Bab 2 : Jejak Luka

8 5 0
                                    

Happy Reading Yaaa! 📚😊
___•___

Pagi itu, Arka berjalan menuju sekolah dengan perasaan yang tidak terlalu berat seperti biasanya. Sinar matahari pagi yang hangat menyambutnya ketika ia melangkah melewati gerbang sekolah. Suasana ramai para siswa yang bercengkrama tidak menarik perhatiannya, meskipun beberapa orang menyapanya, ia hanya menanggapi dengan anggukan singkat.

Langkah kakinya membawa dia menuju bangku taman di dekat pintu gerbang, tempat favoritnya sejak perpisahan dengan Nadia. Nadia, meskipun bukan bagian dari hidupnya lagi, meninggalkan luka yang masih terbuka. Arka tidak pernah menyesal memutuskan hubungannya dengan Nadia, bahkan dia merasa kebencian terhadap gadis itu semakin dalam. Nadia bukan hanya sekadar mantan pacar dari kelas 10, tapi juga seseorang yang membuatnya kecewa begitu dalam. Arka benci caranya Nadia mengkhianati kepercayaan yang ia berikan, mengkhianati perasaannya. Setiap kali memikirkan itu, rasa sakit muncul lagi seperti luka lama yang belum sembuh.

Namun, bukan hanya bayangan Nadia yang menghantuinya. Ada Laura, gadis yang pernah mengisi hidupnya dengan cinta yang tulus. Bersama Laura, ia pernah merasakan kebahagiaan yang sempurna, meski akhirnya semua itu kandas. Kenangan bersama Laura terasa seperti angin dingin yang menyusup di antara senyuman dan rasa sakit yang sama. Setiap sudut sekolah ini seolah membawa ingatannya kembali pada hari-hari indah bersama Laura, sebelum segalanya hancur berantakan.

"Kenapa semuanya harus berakhir seperti ini?" gumamnya, menatap kosong ke arah lapangan yang sudah ramai oleh siswa yang mulai melakukan aktivitas pagi.

Arka tahu dirinya tidak boleh terus tenggelam dalam masa lalu. Tapi, seperti jebakan, bayangan Nadia dan Laura saling bertumpuk dalam pikirannya, membuatnya sulit untuk sepenuhnya bebas dari rasa sakit yang mereka tinggalkan. Seperti pagi ini, ketika ia melihat beberapa teman sekelasnya mengobrol, ia mendengar nama baru disebut-sebut, Rani Santika. Arka menoleh sedikit, merasa penasaran.

"Anak baru kelas 10, Rani Santika," kata salah satu teman sekelasnya, tak menyadari Arka yang mendengarkan dari jauh.

Arka tidak mengenal nama itu. Namun, sesuatu tentang cara mereka berbicara mengenai gadis ini menarik perhatiannya. Apakah ini awal dari sesuatu yang baru, atau hanya godaan untuk mengalihkan perasaannya dari luka lama?

Saat jam istirahat tiba, Arka mencoba melupakan sejenak pikirannya dan bergabung dengan teman-teman untuk beristirahat. Tapi, di dalam dirinya, rasa ingin tahu tentang siswi baru itu masih ada. Siapa Rani Santika? Dan kenapa nama itu seolah menggema di benaknya?

Sore harinya, Arka duduk di bangku taman, seperti biasa. Namun kali ini pikirannya mulai bergerak ke arah lain. Mungkin pertemuan dengan orang baru bisa memberinya jalan keluar dari lingkaran rasa sakit yang selama ini membelenggunya. Dia tahu bahwa ada sesuatu yang perlu diubah dalam hidupnya, sesuatu yang bisa membuatnya bergerak maju.

Hari-hari selanjutnya, Arka mulai mendengar lebih banyak tentang Rani, meskipun ia belum pernah bertemu dengannya secara langsung. Entah kenapa, setiap kali nama Rani muncul, Arka merasa terdorong untuk mengenal lebih jauh. Ia belum bisa memastikan apakah ini hanya pelarian dari masa lalu atau memang ada sesuatu yang berbeda dari gadis ini.

Tapi satu hal yang pasti, bayang-bayang Nadia dan Laura masih ada di sana, membayangi setiap langkah yang ia ambil.

___
Bantu vote teman teman ☕

AKU, KAMU, DAN 182 HARI YANG LALU (Sekuel Novel Kisah Tanpa Dirimu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang