel-yel mereka, dimulailah perjalanan jelajah. Arka memastikan bahwa setiap regu memiliki peta, kompas, dan arah yang jelas menuju pos pertama. Jalur yang mereka tempuh bukan hanya sekadar berjalan biasa, melainkan menuntut ketahanan fisik dan mental di medan yang bervariasi-melewati jalan kampung, semak-semak, dan hutan kecil di pinggiran kota.
👑
Di pos pertama, peserta diberikan tes materi umum kepramukaan. Mereka harus menjawab soal-soal tentang sejarah pramuka, kode kehormatan, dan dasar-dasar pengetahuan pramuka. Nadia tampak tenang, dengan cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pembina di pos ini. Rani sedikit lebih gugup, tapi ia berusaha mengikuti dengan baik, memperlihatkan usahanya untuk menjadi anggota pramuka yang baik.
Di pos kedua, mereka diuji kemampuan baris berbaris sambil memegang tongkat pramuka. Di bawah terik matahari, regu harus bisa melakukan gerakan yang sesuai instruksi. Barisan mereka harus rapi, gerakan harus selaras, dan konsentrasi tidak boleh buyar. Regu Nadia terlihat lebih solid dalam pos ini, sementara Rani dan regunya harus bekerja keras memperbaiki koordinasi di tengah-tengah latihan.
Di pos ketiga, para peserta diuji kemampuan mereka dalam mengenali berbagai aroma dan rasa. Mereka harus menebak bahan-bahan alami yang diberikan, seperti rempah-rempah, tanaman hutan, dan berbagai elemen yang biasa digunakan dalam kegiatan pramuka di alam terbuka. Ini adalah ujian yang menuntut ketelitian dan kepekaan. Regu Rani tampak lebih unggul dalam tantangan ini, dengan cepat bisa mengenali hampir semua aroma dan rasa yang diuji.
Tantangan berikutnya adalah menyusun tali-temali, sebuah keahlian dasar dalam pramuka. Di pos ini, peserta diminta membuat simpul-simpul yang kuat dan tepat guna. Arka, yang memeriksa pos ini, memastikan simpul-simpul yang dibuat sesuai standar. Regu Nadia dan Rani berhasil menyelesaikan tantangan ini dengan cukup baik.
Di pos kelima, setiap regu diminta memberikan simulasi pertolongan pertama untuk luka sederhana dan serius. Mereka harus mendemonstrasikan cara membalut luka, membuat tandu darurat, dan memberikan penanganan medis sementara. Regu Nadia menunjukkan ketelitian dan kerja sama yang baik, sementara Rani juga tampak lebih percaya diri dalam memberi instruksi kepada anggotanya.
Di pos terakhir, kemampuan menggunakan kompas diuji. Regu harus menavigasi rute dengan tepat, memastikan bahwa mereka dapat membaca peta dengan benar dan menentukan arah. Rani, yang awalnya ragu, menunjukkan keahliannya dalam membaca kompas dengan baik. Regunya berhasil menemukan jalur tercepat dan tiba di titik akhir lebih cepat dari beberapa regu lainnya.
👑
Setelah menyelesaikan seluruh pos, para peserta kembali ke lapangan sekolah, lelah tapi penuh semangat. Mereka diberi waktu untuk beristirahat sejenak sebelum upacara pelantikan dimulai. Sore itu, suasana di lapangan berubah menjadi khidmat. Beberapa staf sekolah, pembina OSIS, dan kesiswaan turut hadir dalam upacara. Inspektur upacara kali ini adalah Kepala Sekolah, sedangkan Arka bertugas sebagai pemimpin upacara, berdiri gagah di depan lapangan dengan seragam pramuka lengkap.
Dalam barisan, Nadia dan Rani berdiri tegak bersama regu mereka, siap menjalani prosesi yang akan menandai awal perjalanan mereka sebagai anggota penegak bantara.
"Kalian telah melewati ujian yang tidak mudah," suara Kepala Sekolah terdengar tegas, namun penuh hormat. "Kalian bukan hanya anggota pramuka, tapi harapan baru bagi sekolah ini. Dengan menjadi penegak bantara, kalian harus siap mengemban tanggung jawab lebih besar, menjaga nama baik pramuka, dan terus berjuang untuk kebersamaan."
Setelah amanat dari Kepala Sekolah, dilanjutkan dengan prosesi penyematan. Evolet hijau dengan logo tunas kelapa dan nama "Bantara" disematkan di seragam masing-masing peserta sebagai tanda resmi mereka telah dilantik. Upacara terasa semakin sakral ketika perwakilan siswa dari tiap regu maju ke depan. Mereka dibasahi dengan air kembang, sebuah tradisi dalam pelantikan yang melambangkan penyucian dan pembaruan diri.
Dengan kaki yang menyentuh tanah, tangan mereka mengepal di depan dada, dan kepala menunduk, mereka mengucapkan janji "Tri Satya" dengan lantang, suara mereka memenuhi udara sore yang sejuk:
"Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan ikut serta membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma."
Setiap kata yang diucapkan bergetar di hati mereka, mengukuhkan komitmen mereka sebagai anggota pramuka penegak bantara.
Setelah janji Tri Satya diucapkan, air kembang yang mengguyur kepala perwakilan siswa menjadi penanda akhir dari upacara yang sakral ini. Arka, yang mengawasi dengan serius, merasa lega melihat proses pelantikan berjalan lancar. Bagi Nadia, Rani, dan peserta lainnya, ini bukan hanya sebuah ritual, tapi awal dari perjalanan mereka sebagai pramuka yang bertanggung jawab dan berani.
Ketika upacara selesai dan matahari mulai terbenam, Arka berdiri sejenak di lapangan yang kosong. Pikirannya melayang, mengenang bagaimana ia menjaga kelangsungan pramuka hingga titik ini. Meski beban kepemimpinan berat di pundaknya, Arka selalu percaya, jika ia menyerah, maka banyak yang akan padam-bukan hanya ekstrakurikuler, tapi juga semangat kebersamaan yang telah ia bangun dengan susah payah.
Di balik senyumnya yang tipis, Arka merasa puas. Setidaknya, untuk hari ini, ia telah menorehkan jejak yang akan bertahan lama di hati mereka yang dilantik.
___
Bantu vote teman teman ☕
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, DAN 182 HARI YANG LALU (Sekuel Novel Kisah Tanpa Dirimu)
Teen FictionCOMING SOON!! 🔥